PENGELOLAAN TERNAK KAMBING DAN DOMBA


I.                  BANGSA KAMBING DAN DOMBA
A.    Pendahuluan
Kambing dan domba merupakan ruminansia kecil yang memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan di Indonesia sebagai sumber produk hewani yang diambil daging dan susunya. Beternak kambing dan domba memiliki berbagai keuntungan diantaranya adalah mudah beradaptasi dengan lingkungan, membutuhkan modal tidak terlalu besar, serta pemeliharaanya mudah.
Di Indonesia populasi kambing tercatat 17.847.197 ekor pada tahun 2016 dan meningkat menjadi 18.410.379 ekor pada tahun 2017 (Kementerian Pertanian, 2017). Populasi kambing berkembang salah satunya karena kambing sangat cocok dengan iklim di Indonesia. Kambing merupakan ternak yang licah dan gesit dan hasil dari domestikasi hewan liar. Pada awalnya kambing dimanfaatkan untuk diambil dagingnya dan diperah susunya. Penggolongan kambing didasarkan pada 4 cara yaitu berdasarkan asal usulnya, kegunaanya, besar tubuhnya, dan panjang telinganya (Williamson dan Payne, 1993).
Domba merupakan ternak yang mudah dipelihara dan berkembang di Indonesia. Populasi domba pada tahun 2016 tercatat 15.716.667 ekor meningkat di tahun 2017 menjadi 16.462.274 ekor (Kementerian Pertanian, 2017). Untuk mengetahui asal-usul domba yang dipelihara di berbagai penjuru dunia tidaklah mudah, termasuk di Indonesia. Hal tersebut karena jumlah dan jenis domba yang diternakkan tidaklah sedikit.
Tujuan mempelajari asal-usul kambing dan domba adalah agar dapat membedakan jenis-jenis domba dan kambing berdasarkan asalnya, produksinya dan iklim yang cocok untuk pengelolaan ternak tersebut. Pada bab ini dibahas mengenai asal-usul kambing dan domba bersasal dari luar negeri maupun yang ada di Indonesia.
B.     Bangsa-Bangsa Kambing
Kambing merupakan ruminansia kecil yang populasinya tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Ternak kambing memiliki keunggulan diantaranya memiliki kemampuan adaptasi terhadap kondisi ekstrim, tahan terhadap berbagai penyakit, cepat berkembang biak dan bersifat profilik. Berikut ini adalah bangsa kambing yang berkembang dan  diternakkan oleh peternak :
1.    Kambing Kacang/ Kambing Jawa
Kambing kacang merupakan kambing lokal Indonesia yang disebut juga sebagai kambing kerikil karena postur badannya kecil, beratnya yang jantan ± 30 kg, sedangkan yang betina ± 20 – 25 kg, lebih dikenal juga di masyarakat sebagai kambing gembel karena bulunya keriting dan kotor.
Ciri-cirinya :
a.    Kambing jantan dan betina bertanduk relatif pendek dan melengkung ke atas sampai kebelakang.
b.    Bentuk hidungnya lurus, leher pendek dan pada kambing jantan tumbuh janggut di dagunya
c.    Warna bulu coklat, hitam, putih dan atau kombinasi warna-warna tersebut.
d.   Leher pendek dan punggung melengkung.
e.    Pada umur 6 bulan, kambing kacang sudah dewasa kelamin dan melahirkan pertama pada umur 12 bulan. Biasanya melahirkan anak kembar dua dan atau tiga ekor dan jarak beranak lebih pendek.
f.     Daun telinga pendek, berdiri tegak dan mengarah ke depan dan ke samping.
g.    Tinggi gumba pada kambing jantan 60-65 cm sedangkan pada kambing betina 56 cm (Gunawan, 2013)
h.    Sebagai penghasil daging dan kulit
2.      Kambing Etawah/ Jamnapari
Kambing Etawah berasal dari daerah Jamnapari, India dan di import ke Indonesia dengan tujuan memperbaiki kambing asli Indonesia yaitu dengan cara mengawinkannya dengan kambing kacang. Kambing etawa memiliki tingkat produksi susu, pertumbuhan, dan kemampuan adaptasi baik terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim, karena alasan inilah kambing etawa sering digunakan untuk memperbaiki mutu kambing lokal di Indonesia. Biasanya kambing Etawah menghasilkan daging dan susu atau tipe dwiguna, hasil susunya ±  1- 3 liter sehari.
Ciri-cirinya :
a.    Ambing besar dengan putingnya yang panjang
b.    Postur tubuhnya besar, beratnya bisa mencapai 40 – 70 kg. Kambing etawa jantan biasanya mencapai bobot 90 kg dan betina hanya 60 kg
c.    Memiliki tanduk pendek mengarah ke belakang
d.   Produksi susu kambing etawa sangat tinggi yaitu 235 kg per masa laktasi selama 261 hari, pada puncak laktasinya produksi susu dapat mencapai 3,8 kg per hari (Gunawan, 2013).
e.    Panjang badan kambing jantan ± 85 – 100 cm dan kambing betina 70 – 80 cm.
f.     Hidungnya melengkung dan cembung, telinganya panjang dan menggantung dengan panjang 25-40 cm, lebarnya 8 – 13,5 cm.
g.    Kaki panjang dan tegak, tinggi kambing etawah untuk yang betina 75 – 85 cm pada umur 3 tahun.
h.    Tinggi gumba untuk kambing betina 70-90 cm dan jantan 90-110 cm (Widagdo, 2013)
i.      Pada kaki bagian belakang sering ditumbuhi oleh bulu yang panjang.
j.      Warna bulu bermacam-macam: kebanyakan belang, bercak-bercak hitam atau merah, coklat dan putih.
3.    Kambing Jawarandu
Kambing Jawarandu merupakan hasil persilangan antara kambing Etawah dan kambing Kacang. Kambing Jawarandu banyak terdapat disepanjang pantai utara pulau Jawa. Bentuk tubuh dan sifat-sifatnya berada di antara kambing etawah dan kambing kacang. Produksi susu mencapai 1 – 1 ½ liter per hari. Ciri-ciri kambing jawarandu :
a.    Warna bulu hitam, putih, coklat atau kombinasi dari ketiga warna
b.    Punggung melengkung ke bawah
c.    Telinga lebar dan menggantung
d.   Bobot jantan dewasa lebih dari 40 kg dan betina dewasa  mencapai 40 kg
e.    Merupakan tipe dwiguna yaitu penghasil daging dan susu

4.    Kambing Gembrong
Kambing Gembrong tersebar di daerah kawasan timur pulau Bali terutama di Kabupaten Karangasem. Ciri khas dari kambing gembrong adalah bulunya panjang (Prabowo, 2010). Besar badannya antara kambing etawah dan kambing kacang, tetapi bukan hasil perkawinan kambing etawah dan kambing kacang. Kambing ini ada hubungannya dengan kambing kashmir yang di import ke Nusa Tenggara dan Jawa Barat. Ciri-cirinya kambing gembrong adalah sebagai berikut:
a.    Tanduknya tumbuh subur, panjang dan berkelok
b.    Berat kambing gembrong 32-45 kg dan tinggi gumba 58-65 cm.
c.    Hidung ada yang lurus ada yang bengkok
d.   Pada yang jantan pada dahinya ada jumbal. Jumbal itu sampai menutupi mata dan mukanya.
e.    Jantan dan betina berjenggot
f.     Bulunya panjang dan halus terutama pada leher dan punggung bulunya lebih panjang dan berwarna putih sebagian coklat.
5.    Kambing Saanen
Kambing Saanen berasal dari lembah Saanen dari Swiss bagian barat
Pertama di import tahun 1982 dari Belanda ke Bandung dan Kerawang, import kedua tahun 1978 dari Australia ke seluruh daerah di Indonesia. Kambing ini dwiguna yaitu penghasil susu dan daging
Ciri-cirinya kambing saanen :
a.    Leher panjang, telinga pendek dan tegak dan mengarah ke depan
b.    Bulu umumnya putih dan kadang terdapat bercak hitam di bagian hidung, telinga atau ambingnya
c.    Pada masa laktasi produksi susu 740 kg selama 250 hari (Gunawan, 2013).
d.   Dada lebar dan dalam
e.    Tubuhnya panjang
f.     Kaki lurus dan kuat
g.    Ambing dan puting besar dan lunak
h.    Berat badan jantan dewasa 68-91 kg dan betina dewasa 36-63 kg
i.      Ekornya tipis dan pendek
j.      Sensitif terhadap sinar matahari
6.    Kambing Anggora
Kambing Anggora pernah dimasukkan ke Indonesia sebelum Perang Dunia II dan disebarkan di Jawa Barat. Sekarang kambing ini sudah tidak ada lagi yang asli. Bangsa kambing ini termasuk bangsa yang besar, rambutnya, panjang dan bagus yang dinamakan “Mohair”. Warnanya putih bersih dan mengkilat.
 Ciri-ciri fisik kambing angora :
a.    Jantan dan betina bertanduk
b.    Tanduk jantan spiral dan ujung tanduknya menjauh dari kepala sedangkan pada betina tanduk relatif kecil cenderung tidak spiral
c.    Telinga Tebal terkulai ke bawah
d.   Berbulu panjang dan lebat
e.    Berat kambing jantan dewasa 55-80 kg dan betina 35-40 kg
f.     Karakteristik jantan dan betina mirip dengan domba
7.    Kambing Kashmir
Kambing Kashmir sama halnya dengan kambing anggora, pernah di import ke Indonesia dan disebarkan di Jawa Barat dan Nusa Tenggara. Kambing ini juga termasuk bangsa kambing yang besar, rambutnya mirip dengan kambing anggora juga dinamakan mohair, tetapi warnanya abu-abu. Bangsa kambing ini yang asli sekarang tidak ada lagi. Salah satu keturunannya adalah kambing gembrong di Bali. Ciri-ciri fisik kambing kashmir (Gunawan, 2013) :
a.    Bulunya lebat, halus dan dominan putih (tipe pedaging dan penghasil bulu untuk membuat pakaian)
b.    Bobot badan jantan dewasa 60 kg dan betina 40 kg

8.    Kambing Marica
Kambing Marica terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan, bentuk dan ciri kambing ini mirip dengan kambing kacang tetapi lebih kecil jika dibandingkan dengan kambing kacang. Ciri-ciri kambing marica menurut (Prabowo, 2010) :
a.                     Penampilan tubuh lebih kecil dibanding dengan kambing kacang
b.                     Telinga berdiri menghadap samping, arah ke depan
c.                     Tanduk relatif kecil dan pendek
d.                    Berat betina 20 kg dan jantan 22 kg
e.    Berbulu halus dan warna bulu kecoklatan, hitam, kemerahan atau kombinasi
f.                      Panjang badan betina 56 cm dan jantan 58 cm.
g.                     Gerakan lebih lincah dan agresif.

9.    Kambing Samosir
Kambing Samosir terdapat di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Kambing Samosir memiliki bentuk hampir sama dengan kambing kacang tetapi kambing samosir lebih dominan berwarna putih seperti domba. Ciri-ciri kambing samosir menurut Doloksaribu et.all (2006):
a.       Warna bulu putih atau belang putih atau campuran belang putih-hitam dengan bulu halus
b.      Bobot badan betina dewasa 26 kg jantan 20 kg
c.       Jumlah kelahiran 1-2 ekor
d.      Kaki kuat dan kokoh namun pendek seperti kambing kacang
e.       Tanduk keatas dan berwarna kecoklatan
f.       Garis muka lurus/ datar
10.  Kambing Muara
Kambing muara tersebar di Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara Sumatera Utara. Kambing Muara merupakan kambing tipe pedaging yang cukup baik. Ciri-ciri kambing muara (Pamungkas et all, 2009)
a.                          Bulu berwarna coklat, kemerahan, putih dan hitam
b.        Bobot kambing muara jantan 68 kg dan betina 49 kg dengan panjang badan jantan 96 cm dan betina 75 cm
c.                          Profilik (dapat beranak 2-4 dalam 1 kali kelahiran)
d.                         Bentuk telinga agak panjang dan menggantung
e.                          Tubuh kekar dan gagah dengan susunan yang kompak
f.                          Produksi susu relatif bagus
11.  Kambing Kosta
Kambing Kosta tersebar di wilayah Banten, Serang, Padeglang. Kambing Kosta merupakan persilangan anatara kambing lokal Indonesia dan kambing Khasmir yang tersebar di wilayah India. Kambing kosta terdaftar sebagai plasma nutfah Indonesia yang harus dijaga kelestarianya. Ciri-ciri Kambing kosta adalah :
a.              Bentuk tubuh sedang, bentuk hidung rata dan ada yang melengkung
b.             Terdapat motif garis sejajar pada bagian kiri juga kanan mukanya
c.              Bulu halus dan pendek dengan warna bulu coklat sampai hitam.
d.             Bertanduk pendek, telinga tegak
e.              Bobot badan betina sekitar 24 kg dan jantan 46 kg
12.  Kambing Boer
Kambing Boer berasal dari afrika selatan. Kambing Boer merupakan kambing tipe pedaging terbaik. Persilangangan kambing jantan Boer dan betina Etawa/Peranakan Etawa menghasilkan kambing Boerawa sedangkan persilangan kambing jantan Boer dan kambing betina kacang menghasilkan kambing Boerka. Ciri-ciri kambing Boer :
a.                          Tubuhnya panjang dan lebar, berhidung cembung
b.                         Berbulu putih dan berkaki pendek
c.                          Telinga panjang dan menggantung
d.        Warna kepala coklat muda hingga coklat tua kemerahan, memiliki garis  putih dibawah wajah
e.                          Bobot kambing Boer jantan 120-150 kg dan betina 80-90 kg
13.  Kambing Peranakan Etawa (PE)
Kambing PE merupakan persilangan dari kambing etawa dengan kambing kacang. Kambing etawa merupakan kambing tipe dwiguna yaitu dapat menghasilkan daging dan susu.
Ciri- ciri kambing PE adalah sebagai berikut:
a.                          Bentuk muka cembung, dan memiliki janggut di dagu
b.                         Telinga panjang dan menggantung
c.                          Ujung tanduk melengkung
d.        Bulu memanjang dibagian leher, pundak, punggung dan paha dengan warna bulu putih, coklat dan hitam
e.                          Bobot kambing PE betina 40 kg dan kambing PE jantan 60 kg
f.                          Bentuk garis punggung mengombak ke belakang
14.  Kambing Benggala
Kambing Benggala merupakan kambing yang tergolong kecil, dan tersebar di wilayah Bangladesh. Kambing Benggala secara umum lebih besar daripada kambing kacang, biasanya di dominasi warna hitam dan warna kecoklatan. Kmabing Benggala merupakan kambing potong yang umumnya cukup profikik. Ciri- ciri kambing Benggala ialah:
a.                     Telinga terkulai menghadap samping dan menggantung
b.                     Garis muka datar dan garis punggung lurus
c.                     Bulu sedang dan tanduk mengarah tegak ke belakang
d.                    Berat kambing jantan antara 40 kg dan betina 38 kg
e.                     Merupakan tipe pedaging dan profilik
15.  Kambing Alpen
Kambing Alpen berasal dari pegunungan Alpen. Kambing alpen merupakan tipe penghasil susu yang baik dan memiliki daya adaptasi yang cukup baik. Kambing Alppen tersebar di Amerika dan Perancis. Ciri-ciri kambing Alpen adalah sebagai berikut:
a.    Memiliki bulu berwarna putih, coklat, kelabu, hitam, dengan kombinasi warna.
b.    Di sekitar punggung ada bulu panjang
c.    Pada pejantan memiliki janggut
d.   Tanduk panjang meruncing kearah belakang
e.    Kualitas produksi susu baik

16.  Kambing Toggenburg
Kambing Toggenburg berasal dari daerah toggenburg di Timur Laut Swiss. Kambing Toggenburg merupakan kambing tipe perah yang diambil susunya.  Ciri-ciri kambing Togenburg adalah :
a.                     Telinga tegak ke arah depan
b.                     Memiliki janggut pada kambing jantan
c.                     Bulu berwarna merah tua, coklat ataupun dengan bercak putih
d.                    Hidung cembung dan berbulu halus
e.                     Bobot badan jantan 80 kg dan betina 60 kg
f.                      Produksi susu 600 kg / masa laktasinya
g.    Masa produktivitas kambing toggenburg jantan 7 bulan dan betina 7-8 bulan.
C.    Bangsa-Bangsa Domba
1.      Domba Asli Indonesia
Disebut domba lokal atau domba kampong. Karkas atau daging yang dihasilkan relatif rendah sehingga kurang menguntungkan jika diusahakan secara komersial. Ciri-ciri domba asli Indonesia :
-          Ukuran tubuhnya kecil dengan pertumbuhan yang cukup lambat
-          Bulunya kasar dan panjang dengan warna beragam
-          Daun telinga kecil dan pendek
-          Bobot badan domba jantan antara 30-40 kg dan betina 15-20 kg
-          Memiliki ekor kecil dan pendek
-          Domba betina bertanduk sedangkan domba jantan bertanduk
2.      Domba Ekor Tipis
Domba ekor tipis merupakan domba local di Indonesia dengan kemampuan adaptasi yang baik. Domba ekor tipis tersebar di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Ciri-ciri domba ekor tipis :
-                             Ekor domba kecil dan tipis
-                             Warna bulu putih, kadang berwarna belang hitam disekitar mata
-                             Domba betina umumnya tidak bertanduk, domba jantan bertanduk kecil
-                             Berat domba jantan sekitar 30-40 kg dan betina 15-20 kg
3.      Domba Ekor Gemuk (DEG)
Domba ini banyak terdapat dari Indonesia bagian Timur : Madura, Sulawesi dan Lombok. Ciri-ciri domba ekor gemuk :
-            Bentuk badan yang lebih besar
-            Domba jantan dan betina tidak bertanduk
-            Warna domba sebagian besar putih, tetapi kadang berwarna hitam atau kecoklatan
-            Berat badan domba jantan sekitar 50-70 kg sedangkan berat domba betina 25-40 kg
-            Domba jantan bertanduk, tetapi yang betina tak bertanduk
-            Tanda-tanda yang khas ialah ekor yang panjang, pada bagian pangkalnya tempat menimbun lemak yang banyak, sedangkan bagian ujung ekornya kecil, karena tidak ada lemak.
4.      Domba Priangan/ domba Garut
Domba Priangan sering juga disebut dengan domba garut, banyak terdapat di Jawa Barat.  Diperkirakan domba ini hasil persilangan segitiga antara domba asli Indonesia, domba merino, dan domba ekor gemuk dari Afrika Selatan. Ciri-ciri domba Priangan ialah:
-            Berbadan agak besar, lebar dengan leher yang kuat, bisa digunakan sebagai domba aduan.
-            Domba jantan bertanduk cukup besar, melengkung ke belakang dan berbentuk spiral, pangkal tanduk kanan dan kiri hampir bersatu, sedangkan yang betina tidak bertanduk
-            Bulunya lebih panjang dan halus dari pada domba asli Indonesia
-            Dau  telinga kecil dan kokoh
-            Berat domba jantan antara 60-80 kg dan betina 30-40 kg
-            Ekornya kecil (disebut juga domba ekor kurus)
5.      Domba Texel
Domba Texel dikenal dengan nama Dombos (Domba Texel Wonosobo). Domba texel merupakan tipe pedaging selain itu juga diambil bulunya/ wol.
Ciri-ciri domba texel adalah sebagai berikut:
-          Memiliki bulu wol halus dan keriting berbentuk spiral dan warna putih
-          Bobot badan domba jantan dapat mencapai 100 kg dan betina 80 kg
-          Beranak pertama kali umur 15 bulan
-          Dapat melahirkan kembali 8 bulan setelah beranak pertama kali
6.      Domba Batur Banjarnegara (Domas)
Domba Batur adalah domba hasil persilangan antara domba ekor tipis,  domba Suffolk dan domba Texel. Domba ini pada awalnya berkembang di daerah Banjarnegara Jawa Tengah, dan menjadi ikon Banjarnegara dan kini telah menyebar ke berbagai wilayah Jawa dan Sumatera. Ciri-ciri domba Batur adalah sebagai berikut:
-          Memiliki tubuh panjang, besar dan kuat dan kaki cenderung pendek
-          Domba jantan dan betina tidak bertanduk
-          Warna bulu dominan putih, kulitnya tipis disbanding domba lainya
-          Bebot jantan dewasa 90 – 140 kg dan betina 60 – 80 kg
-          Proporsi daginya tinggi dan empuk.
7.      Domba Merino
Asal domba Merino dari Asia kecil. Domba merino tersebar di Spanyol, Inggris dan Australia. Domba merino merupakan penghasil wol terbaik dengan panjang bulu 10 cm untuk 10 kg wol selain itu juga sebagai penghasil daging.Ciri-ciri domba merino adalah:
-       Yang jantan bertanduk besar dan membelit, tetapi yang betina tak bertanduk
-       Seluruh badannya tertutup wool sampai pada mukanya, sehingga domba ini termasuk dalam tipe wool
-       Berat badan domba jantan 64-79 kg dan betina 45-57 kg (ukuran sedang)
8.      Domba Rambouliet
Asalnya dari domba Merino yang telah lama diternakkan di Perancis. Domba rambouliet merupakan tipe domba dwiguna yaitu dapat diambil dagingnya dan sebagai penghasil wol.
     Ciri-ciri domba Rambouliet :
-          Badan besar, padat, dalam dan lebar, tulang-tulangnya kuat
-          Kepala tegak dan bergerak lincah
-          Domba jantan bertanduk besar, yang betina tak bertanduk
-          Penghasil wool dan daging yang baik.
9.      Domba Southdown
Berasal dari Inggris. Domba southdown merupakan domba dwiguna  karena dapat menghasilkan daging sekaligus wol. Ciri-ciri domba Southdown adalah sebagai berikut:
-       Tubuhnya relatif kecil, lebar dan bulat, perdagingan padat
-       Leher pendek dan tebal
-       Garis punggung sampai ke muka lurus
-       Kaki pendek, telinga pendek
-       Tak bertanduk baik jantan maupun betina
-       Penghasil daging dan wol yang sangat baik
10.   Domba Suffolk
Domba Suffolk didatangkan dari Australia ke Indonesia pada tahun 1975. Domba Suffolk merupakan domba tipe pedaging dan penghasil bulu. Ciri- ciri domba Suffolk adalah sebagai berikut :
-        Memiliki warna hitam pada wajah
-        Tidak memiliki tanduk
-        Telinga panjang, hitam dan bertekstur halus
-        Leher panjang, kokoh dan bahu lebar
-        Lapisan wol berserat rapat dan halus
-        Kulit berwarna merah muda dan halus
11.  Domba Dorset
-          Domba dorset berasal dari Inggris dan masuk ke Indonesia melalui Australia. Domba dorset merupakan domba tipe dwiguna karna dapat diambil daging dan bulunya. Ciri –ciri domba dorset adalah sebagai berikut :
-          Domba dorset memiliki tubuh panjang, lebar, dalam
-          Domba jantan memiliki bobot sekitar 100 kg sedangkanbetina 80 kg.
-          Domba jantan dan betina tidak memiliki tanduk
Ada perbedaan yang jelas antara kambing dan domba seperti yang disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2.
Tabel 1. Perbandingan Tingkah Laku Makan Dan Fisiologi Saluran Pencernaan Kambing Dan Domba

No.
Karakter
Kambing

Domba

1
Aktifitas
Berdiri dengan kedua kaki dan berjalan dengan jarak yang lebih jauh
Berjalan dengan jarah lebih dekat
2
Cara makan
Pemakan semak dan lebih memilih
Pemakan rumput dan kurang memilih
3
Daun semak dan pohon
Sangat suka
Kurang suka
4
Pakan yang terdiri berbagai jenis
Suka memilih
Kurang memilih
5
Kemampuan merasa
Lebih tajam
Kurang tajam
6
Tingkat sekresi ludah
Lebih besar
Sedang
7
Daur ulang urea pada liur
Kurang
8
Komsumsi bahan kering
-    Untuk pedaging
-    Untuk menyusui

3% dari berat badan
3% dari berat badan

3% dari berat badan
3% dari berat badan
9
Efisiensi pencernaan hijauan kasar
Lebih efisien
Kurang efisien
10
Waktu penyimpanan pakan dalam pencernaan
Lebih lama
Lebih pendek
11
Komsumsi air per satuan komsumsi pakan (bahan kering)
Lebih rendah
Lebih tinggi
12
Konsentrasi NH3 dalam rumen
Lebih tinggi
Lebih rendah
13
Efisiensi pemakaian air

Tingkat penggantian
Lebih efisien

Lebih rendah
Kurang efisien

Kurang tinggi
14
Kecepatan penggunaan lemak selama waktu kekurangan pakan
Lebih nyata
Kurang nyata
15
Dehidrasi
-          Kotoran
-          Air seni
Sedikit air yang hilang
Lebih pekat
Relatif banyak air yang hilang
Kurang pekat
16
Tanin
Lebih tahan
Kurang tahan

Tabel 2. Perbedaan Fisik (Exterior) Antara Kambing dan Domba
No
Karakter
Kambing
Domba
1
Lekuk air mata
Tidak ada
Ada lekuk
2
Ekor
Ke atas
Ke bawah
3
Kuku
Tidak ada saku diantara 2 kuku
Ada saku
4
Kelenjar bau  dipangkal ekor
Mempunyai
Tidak mempunyai
5
Janggot
Berjanggot
Tidak ada
6
Tanduk
Jarang berpenampang
bentuk kotrek
Berpenampang segi tiga
Bentuk spiral

            Tabel 3. Perbedaan sifat biologis antara domba dan kambing
No
Sifat Biologis
Domba
Kambing
1
Siklus birahi
17 hari
14-21 hari
2
Lama Birahi
30 jam
24-36 jam
3
Birahi Pertama
8-10 bulan
10-12 bulan
4
Perkawinan I
18 bulan
10-12 bulan
5
Perkawinan II
34 bulan
24 bulan
6
Lama Bunting
141-159 hari
147 hari
7
Umur disapih
5-6 bulan
4 bulan
8
Interval beranak
7-8 bulan
7-8 bulan
9
Jumlah anak
1-4 ekor
1-3 ekor
10
Dewasa Tubuh
18-24 bulan
18-20 bulan
11
Kebiasaan merumput
Pagi dan sore
Sepanjang hari
12
Sifat bergerombol
Besar
kurang
13
Berat lahir
1-4 kg
3-5 kg
14
Berat karkas
8,7 kg (kurus)
11,3 kg (gemuk)
9,7 kg (kambing kacang)
11,8 kg (kambing peranakan)
15
Berat Hidup
18,8 kg (kurus)
23,9 kg (gemuk)
21,14 kg (kambing kacang)
25,2 kg (peranakan)

Rangkuman
1)      Bangsa dan jenis kambing yang berkembang saat ini meliputi : Kambing Kacang, Etawah, Jawarandu, Gembrong, Saanen, Anggora, Kashmir, marica, Muara, Samosir, Kosta, Boer, Benggala, Peranakan Etawa, Toggenburg dan alpen.
2)      Bangsa dan jenis domba meliputi: Domba asli Indonesia, domba ekor gemuk, domba ekor tipis dan domba pariangan sedangkan domba dari luar negeri meliputi: Domba Marino, Ramboliet, Dorset, Southdown dan Sufflok.
3)      Perbedaan antara domba dan kambing meliputi : perbedaan fisiologi, perbedaab saluran cerna, tingkah laku dan fisik
Evaluasi dan Soal Pelatihan Bab I
1.      Sebut dan Jelaskan 3 jenis bangsa kambing yang berkembang di Indonesia beserta ciri-cirinya!
2.      Sebutkan kambing tipe perah/penghasil susu!
3.      Sebutkan kambing tipe pedaging!
4.      Sebut dan jelaskan 3 jenis domba yang berkembang di Indonesia!
5.      Sebut dan jelaskan ciri-ciri domba yang asalnya dari luar negeri!
6.      Domba apa saja jenis yang menghasilkan susu, wol dan pedaging?
7.      Apa perbedaan domba dan kambing berdasarkan perbedaan fisik dan tingkah lakunya?
8.      Apa saja perbedaan biologis domba dan kambing?
Reverensi Bab I
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. 2017.Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2017. Direktoran Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Http://ditjen pkh. Pertanian.go.id.
Dolokaribu M, Batubara A, Elieser S.2006. Karakteristik Morfologik Kambing Spesifik Lokal di Kabupaten Samosir Sumatera Utara. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Hal 544-549.
Gunawan, H. 2013. Prospek Penggemukan Kambing Potong. Pustaka Baru Press,Yogyakarta.
Pamungkas FA, Batubara A, Doloksaribu M, Sihite E. 2009. Petunjuk Teknis Potensi Plasma Nutfah Kambing Lokal Indonesia.Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Medan.
Widagdo, D. 2013. Etawa Taktis dan Jitu.Hafamira, Jawa Tengah.
Prabowo A.2010.Petunjuk Teknis Budidaya Ternak Kambing.Balai Pengkajian Teknologi Petanian Sumatera Selatan.
Williamson, G. dan W. J. A. Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis (Diterjemahkan oleh S.G.N.D. Darmadja). Edisi 1 Gadjah Mada University Press Yogyakarta.

























Sesi Perkuliahan Ke : I dan II
I. Kemampuan Akhir yang Diharapkan :
1.    Mahasiswa dapan menjelaskan dan memahami tentang jenis kambing dan domba berdasarkan asal-usulnya
2.    Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami perbedaan antara domba dan kambing
Deskripsi Singkat :
Kambing dan domba merupakan ruminansia kecil yang memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan di Indonesia sebagai sumber produk hewani yang diambil dagingnya. Beternak kambing dan domba memiliki berbagai keuntungan diantaranya adalah mudah beradaptasi dengan lingkungan, membutuhkan modal tidak terlalu besar, serta pemeliharaanya mudah. Tujuan mempelajari asal-usul domba dan kambing adalah agar dapat membedakan jenis-jenis domba dan kambing berdasarkan asalnya, produksinya dan iklim yang cocok untuk ternak tersebut.
II.      Bahan Bacaan :
1.      Dolokaribu M, Batubara A, Elieser S.2006. Karakteristik Morfologik Kambing Spesifik Lokal di Kabupaten Samosir Sumatera Utara. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Hal 544-549.
2.      Gunawan, H. 2013. Prospek Penggemukan Kambing Potong. Pustaka Baru Press,Yogyakarta.
3.      Pamungkas FA, Batubara A, Doloksaribu M, Sihite E. 2009. Petunjuk Teknis Potensi Plasma Nutfah Kambing Lokal Indonesia.Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Medan.
4.      Widagdo, D. 2013. Etawa Taktis dan Jitu.Hafamira, Jawa Tengah.
5.      Prabowo A.2010.Petunjuk Teknis Budidaya Ternak Kambing.Balai Pengkajian Teknologi Petanian Sumatera Selatan.
6.      Williamson, G. dan W. J. A. Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis (Diterjemahkan oleh S.G.N.D. Darmadja). Edisi 1 Gadjah Mada University Press Yogyakarta.

III.   Bacaan Tambahan
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. 2017.Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2017. Direktoran Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Http://ditjen pkh. Pertanian.go.id
IV  Pertanyaan Soal dan Tugas
1.    Sebut dan Jelaskan 3 jenis bangsa kambing yang berkembang di Indonesia beserta ciri-cirinya!
2.             Sebutkan kambing tipe perah/penghasil susu!
3.             Sebutkan kambing tipe pedaging!
4.             Sebut dan jelaskan 3 jenis domba yang berkembang di Indonesia!
5.             Sebut dan jelaskan ciri-ciri domba yang asalnya dari luar negeri!

                                                                                               II.     PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
KAMBING DAN DOMBA
A.    Pendahuluan
Ternak kambing dan domba seperti halnya mahluk hidup lainnya yaitu  mengalami pertumbuhan terus-menerus. Pertumbuhan ini dimulai semenjak kambing dan domba masih di dalam rahim sampai menjadi dewasa. Adapun yang dimaksud dengan pertumbuhan disini adalah berkenaan dengan peningkatan berat hidup kambing dan domba sampai mereka mencapai berat tertentu sesuai dengan kemasakan tubuh. Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran seperti tinggi, berat dan volume dan tak dapat kembali ke bentuk semula sebagai contoh adalah pertambahan berat dan tinggi badan sapi. Sedangkan yang dimaksud dengan perkembangan adalah berkenaan dengan suatu perubahan bentuk tubuh, misalnya pertumbuhan jaringan ambing pada saat kambing dan domba mengalami kebuntingan. Perkembangan merupakan  suatu proses biologis suatu ternak untuk mencapai tingkat kedewasaan dapat berupa bentuk, susunan, dan fungsi organ tubuh mencapai kedewasaan. Sebagai contohnya adalah kematangan organ-organ reproduksi domba dan kambing. Berbagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan antara lain :
-            Faktor genetik: gen dapat mempengaruhi sifat mahluk hidup  misalnya bentuk tubuh, tinggi tubuh, warna bulu
-            Faktor hormonal: tiroksin mempengaruhi pertumbuhan, somatomedin mempengaruhi pertumbuhan tulang
-            Faktor external: suhu, cahaya dan air juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ternak
B.     Pertumbuhan Sebelum Lahir
Kehidupan kambing dan domba dimulai semenjak konsepsi, yakni pada saat bersatunya sel telur dengan sel jantan. Pada saat itu dari masing-masing tetua mereka memberikan separuh substansi (faktor alam) kepada keturunannya, walaupun variasinya atau presentasenya berbeda.
Pada awal kebuntingan perkembangan foetus berlangsung sangat lambat. Foetus itu diselubungi suatu cairan dan jaringan yang terdapat di dalam uterus. Cairan tersebut berfungsi sebagai tilam yang berguna untuk melindungi foetus terhadap segala kemungkinan yang membahayakan keselamatannya sewaktu masih di dalam kandungan. Misalnya kambing/domba sering kena benturan dari luar akibat perkelaian, pukulan kawan dengan tanduk,  tergelincir, dan lain sebagainya. Dengan adanya tilam tadi, maka foetus dalam batas-batas tertentu akan tetap aman dan terlindung.
Pertemuan sel telur dan sperma  menghasilkan zigot yang selanjutnya berkembang menjadi beberapa tahap yaitu pembelahan zigot, morula/pembelahan sel, blastula, gastrula dan organogenesis. Pada fase-fase kebuntingan berikutnya, pertumbuhan dan perkembangan foetus berlangsung cepat, apalagi pada akhir masa bunting. Akibat proses pertumbuhan ini pula, akhirnya foetus mendesak cairan dan jaringan yang menyelubunginya. Pada saat itu para peternak harus menyediakan makanan yang bermutu. Ingatlah bahwa pada akhir pertumbuhan ini, 2/3 bagian pertumbuhan foetus (janin) itu hanya berlangsung singkat, yakni hanya 1/3 waktu daripada seluruh waktu kebuntingan. Embriogenesis adalah proses pertumbuhan embrio yang meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel.
C.    Berat anak kambing/domba waktu lahir
      Besarnya anak kambing/domba waktu lahir ditentukan oleh :
-       Pakan induk selama bunting
-       Bangsa kambing/domba
-       Jumlah anak yang dikandung
-       Jenis kelamin
Diantara keempat faktor ini yang terpenting ialah faktor keturunan dan jumlah anak yang dilahirkan. Anak kambing/domba yang diturunkan dari bangsa yang besar akan tumbuh menjadi kambing/domba yang besar pula, apabila pemeliharaan atau kondisi memadai. Jika jumlah anak yang dikandung itu hanya 2 ekor, maka mereka akan lebih besar daripada kalau akan dalam kandungan itu berjumlah sampai 3 ekor. Anak kambing/domba yang waktu lahir berat akan tumbuh tinggi adalah sangat penting, sebab hal ini akan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan lebih lanjut.
Anak kambing/domba yang sehat dan berat di waktu lahir, akan tumbuh lebih cepat, terutama pada umur dua tiga minggu yang pertama. Hal ini pernah dibuktikan adanya anak domba yang lahir hanya seekor dengan berat 7 kg. Jika ia dipiara baik-baik, dalam waktu 10 – 12 minggu saja bisa mencapai berat 36 kg. Tetapi kambing/domba yang waktu lahir beratnya hanya 4 kg, untuk mencapai berat yang sama memerlukan waktu 2 minggu lebih.
D.    Pertumbuhan Sesudah Lahir
Semua jenis hewan pada umumnya akan mengalami proses pertumbuhan yang sama, yakni pada awalnya pertumbuhan itu berlangsung lambat, kemudian semakin lama semakin meningkat lebih cepat. Pertumbuhan tersebut akhirnya kembali lebih lambat pada saat kambing/domba itu mendekati kemasakan tubuh. Pertumbuhan yang paling cepat dialami pada beberapa bulan pertama saja. Namun demikian perlu diingat bahwa pertumbuhan ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
-       Faktor genetis atau keturunan
-       Faktor lingkungan, seperti iklim dan tatalaksana
Faktor keturunan ini lebih membatasi kemungkinan pertumbuhan dan besarnya tubuh yang bisa dicapai. Sedangkan lingkungan seperti pemberian makanan, pencegahan/pemberantasan penyakit serta tatalaksana akan menentukan tingkat pertumbuhan dalam mencapai kedewasaan.
E.     Gelombang Pertumbuhan Yang Dialami Ternak Kambing dan Domba
1.       Pertumbuhan Awal
Pada saat kambing dan domba itu lahir, kepalanya relatif besar, kaki panjang, tubuh kecil. Pada saat telah mencari kedewasaan, maka proporsi tubuh menjadi serasi, karena kepala kecil, kaki pendek. Proses pertumbuhan kambing/domba semenjak di dalam kandungan tidak serentak, melainkan masing-masing bagian tubuh mengalami laju pertumbuhan yang berbeda-beda. Disini terlihat bahwa kepala dan kaki sebagian kerangka tubuh, tumbuh lebih awal daripada bagian lain. Sedangkan tubuh, terutama pada bagian punggung dan paha tumbuh kemudian terbentuknya karkas. Pada saat pasca sapih pertumbuhan anak kambing akan ditentukan oleh berbagai faktor seperti potensi genetic dan daya dukung faktor lingkungan terutama jumlah dan kualitas pakan yang dikonsumsi (Sutama, 1999).
Pertumbuhan menjadi karkas terdiri atas 3 jaringan utama yakni :
-       Tulang yang membentuk kerangka
-       ototyang membentuk daging, dan
-       fat (lemak)
Ketiga jarigan tubuh ini tumbuh sangat teratur dan serasi. Ketiga jaringan tersebut, jaringan tulanglah yang tumbuh paling awal, kemudian disusul oleh pertumbuhan otot yang menyelubungi kerangka. Sedangkan lemak (fat) tumbuh terakhir dan tumbuh paling cepat pada saat domba itu mendekati kemasakan tubuh. Ternak kambing dan domba yang masih muda presentase tulangnya lebih tinggi, tetapi sebaliknya presentase daging dan fatnya rendah. Hal ini adalah suatu yang sangat ironis, sebab umumnya konsumen menghendaki daging kambing dan domba muda.
Peternak harus pandai memproduksi daging-daging domba muda dengan jalan memberikan ransum yang baik, semenjak awal hidup mereka. Sehingga hasil karkas akhir yang dimiliki mencapai proposisi yang maksimum. Kambing dan domba yang dipotong jauh sebelum mendekati kemasakan, lemaknya sangat rendah. Sehubungan dengan gelombang pertumbuhan yang dialami ternak kambing dan domba ini, maka ada domba yang “masak awal” dan ada pula domba yang “masak lambat”
2.      Kambing dan Domba Yang Masak Awal
Bagi kelompok kambing/domba yang termasuk masak awal, laju pertumbuhannya sangat cepat. Dengan demikian kelompok kambing/domba ini apabila dimasukkan sebagai produksi daging atau sebagai kambing/domba potongan bisa digemukkan dan dijual lebih awal. Termasuk bangsa kambing/domba penghasil daging yang masak awal, misalnya: Southdown, Ryeland

3.      Kambing dan Domba Yang Masak Lambat
Bangsa-bangsa yang masak lambat ini, laju pertumbuhannya rendah. Sehingga apabila domba ini dipiara dengan tujuan penggemukan diperlukan waktu yang lebih lama. Dengan demikian hal ini menuntut jumlah makanan yang lebih banyak, sehingga nilai ekonomis dalam usaha ternak tersebut menjadi berkurang. contoh bangsa domba ini ialah : Lincoln, Leicester, domba asli Indonesia.
F.     Perubahan Organ Tubuh
Perubahan yang terjadi pada tubuh ternak kambing dan domba adalah seirama dengan laju  pertumbuhan yang terjadi pada organ tubuh bagian dalam. Organ tubuh utama yang mengalami perkembangan, pertama-tama adalah otak, kedua jantung, dan ketiga sistim alat perncernaan. Sampai beberapa waktu yang cukup lama organ atau alat reproduksi dan jaringan ambing domba betina tak mengalami suatu perkembangan apapun.
Seperti telah dijelaskan di muka bahwa ternak kambing dan domba waktu lahir memiliki pertumbuhan otak yang baik, demikian pula paru-paru dan jantungnya. Sistem alat pencernaannya baru bisa tumbuh dengan baik sesudah mencapai umur 3 minggu. Sedangkan alat reproduksi mulai tumbuh dan berfungsi pada saat kambing dan domba mencapai umur 6-8 bulan. Ambing dalam waktu yang cukup lama tidak akan tumbuh, kecuali apabila domba tersebut mengalami masa laktasi.







Rangkuman
1.      Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran seperti tinggi, berat dan volume dan tak dapat kembali ke bentuk semula sebagai contoh adalah pertambahan berat dan tinggi badan sapi.
2.      Perkembangan adalah berkenaan dengan suatu perubahan bentuk tubuh, misalnya pertumbuhan jaringan ambing pada saat kambing/domba mengalami kebuntingan. Perkembangan merupakan  suatu proses biologis suatu ternak untuk mencapai tingkat kedewasaan dapat berupa bentuk, susunan, dan fungsi organ tubuh mencapai kedewasaan. Sebagai contohnya adalah kematangan organ reproduksi.
Evaluasi dan Soal Pelatihan Bab II
1.      Jelaskan pengertian beserta contoh pertumbuhan
2.      Jelaskan pengertian beserta contok perkembangan
3.      Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan & perkembangan
4.      Pertumbuhan menjadi karkas terbentuk melalui tahap apa saja?
Daftar Pustaka
Soenardirahardjo B.P.2017.Teratologi pada Hewan dan Ternak. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga. Surabaya
I.K. Sutama.I.G.M, Budiarsana, I.W. Mathius. Dan E. juarini. 1999. Growth and sexual development of Etawah-cross kids from does of different levels of milk production. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 4 (2): 95-100.








Sesi Perkuliahan Ke  : 2 dan 3
I.     Kemampuan Akhir yang Diharapkan :
1.  Mahasiswa dapan menjelaskan dan memahami tentang pengertian dan fase pertumbuhan dan perkembangan pada ternak kambing dan domba
2.  Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada ternak domba dan kambing.
Deskripsi Singkat :
Pertumbuhan adalah proses bertambahnya ukuran seperti tinggi, berat dan volume dan tak dapat kembali ke bentuk semula. Perkembangan adalah berkenaan dengan suatu perubahan bentuk tubuh, misalnya pertumbuhan jaringan ambing pada saat kambing dan domba mengalami kebuntingan. Perkembangan merupakan  suatu proses biologis suatu ternak untuk mencapai tingkat kedewasaan dapat berupa bentuk, susunan, dan fungsi organ tubuh mencapai kedewasaan. Sebagai contohnya adalah kematangan organ-organ reproduksi domba dan kambing. Berbagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan antara lain :
-          Faktor genetik: gen dapat mempengaruhi sifat mahluk hidup  misalnya bentuk tubuh, tinggi tubuh, warna bulu
-          Faktor hormonal: tiroksin mempengaruhi pertumbuhan, somatomedin mempengaruhi pertumbuhan tulang
-          Faktor external: suhu, cahaya dan air juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ternak
  II.     Bahan Bacaan :
1.      Soenardirahardjo.B.P.2017. Teratologi Pada Hewan dan Ternak. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga. Surabaya
2.      I.K. Sutama.I.G.M, Budiarsana, I.W. Mathius. Dan E. Juarini. 1999. Growth and sexual development of Etawah-cross kids from does of different levels of milk production. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 4 (2): 95-100.
   III.     Pertanyaan Soal dan Tugas
1.    Jelaskan pengertian beserta contoh pertumbuhan
2.    Jelaskan pengertian beserta contok perkembangan
3.    Sebutkan factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan &  perkembangan
4.    Pertumbuhan menjadi karkas terbentuk melalui tahap apa saja?




                                                                                          III.     KANDANG DAN PERLENGl KAPANNYA
A.    Pendahuluan
Kandang merupakan bangunan yang disediakan untuk melindungi ternak sehingga ternak merasa aman dan nyaman. Perkandangan merupakan aspek fisik yang berhubungan dengan kandang beserta perlengkapanya yang bersifat penunjang dalam suatu peternakan (Syarif dan Sumoprastowo, 1985).  Kandang membatasi gerak kambing yang dapat menyita energy. Energi yang terbuang dapat menghasilkan daging dan susu. Selain itu, kandang memudahkan peternak dalam memelihara, pemberian pakan dan mengontrol kesehatan kambing maupun domba. Kandang yang baik memiliki berbagai syarat yang harus dipenuhi. Model kandang untuk ternak kambing dan domba harus sesuai dengan fungsinya, misalnya kandang tidak mengganggu aktivitas induk dalam menyusui (Suparman,2007)
B.      Syarat-Syarat Kandang
1.    Konstruksi kandang disesuaikan dengan keperluan, bahan mudah di dapat harganya murah tetapi kuat, tidak mudah roboh dan dapat melindungi ternak dan gangguan cuaca dan binatang buas.
2.    Sekitar kandang harus kering, usahakan ada drainase agar tidak tergenang.
3.    Pertukaran udara di dalam kandang hendaknya baik, sehingga udara di dalam kandang selalu segar, nyaman tetapi tidak berangin.
4.    Cukup terang, untuk memudahkan peternak bekerja di dalam kandang sewaktu-waktu dibutuhkan
5.    Sinar matahari pagi supaya bisa masuk ke dalam kandang. Sebaiknya kandang menghadap ke Timur
6.    Mudah dibersihkan, sehingga kesehatan dapat dijamin. Bentuk kandang panggung dengan lantai bercelah. Ukuran celah cukup 1 ½ cm.
7.    Letak kandang paling sedikit 10 m dari perumahan. Hindari angin yang berasal dari kandang masuk melewati rumah. Jangan membangun kandang di bawah pohon besar dan juga kandang jangan tersembunyi
8.    Kalau mungkin, buatlah kandang yang menarik, sehingga menimbulkan rasa senang bekerja dan merawat ternak.
Pada prinsipnya, pembuatan kandang kambing memiliki tujuan agar kambing merasa nyaman sehingga dapat bereproduksi dengan baik. Dalam membangun kandang, hendaknya memiliki beberapa fungsi (Widagdo, 2013) ;
-       Sebagai tempat aktivitas seperti makan, tidur, minum
-       Sebagai tempat kawin dan beranak
-       Tempat berlindung dari cuaca panas, hujan terpaan angin, dan pemangsa lain
-       Mempermuhah pengumpulan kotoran ternak untuk dijadikan pupuk
-       Mencegah kambing agar tidak liar dantidak merusak tanaman di sekitarnya
-       Sebagai tempat penjagaan dan mempermudah pengawasan ternak
Kandang dibedakan untuk ternak jantan dan betina. Kandang kambing / domba jantan: 1 ekor jantan ® luas 1 x 1,5 m. Kandang kambing / domba betina :
-       Untuk 1 ekor betina besar / bunting serta mempunyai anak satu atau dua ekor : ukurannya adalah 1 x 1,5 m
-       Kalau hanya untuk keperluan kambing / domba betina saja ® ukurannya 0,8 x 1,5m.
Bagian dari kandang
1.    Ruang utama
Tempat hewan bergerak untuk kandang memanjang, ukuran 1,5 x 5 m dapat memuat 10 ekor kambing / domba dewasa ( tidak bersekat-sekat)
2.    Tempat makan ® ukuran dasar 25 cm, tinggi / dalam 50 cm, lebar atas 50cm. Ruji-ruji tempat mengeluarkan kepala 20-30 cm.
3.    Tempat minum
Ditaruh ditepi kandang, sehingga mudah di isi dan dibersihkan
4.    Pintu kandang ® pintu cukup lebar dan cukup tinggi, sehingga ternak dan manusia dapat melaluinnya dengan mudah
5.    Penyimpanan makanan / hijauan di bagian kandang sebelah luar perlu disediakan tempat, di bawah atap untuk menyimpan rumput atau hijauan.
6.    Tangga ® tangga harus landai supaya tidak licin dibuat alur-alur melintang untuk menahan kaki.
7.    Tempat kompos ® dibuat di kolong dan dibuat cukup dalam, agar dapat menampung kompos lebih banyak.
8.    Halaman kandang ® harus dipagar letaknya disebelah Timur kandang ® guna melepaskan kambing / domba bergerak badan dan memperoleh sinar matahari










Gambar 1. Model Kandang Panggung Dengan Sistim Atap Monitor



 










Gambar 2. Penempatan ternak dalam kandang

 








Gambar 3 : Ukuran Celah Lantai Kandang



            Gambar 3. Lantai dan Bahan untuk membuat kandang
Tabel 4 : Ukuran dan tingkat kepadatan domba dan kambing dalam kandang
No
Keadaan  Ternak
Luas Kandang (m2)
Jumlah Produksi
1
2
3
4
5
Jantan dewasa  (12 bulan)
Betina dewasa (12 bulan)
Induk menyusui / dengan anak
Sapihan (3 – 7 bulan)
Jantan/ betina muda (7–12 bulan)
1 x 1,2
1 x 1
1 x 1,5
1 x 0,5
1 x 0,75
1 Ekor
1 Ekor
2 Ekor
1 Ekor
1 Ekor

C. Peralatan Operasional
Selain kandang sebagai tempat pemeliharaan diperlukan juga beberapa peralatan untuk mempermudah proses operasional menurut (Harianto, 2012) adalah sebagai berikut :
·         Sabit dan mesin pencacah pakan
Sabit digunakan untuk memotong pakan seperti rumput atau ramban dan mesin pencacah digunakan untuk mencacah berbagai jenis rumput pada sistem pemeliharaan yang lebih intensif.
·         Peralatan Kebersihan
Peralatan kebersihan sangat diperlukan dalam pemeliharaan domba dan kambing. Peralatan kebersihan seperti sapu lidi untuk menyapu dan mendorong kotoran dari kandang. Sekop untuk menyerok kotoran ke saluran pembuangan kotoran. Selang untuk menyemprot air ke kolong kandang dan memandikan domba terutama domba wol
·         Peralatan Kesehatan Vitamin dan Obat-obatan.
Jarum suntuk atau spuit digunakan untuk menyuntik domba yang sakit atau menyuntikan vitamin. Termometer digunakan untuk mengecek suhu tubuh domba dan peralatan bedah digunkan untuk luka atau bisul yang memerlukan penangann pembedahan lebih lanjut. Obat-obatan yang diperlukan meliputi obat cacing dan antibiotik untuk pencegahan penyakit, vitamin b komplek untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mempercepat proses penyembuhan jika domba dan kambing sakit
·      Timbangan
Digunakan untuk menimbang bobot domba dan kambing, baik bobot awal maupun bobot akhir sehingga pertambahan bobot badan dapat dikrtahui. Timbangan juga digunakan untuk menimbang pakan yang akan diberikan pada kambing ataupun domba sesuai kebutuhanya
·      Gudang dan Kendaraan operasional
Gudang diperlukan sebagai tempat penyimpanan pakan dan peralatan yang telah digunakan sedangkan kendaraan operasional seperti gerobak maupun kendaraan roda dua berfungsi untuk mengangkut pakan dari gudang ke kandang domba dan kambing.



Rangkuman
Kandang merupakan bangunan yang disediakan untuk melindungi ternak sehingga ternak merasa aman dan nyaman. Perkandangan merupakan aspek fisik yang berhubungan dengan kandang beserta perlengkapanya yang bersifat penunjang dalam suatu peternakan (Syarif dan Sumoprastowo, 1985).  Kandang membatasi gerak kambing yang dapat menyita energy. Energi yang terbuang dapat menghasilkan daging dan susu. Selain itu, kandang memudahkan peternak dalam memelihara, pemberian pakan dan mengontrol kesehatan kambing/ domba. Kandang yang baik memiliki berbagai syarat yang harus dipenuhi. Model/desain kandang untuk ternak kambing dan domba harus sesuai dengan fungsinya, misalnya kandang bagi kambing/ domba yang menyusui dibuat sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu aktivitas induk dalam menyusui (Suparman,2007). Syarat dan model kandang haruslah memenuhi kebutuhan, kenyamanan ternak dan efisien.
Evaluasi dan soal-soal Bab 3
1.      Sebutkan syarat yang harus dipenuhi dalam membuat kandang untuk ternak domba dan kambing!
2.      Sebutkan dan jelaskan peralatan operasional yang dibutuhkan untuk kandang sapid an kambing!
3.      Sebut dan jelaskan bagian-bagian kandang!
4.      Bahan apa saja yang digunakan untuk membuat kandang?
5.      Jelaskan pengertian kandang!
Daftar Pustaka
Suparman. 2007. Beternak Kambing. Azka Press. Jakarta
Syarief, M. Z. dan C. D. A. Sumoprastowo. 1985. Ternak Perah. CV.Yasaguna. Jakarta
Widagdo, D. 2013. Etawa Taktis dan Jitu.Hafamira, Jawa Tengahidagdo, D. 2013. Etawa Taktis dan Jitu. Hafamira, Jawa Ten



Sesi Perkuliahan Ke  IV
Kemampuan Akhir yang Diharapkan :
1.      Mahasiswa dapan menjelaskan dan memahami tentang model dan peralatan dalam perkandangan serta perlengkapanya
2.      Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami faktor yang mempengaruhi syarat dan fungsi kandang kambing dan domba.
Deskripsi Singkat :
Kandang merupakan bangunan yang disediakan untuk melindungi ternak sehingga ternak dari cuaca dan keadaan alam yang membahayakan. Kandang juga dPerkandangan merupakan aspek fisik yang berhigunakan untuk ternak sebagai naungan dan tempat tinggal. Kandang membatasi gerak kambing yang dapat menyita energy. Energi yang terbuang dapat menghasilkan daging dan susu. Selain itu, kandang memudahkan peternak dalam memelihara, pemberian pakan dan mengontrol kesehatan kambing/ dan domba. Kandang yang baik memiliki berbagai syarat yang harus dipenuhi. Model ataupun desain kandang untuk ternak kambing dan domba harus sesuai dengan fungsinya. Syarat dan model kandang haruslah memenuhi kebutuhan, kenyamanan ternak dan efisien.
         I.          Bahan Bacaan :
1.        Suparman.2007. Beternak Kambing. Azka Press.Jakarta
2.        Syarief, M. Z. dan C. D. A. Sumoprastowo. 1985. Ternak Perah. CV.Yasaguna. Jakarta
3.        Widagdo, D. 2013. Etawa Taktis dan Jitu.Hafamira, Jawa Tengahidagdo, D. 2013. Etawa Taktis dan Jitu.Hafamira, Jawa Tenga
           II.     Pertanyaan Kunci/Tugas
  1. Jelaskan pengertian beserta contoh pertumbuhan
  2. Jelaskan pengertian beserta contok perkembangan
  3. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan &  perkembangan
  4. Pertumbuhan menjadi karkas terbentuk melalui tahap apa saja
        III.     Lain-lain






IV.      PAKAN KAMBING DAN DOMBA
A.    Pendahuluan
Pemberian pakan yang berkualitas dapat menunjang peforma kambing dan dapat menghasilkan produksi yang maksimal. Pakan yang baik mengandung kelengkapan protein, karbohidrat, lemak, air, vitamin dan mineral. Protein memiliki fungsi mengganti sel yang rusak, pembentukan otot, sel darah merah, bulu dan tanduk. Karbohidrat sebagai sumber energi, lemak berfungsi sebagai cadangan energy, pelarut vitamin dan air untuk memelihara jaringan dan kesetabilan suhu tubuh.
Pakan kambing dan domba terdiri dari 2 macam :
a.     Hijauan terdiri dari  rumput dan daun-daunan
b.    Penguat atau konsetrat
B.     Rumput
·    Rumput harus memenuhi 3 syarat :
-       Mempunyai nilai yang tinggi ® untuk memenuhi maksud ini hewan diberi bermacam-macam rumput.
-       Mudah dicerna ® rumput hendaklah masih muda, sebaiknya rumput dipotong sebelum berbunga. Sebaliknya rumput yang diberikan masih terlalu muda menimbulkan gangguan perut (kembung)
-       Diberikan dalam jumlah yang cukup ® kambing dewasa butuh 5- 7 kg rumput per ekor kambing dan domba sehari (tidak termasuk yang tidak dimakan)
·     Jenis-jenis rumput :
    Hijauan makanan ternak (HMT) merupakan salah satu bahan pakan ternak  yang sdiperlukan dan memberi manfaat badi kehidupan dan kelangsungan populasi (Yunus, 2013). Hijauan pakan ternak dapat berupa rumput dan ramban, daun-daunan. Berikut ini disajikan beberapa macam dan ciri jenis berbagai rumput sebagai pakan ternak:
1.      Rumput Benggala/ Panicum maximum
Ciri-ciri rumput benggala : memiliki daun banyak dengan pertumbuhan yang cepat, berumpun dengan ketinggian 60-80 cm, memiliki batang berongga, daun sangat lebar dan berwarna hijau tua, pangkal daun ditutupi dengan rambut halus, bunga berwarna hijau keunguan. Rumput benggala dapat digunakan sebagai asupan protein kasar dan lemak kasar.
2.    Rumput gajah (90 ton/ ha/ tahun)
Rumput gajah memiliki tinggi  5 m, berbatang tebal dan keras, berdaun panjang dan dapat berbunga. Panen pertama rumput gajah dilakukan pada umur 90 hari dan panen selanjutnya setiap 40-60 hari sekali. Rumput gajah memiliki 2 varietas yaitu: varietas hawai dengan ciri batang dan daun lebar, pertumbuhan sedikit menyebar dan produksi cukup tinggi. varietas afrika dengan ciri batang, daun lebih kecil, berbunga dan produksi lebih rendah dari varietas hawai
3.    Rumput Australia/ Paspalum dilatatum (90 ton/ ha/ tahun).
Digunakan untuk padang pengembalaan dan potongan. Rumput Australia memiliki rimpang yang pendek sehingga tunas yang keluar dari rimpang sangat berdekatan membentuk rumpun yang rapat, tumbuh tegak, permukaanya licin dan pada buku-bukunya terdapat lingkaran coklat kemerahan, pelepahnya panjang berbulu halus, berbunga sepanjang tahun. Rumput australi banyak tumbuh liar di sepanjang tepi jalan, tepi sungai dan tanah perkebunan.
4.    Rumput signal/ Branchiaria decumbens
Digunakan sebagai hamparan lebat untuk pengembalaan. Rumput signal tumbuh dengan cara stolon atau berumpun, batang tegak, berbunga, warna daun hijau gelap, mampu tumbuh pada tanah yang kurang subur dan berkadar asam rendah.
5.    Rumput ruzi/ Brachiaria ruziziensis
Bentuk hamparan lebat untuk potongan dan pengembalaan. Rumput rizi memiliki dau lebat, padat, berbulu pendek dan bertekstur lembut, panjang 10-25 cm, bunga berbentuk mayang bendera, memiliki stolon sehingga mampu berkembang dengan cepat membentuk hamparan. Produksi rumput ruzi rata-rata 120 ton/hektar/tahun

6.      Rumput setaria ® rumput lampung
Setaria tumbuh tegak, berumpun lebat tinggi dapat mencapai 2 m berdaun halus dan berwarna hijau gelap. Produksi hijauan rumput setaria dapat mencapai 100 ton rumput segar/hektar/tahun
·         Jenis Daun atau Ramban
1.    Turi/Sesbania grandifora ® Putih dan merah
Turi memiliki pertumbuhan yang cepat tinggi tanaman sekitar 10 m dan bunga berbentuk seperti kupu-kupu. Turi dapat beradaptasi pada tanah yang asam yang tingkat kesuburanya rendah. Daun turi merupakan hijaun pakan ternak yang sangat potensial
2.    Kaliandra/ Calliandra calothrysus
Tinggi tanaman kaliandra dapat mencapai 8 m, toleransi terhadap tanah yang kurang subur, dapat tumbuh cepat dan berbintil akar sehingga mampu menahan erosi tanah. Manfaat kaliandra pada pakan kabing dan domba adalah sebagai sumber protein. Daun kaliandra mudah dikeeringkan dan dapat dibuat tepung pakan ternak
3.      Daun nangka ® untuk penggemukan
4.      Daun w aru ® Banyak dimanfaatkan pada musim kemarau
5.      Daun pisang ® dipakai pada waktu paceklik
6.      Dadap
7.      Daun bunga sepatu
8.      Daun petai Cina / lamtoro : daun dan rating muda lamtoro merupakan sumber protein bagi ternak dengan tingkat kecernaan tinggi
9.      Kacang tanah
10.  Ketela pohon   
·         Makanan Penguat  atau Konsentrat
1.        Dedak padi : dedak padi merupakan limbah pengolahan padi. Dedak padi yang baik sebagai pakan memiliki struktur cukup kasar, memiliki bau khas wangi dedak, berwarna coklat kekuningan dan tidak menggumpal.
2.        Dedak halus paling tinggi nilainya
3.        Dedak jagung
4.        Bungkel kelapa
5.        Hasil sampingan industri kelapa sawit
6.        Limbah pertanian
7.        Dll
a)      Cara pemberian pakan :
-       Air minum disediakan terus menerus di dalam kandang ® 1,5 – 2,5 l / ekor / hari
-       Rumput dan daun-daunan diberikan sebanyak 5-7 kg perhari per ekor
b)     Cara pemberian rumput atau hijauan :
-     Rumput hendaknya dibagi dalam 5 kali pemberian dalam sehari, tujuaanya agar ternak menerima sedikit demi sedikit tetapi sering. Tujuanya adalah ® Bakteri yang berada di dalam perut besar (rumen) akan menghancurkan rumput yang masuk ke dalam perut besar selama rumput itu berada disitu. Bakteri menghancurkan serabut sel rumput / hijauan menjadi gula yang dapat dicerna dan melepaskan zat-zat lain yang terjebak di dalam sel
® Jika rumput itu tinggal terlalu lama di dalam perut besar, maka penghancuran oleh bakteri tersebut berjalan terus, sehingga zat gula dan protein yang dapat dicerna sebagian akan dipecah-pecah oleh bakteri menjadi panas dan gas yang tidak bermanfaat bagi tubuh.
-       Pemberian rumput yang sedikit demi sedikit tetapi berulang kali, maka rumput itu setelah mengalami penghancuran permulaan oleh bakteri akan cepat melewati perut besar (rumen) ke bagian alat pencernaan yang berikutnya, dimana perncernaan makanan sesungguhnya terjadi, sehingga tidak terjadi kehilangan zat-zat yang berguna.
-       Pemberian rumput yang sekaligus banyak, akibatnya kambing dan domba akan tertarik untuk makan banyak, maka rumput itu akan tetap padat di dalam perut besar dan akan menderita banyak kehilangan khasiatnya.
-       Nilai gizi dari sejumlah rumput akan 2 x lipat lebih baik, jika rumput atau hijauan itu diberikan dalam 5 x pemberian daripada diberikan sekaligus.
-       Selalu di ingat bahwa rumput yang panjang perlu di potong-potong.
-       Pemberian rumput dan hijauan akan lebih baik jika diberikan dalam keadaan segar.
c)      Cara pemberian pakan penguat (konsentrat)
Konsentrat (pakan penguat) merupakan pakan utama yang diberikan kepada domba ataupun kambing  yang dipelihara dengan sistem intensif. Selain rumput, domba atau kambing yang digemukan dengan sispem semi intensif diberi pakan penguat sebagai sumber protein (Harianto, 2012). Penggemukan domba sistem ekstensif pakan yang diberikan adalah rumput. Pada penggemukan domba semi intensif selain rumput domba juga diberi pakan penguat/konsentrat dan pada penggemukan domba secara intensif pakan utama dan satu-satunya adalah konsentrat (Mitra Farm Tani, 2018).   
Disamping rumput, makanan penguat diberikan hanya kepada kambing yang bunting, sedang menyusui dan anak kambing atau domba yang masih ikut induknya. Jumlah pemberian 0,5 – 1 kg sehari seekor dewasa ® diberikan dalam bentuk basah seperti bubur, pada waktu pagi hari saja. Makanan penguat boleh terdiri dari satu macam bahan, misal dedak padi atau bekatul atau dedak jagung atau campurannya, boleh ditambah dengan bungkil kelapa, dll.
d)     Cara pemberian garam bata beryodium
Sediakan garam ini dikotak garam untuk bisa dijilati kambing atau domba bila ia menghendakinya. Selain bahan makanan tersebut di atas, kambing atau domba sanggup dan menyukai sisa makanan atau limbah rumah tangga seperti nasi sisa, sayuran, kulit pisang, dsb.Pemberian konsentrat dan hijauan sebaiknya diatur waktunya agar memberikan tingkat kecernaan ransum yang lebih tinggi. Pemberian konsentrat dapt 2 kali atau 3 kali sehari. Jadwal pemberian  pakan konsentrat disajikan dalam gambar 4.
·         Kebersihan
Tempat minum dan makan selalu dibersihkan lebih dahulu sebelum menaruh air minum dan rumput yang baru. Bau asam dan busuk harus dicegah agar nafsu makan dan minum kambing / domba itu tidak hilang.
Pemberian konsentrasi
Dua kali sehari
Waktu
Pemberian
Pemberian konsentrasi
Tiga kali sehari



08.00


09.00


10.00


11.00


12.00


13.00


14.00


15.00


16.00


17.00


18.00


19.00


Gambar 4  : Teknik Pemberian Ransum Pada Penggemukan Kambing/Domba.
Contoh ransum untuk penggemukan domba / kambing adalah sebagai berikut :
·         Formula A : Setiap 100 kg bahan terdiri atas :
a)  Detak padi 5 kg atau 50 %
b) Bungkil kelapa 25 kg atau 25 %
c)  Tepung jagung 15 kg atau 15 %
d) Bungkil kacang tanah 8 kg atau 8 %
e)  Garam dapur 1 kg atau 1%
f)  Tepung tulang 0,5 kg atau 0,5 %
g) Kapur 0,5 kg atau 0,5 %
Setelah ternah mencapai bobot 20 kg,  pemberian konsentrat untuk pertumbuhan dan pembesaran diganti dengan konsentrat untuk penggemukan. Formulanya sebagai berikut :

·         Formula B: Setiap 100 kg bahan terdiri atas :
a)    Dedak padi 42 kg atau 42 %
b)   Bungkil kelapa 15 kg atau 15 %
c)    Tepung jagung 21 kg atau 21 %
d)   Onggok 20 kg atau 20%
e)    Garam dapur 1 kg atau 1%
f)    Tepung tulang 0,5 kg atau 0,5 %
g)   Kapur 0,5 kg atau 0,5 %
1.      Formula C:  setiap  100 kg  bahan terdiri dari :
a)  Bungkil inti sawit
b) Lumpur sawit
c)  Daun + pelepah sawit
d) Molases
e)  Mineral
f)  Urea
g) Garam  















Dosis pemberian ransum untuk penggemukan domba dan kambing adalah sebagai berikut
Tabel 5 : Dosis Pakan Untuk Penggemukan Domba / Kambing
Bobot
Badan (Kg)
Pemberian ransum
Pertambahan bobot badan yang dapat dicapai (g/hari)
Hijauan/ rumput
(kg/hari)
A (g)
B (g)
10


20


30


40


50


60


70
1,4
1,4
1,4
2,9
2,9
2,9
4,3
4,3
4,3
5,8
5,8
5,8
7,2
7,2
7,2
8,7
8,7
8,7
10,1
10,1
10,1
180
340
410
110
280
440
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
160
320
470
100
260
410
60
180
340
50
110
260
40
280
440
50
100
150
50
100
150
50
100
150
50
100
150
50
100
150
50
100
150
50
100
150





Rangkuman
Pakan yang berkualitas dapat menunjang peforma kambing dan domba sehingga dan dapat menghasilkan produksi yang maksimal. Pakan yang baik mengandung kelengkapan protein, karbohidrat, lemak, air, vitamin dan mineral. Protein memiliki fungsi mengganti sel yang rusak, pembentukan otot, sel darah merah, bulu dan tanduk. Karbohidrat sebagai sumber energi, lemak berfungsi sebagai cadangan energy, pelarut vitamin dan air untuk memelihara jaringan dan kesetabilan suhu tubuh. Pakan kambing dan domba terdiri dari 2 macam yaitu hijauan makanan ternak (HMT) yang terdiri dari rumput,  ramban/daun-daunan, legume serta pakan penguat atau konsetrat.
 Evaluasi/ Pelatihan soal Bab IV
1.      Hijauan makanan ternak (HMT) harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Sebut dan jelaskan!
2.      Sebutkan jenis dan ciri-ciri rumput untuk pakan domba dan kambing
3.      Sebutkan jenis dan ciri-ciri daun-daunan sebagai pakan domba dan kambing
4.      Sebutkan pakan penguat dan aturan pemberianya
5.      Jelaskan perbedaan pemeliharaan ekstensif, semi intensif dan intensif dipandang dari sudut pemberian pakanya!
Daftar Pustaka
Mitra farm Tani. 2018. Untung dari Bisnis Domba dan Kambing ala MT Farm. PT AgroMedia Pustaka. Jakarta
MT. Farm dan Bagus Hariyanto.2012.Bisnis Penggemukan Domba.PT Agromedia Pustaka, Jakarta
Yunus, A. 2013. Panduan Budidaya Kambing Etawa.Pustaka Baru Press, Yogyakarta






Sesi Perkuliahan Ke : V
I.      Kemampuan Akhir yang Diharapkan :
1.      Mahasiswa dapan menjelaskan dan memahami tentang jenis hijauan pakan ternak dan pakan penguat domba dan kambing
2.      Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami tentang cara pemberian pakan pada domba dan kambing

II.       Deskripsi Singkat :
Pakan yang berkualitas dapat menunjang peforma kambing dan domba sehingga dan dapat menghasilkan produksi yang maksimal. Pakan yang baik mengandung kelengkapan protein, karbohidrat, lemak, air, vitamin dan mineral. Protein memiliki fungsi mengganti sel yang rusak, pembentukan otot, sel darah merah, bulu dan tanduk. Karbohidrat sebagai sumber energi, lemak berfungsi sebagai cadangan energy, pelarut vitamin dan air untuk memelihara jaringan dan kesetabilan suhu tubuh. Pakan kambing dan domba terdiri dari 2 macam yaitu hijauan makanan ternak (HMT) yang terdiri dari rumput,  ramban/daun-daunan, legume serta pakan penguat atau konsetrat.

III.    Bahan Bacaan :
Mitra farm Tani. 2018. Untung dari Bisnis Domba dan Kambing ala MT Farm. PT AgroMedia Pustaka. Jakarta
MT. Farm dan Bagus Hariyanto.2012.Bisnis Penggemukan Domba.PT Agromedia Pustaka, Jakarta
Yunus, A. 2013. Panduan Budidaya Kambing Etawa.Pustaka Baru Press, Yogyakarta

IV.    Bacaan Tambahan
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. 2017.Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2017. Direktoran Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Http://ditjen pkh. Pertanian.go.id
V.       Pertanyaan Kunci/Tugas
1.      Hijauan makanan ternak (HMT) harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Sebut dan jelaskan!
2.      Sebutkan jenis dan ciri-ciri rumput untuk pakan domba dan kambing
3.      Sebutkan jenis dan ciri-ciri daun-daunan sebagai pakan domba dan kambing
4.      Sebutkan pakan penguat dan aturan pemberianya
5.      Jelaskan perbedaan pemeliharaan ekstensif, semi intensif dan intensif dipandang dari sudut pemberian pakanya!

   IV.   Lain-lain

V.     PERKEMBANGBIAKAN KAMBING DAN DOMBA
A.    Pendahuluan
Tujuan perkembangbiakan domba dan kambing disesuaikan dengan kebutuhan konsumen dan usaha. Percepatan pengembangbiakan diawali dengan pemilihan bangsa kambing dan domba, inbreeding/ perkawinan, dan sistem recording yang baik (Talib,C., Matondang dan Herawati, 2011).  Menurut Kurniasih et.all (2013) beberapa faktor yang mempengaruhi reproduksi meliputi perkawinan, penanganan anak yang baru lahir, ketersediaan dan kualitas pakan, serta penanganan kesehatan.
B.  Kambing dan Domba Betina
Diusahakan agar kambing dan domba dapat beranak maksimal 3 kali dalam 2 tahun, hal yang perlu diperlu diperhatikan adalah:
-            Mulai akil balik atau dewasa kelamin pada umur : 6 – 8 bulan
-            Umur yang baik mulai dikawinkan adalah umur : 10 – 12 bulan.
-            Untuk menghindari perkawinan muda kambing betina sejak umur 5 bulan
-            Sebaiknya dipisahkan dari kelompok kambing jantan dikandang
-            Birahi timbul tiap 18 – 21 hari ( ± 19 hari) dan birahi berlangsung selama sehari semalam sampai dengan dua hari dua malam.
-            Perkawinan yang tepat yang dapat menghasilkan kebuntingan adalah pada pertengahan birahi.
-            Bila kambing memperlihatkan tanda-tanda birahi pada pagi hari maka kawinkanlan pada sore harinya, bila birahi pada sore hari, kawinkanlah pada esok harinya pada pagi hari.
1.      Tanda-tanda birahi :
Tanda-tanda kambing dan domba birahi adalah Gelisah, mengembek-mengembek, nafsu makan dan minum menurun, ekor sering dikibaskan,  ia berusaha mendekati atau mencari kambing jantan, sebentar-sebentar berjalan dengan menggosok / menggaruk-garukkan kakinya, ekor dikibas-kibaskan, kemaluan agak membengkak, selaput bagian kemerah-merahan dan selaput lendir yang jernih, dan diam bila dinaiki (Yunus, 2013)


Perkawinan pada induk sesudah melahirkan dilakukan sewaktu induk memperlihatkan tanda-tanda birahi yang pertama dan diualangi lagi tiap kali ternak tersebut birahi berikutnya sampai bunting. Hal ini butuh perawatan ditamba pakan yang baik. Lamanya bunting : 150 – 154 hari.
2.      Tanda-tanda kambing dan domba telah bunting adalah :
-       Induk lebih tenang, nafsu makan baik, badanya gemuk
-       Kalau dilepas ia berusaha menyendiri
-       Berahi tidak nampak lagi, warna rambutnya lebih mengkilat.
-       Perut sebelah kanan makin lama makin lebih menonjol dan menggantung
-       Jumlah anak yang dilahirkan dapat 1 – 4 ekor tetapi kebanyakan 2 ekor
-       Anak kambing disapih atau dilepas susu pada umur 3 – 5 bulan
-       Induk dikawinkan sewaktu masih menyusukan anaknya.
C.   Kambing dan domba jantan
Jantan mulai dewasa kelamin pada umur 6 – 8 bulan tetapi pada umur 12 baru baik untuk mengawinkan betina. Pejantan selalu dalam keadaan berahi, tiap rangsangan yang datang melewati panca indera, misalnya bau kambing betina yang tidak berada jauh darinya.
D.   Perkawinan
Untuk memperoleh jumlah anak kembar yang banyak, induk-induk selama 2 – 3 minggu sebelum dikawinkan diberi pakantambahan, begitu juga pada pejantan yang sedang melayani betina dalam musim kawin. Pelaksanaan perkawinan ada 2 macam :
1.    Kambing /domba betina yang berahi di bawa ke tempat pejantan atau sebaliknya. Usahakan pejantan mengawini betina 2 kali berturut-turut. (perkawinan individual). Setelah selesai kawin, betina dibawa berjalan-jalan agar ia tidak merasa ingin mengedan. Kalau induk mengedan setelah kawin, maka bibit jantan yang sudah ada dalam alat kelamin betina akan ditumpahkan keluar, sehingga mengurangi kemungkinan menjadi bunting. Pilihlah pejantan yang lebih besar daripada kambing / domba betina, supaya tidak ada kesukaran dalam perkawinan, lagi pula keturunannya akan lebih baik.
2.      Perkawinan kelompok. Sekelompok betina 20 – 30 ekor dibiarkan hidup bersama-sama dengan seekor pejantan, baik dikandang maupun di pangonan terus menerus silang dan malam selama 60 hari. Pada akhir hari ke-60 ® pejantan dipisahkan kembali. Pejantan yang sedang kuat-kuatnya  (yang sedang umurnya) dapat melayani perkawinan kelompok 60 ekor betina. Perkawinan sendiri-sendiri (individual) dapat mengawini 100 ekor setahun.
Berbagai permasalahan yang muncul contohnya jika induk yang terlambat melahirkan atau anaknya sedikit dan sebab serta cara untuk menanggulanginya adalah:
-       Tidak menyadari akan kepentingannya bahwa perternak yang tidak mempunyai pejantan sendiri adalah salah besar.
-       Perkawinan yang dipaksakan pada waktu kambing tidak berahi, tidak akan menghasilkan kebuntingan ® maka kawinkan pada waktu yang tepat saat berahi.
-       Kemampuan berahi dan menunasi dari seekor pejantan akan menurun apabila ia selalu dicampur dengan betina terus-menerus ® pisahkan kandangnya
-       Induk yang kurang makan, sukar menjadi bunting dan hasil anaknya sedikit maka : selama 2 – 3 minggu menjelang dikawinkan diberi makan tambahan.
-       Pengaruh panas udara. Suhu tinggi akan mempengaruhi perkembangbiakan kambing betina dan jantan. Pada suhu tinggi banyak anak yang mati di dalam kandungan.
Untuk menanggulanginya maka :
·         Usahakan agar udara disekeliling kandang sejuk. Tanam pohon petai cina atau perdu
·         Tanam pohon pelindung secukupnya di pangonan
·         Mandikan kambing pada hari yang panas, terutama induk menjelang dikawinkan.



Rangkuman
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perkembangbiakan meliputi bibit jantan dan betina, pengaturan perkawinan yang tepat, kualitas ketersediaan pakan, dan penanganan pasca kelahiran. Tujuan Pembibitan/perkembangbiakan domba dan kambing disesuaikan dengan kebutuhan konsumen dan usaha. Percepatan pengembangbiakan diawali dengan pemilihan bangsa kambing dan domba, inbreeding/ perkawinan, dan sistem recording yang baik (Talib C, Matondang dan Herawati, 2011).  Menurut Kurniasih et.all (2013) beberapa faktor yang mempengaruhi reproduksi meliputi perkawinan, penanganan anak yang baru lahir, ketersediaan dan kualitas pakan, serta penanganan kesehatan.
 Evaluasi/ Pelatihan soal Bab V
1.      Sebut dan jelaskan kriteria pemilihan bibit yang baik domba dan kambing jantan maupun betina!
2.      Sebutkan tanda-tanda birahi pada domba dan kambing betina!
3.      Sebutkan cara perkawinan pada domba dan kambing!
4.      Apa tanda-tanda domba dan kambing yang sudah buning?

Daftar Pustaka
Chalid Talib, R.H. Matondang, T. Herwati. Model Pembibitan Kambing dan Domba di Indonesia.2011.Workshop Nasional Diversifikasi Pangan Daging Ruminansia Kecil.Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor
Kurniasih N.N. A M Fuah, R Priyanto.2013.Karakteristik dan Reproduksi Perkembangan Populasi Kambing Peranakan Etawa di Lahan Pasca galian Pasir. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Vol I No.3
Yunus, A. 2013.Panduan Budidaya Kambing Etawa.Pustaka Baru Press, Yogyakarta.




Sesi Perkuliahan Ke : VI
     I.     Kemampuan Akhir yang Diharapkan :
1.      Mahasiswa dapan menjelaskan dan memahami perkembangbiakan domba dan kambing
2.      Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami tentang domba dan kambing pada periode birahi, bunting dan periode perkawinan yang tepat pada domba dan kambing
II.  Deskripsi Singkat :
Perkembangbiakan domba dan kambing dapat diatur dengan manajeman pemeliharaan yang baik. Perkembang biakan kambing dan domba dapat diketahui melalui ciri-ciri ternak betina birahi, memperhatikan tanda-tanda ternak betina yang telah bunting. Pemilihan bibit jantan yang baik untuk perkawinan juga diperlukan demi menjaga kualitas produksi yang diharapkan.
III.   Bahan Bacaan :
1.       Chalid Talib, R.H. Matondang, T. Herwati. Model Pembibitan Kambing dan Domba di Indonesia.2011.Workshop Nasional Diversifikasi Pangan Daging Ruminansia Kecil.Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor
2.       Kurniasih N.N. A M Fuah, R Priyanto.2013.Karakteristik dan Reproduksi Perkembangan Populasi Kambing Peranakan Etawa di Lahan Pasca galian Pasir. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Vol I No.3
3.       Yunus, A. 2013.Panduan Budidaya Kambing Etawa.Pustaka Baru Press, Yogyakarta.
IV.    Bacaan Tambahan
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. 2017.Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2017. Direktoran Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Http://ditjen pkh. Pertanian.go.id
V.       Pertanyaan Kunci/Tugas
1.    Sebut dan jelaskan kriteria pemilihan bibit yang baik domba dan kambing jantan maupun betina!
2.      Sebutkan tanda-tanda birahi pada domba dan kambing betina!
3.      Sebutkan cara perkawinan pada domba dan kambing!
4.      Apa tanda-tanda domba dan kambing yang sudah buning?

III.             Lain-lain



VI.   PEMELIHARAAN KAMBING DAN DOMBA
A.    Pendahuluan
Induk yang sedang bunting dengan tanda perut bagian kanan dan ambing membesar, sering menggesekan tubuhnya ke kandang. Induk bunting perlu perhatian khusus, harus banyak bergerak, berjalan dan memperoleh sinar matahari yang cukup. Pemeliharaan kambing dan domba meliputi pemeliharaan induk yang bunting, pertolongan pada induk melahirkan,dan menyusui, pemeliharaan pada masa pertumbuhan, dan pemeliharaan pada pejantan.
B.     Pemeliharaan Induk Bunting
Kondisi badan indukan yang bunting dijaga agar gemuk, sehat, segar dan kuat dan diberi konsentrat selain rumput/ daun-daunan sebanyak ½ - 1 kg sehari seekor karena memiliki banyak kegunaan yaitu:
-       Pertumbuhan feotus (anak) dalam rahim yang cepat
-       Membangun jaringan ambing agar air susunnya banyak
-       Mempersiapkan kelahiran agar tetap sehat dan kuat
-       Pada umur kebuntingan 3 bulan, induk tersebut harus dipisahkan dari yang lain pada kandang dan pengembalaan sendiri. Tujuanya agar tidak terganggu oleh kambing lain dan  tidak jatuh terpeleset
-       Harus dijaga agar induk yang bunting tidak jatuh, terkejut, diganggu oleh kambing / domba atau binatang lain.
-       Hindari pemberian makanan yang mudah menimbulkan sakit perut seperti : dedak kasar, rumput yang terlalu tua/ terlalu muda dan makanan yang telah rusak
-       Dua minggu menjelang dan susudah melahirkan terus mendapat perhatian khusus. Beberapa hari sebelum melahirkan induk tidak perlu lagi diberi konsentrat, cukup daun-daunan / rumput saja.
-       Latihan fisik dengan cara melepas domba dan kambing dilapangan setiap hari. Pada Induk yang sedang bunting latihan fisik ini akan membuat perdaran darah berjalan lancar serta mengurangi kegemukan
-       Hari perkiraan kelahiran biasanya ditentukan150 hari setelah kambing itu dikawinkan, dengan tingkat kesalahan tidak lebih dari 2-3 hari (Widagdo, 2013).
C.    Pemeliharaan Induk melahirkan
1)      Tanda-tanda kambing atau domba yang beranak dapat diketahui :
-       Apabila induk kelihatan gelisah, menggaruk-garuk sesuatu, berpindah-pindah tempat berdiri, seolah-olah berperilaku seperti ia sedang membuat sarang tempat beranak, ambingnya membesar, jika diperah keluar susu yang agak kental, lekat dan berwarna kuning (kolostrum)
-       Jika dilihat vagina (kemaluannya) terlihat mengendor sekali dan keluar lendir agak banyak.
-       Sering memperhatikan ke belakang sambil mengembek
-       Ketika hendak melahirkan posisi biasanya terbaring
-       Proses kelahiran biasanya ditandai dengan keluarnya ketuban dari vagina induk kambing.
2)      Persiapan yang harus dilakukan untu proses kelahiran domba atau kambing :
-          Tempatkanlah induk di atas hamparan jerami kering dan bersih dikandang yang agak luas dan tersendiri.
-          Pastikan tangan sudah dibersihkan dengan sabun dan tidak berkuku panjang.
-          Bersihkan vulva, otot vagina dan sekitarnya menggunakan sabun.
-          Sediakan seutas benang, pisau kecil, atau silet dan obat luka (yodium) detol dll.
3)      Menolong kelahiran :
Pertolongan diberikan jika terjadi kesulitan pada kelahiran normal, biarkan berlangsung dengan sendirinya.
-          Anak yang sudah dilahirkan segera bersihkan lendir yang terdapat di dalam hidung dan mulut bila ada, agar tidak terhisap masuk ke dalam paru-paru sewaktu bernafas
-          Anak yang tidak dapat segera bernafas, cepat-cepat usahakan pernafasan buatan, caranya :
-          Pegang kedua kaki belakang, anak digantung dengan kepala ke bawah kemudian dibalik dengan kaki depan kedua-duannya diatas bersama-sama kepala diatas begitu dibalik berulang kali.
-          Letak anak kambing terlentang, pegang kedua kaki depan, tekankan kedua kaki tersebut berulang kali pada dadanya.
-          Setelah lendir pada hidung dan mulut telah bersih dan anak telah kelihatan bernafas dengan biasa, maka baru kita keringkan tubuh anak kambing tersebut dengan rumput kering atau jerami kering.
-          Tali pusar yang dibiarkan menempel pada perut menyebabkan infeksi dan kematian, tali pusar hendaknya segera dipotong. Pemotongan tali pusar dilakukan dengan cara menyemprotkan antiseptik pada tali pusar kemudian tali pusar diikat sepanjang 3-5 cm dari pangkal kemudian dipotong kurang lebih 1cm dibawah ikatan tali anti septik yang digunakan yaitu yodium tincture 10% atau betadine.
-          Taruh anak kambing yang yang telah selesai dirawat tadi di tempat yang kering, hangat dan bersih di sudut kandang, untuk dibiarkan bergerak bebas, berlatih sendiri berdiri.
-          Beberapa jam kemudian anak kambing itu sudah dapat berdiri dan mulai mencari tetek induknya.
-          Pemberian kolostrum pada  seminggu setelah anak kambing baru lahir dapat dilakukan. Pemberian kolostrum pada anak kambing baru lahir dapat  dilakukan dengan melatih pedet meminum kolostrum menggunakan jari tangan sampai pedet dapat minum sendiri dengan baik. 
-          Beri pertolongan sewaktu menetekkan kepada induknya bagi :
·       Anak yang lemah
·       Induk yang pertama kali melahirkan
·       Anak yang jumlahnya lebih dari 2 ekor






 
















Gambar 5 : Perawatan Anak Yang Baru Lahir




Gambar 5. Pertolongan pada  anak domba dan kambing yang baru dilahirkan.
4)      Pertolongan pada induk  :
Banyak sekali cairan yang dikeluarkan oleh induk yang baru melahirkan, karena itu untuk menolong induk yang baru melahirkan kita dapat :
-          Memberi air minum yang cukup dan bersih untuk menambah kekuatan, air minum bisa diberi gula
-          Membiarkan induk beristirahat, kemudian berilah rumput atau daun-daunan yang segar
-          Jerami yang kotor dan sudah basah ganti yang baru
-          Menghubungi dokter hewan bila timbul suatu gangguan kesehatan setelah melahirkan seperti : nafsu makan tidak ada, susu tidak keluar, induk demam.
5)      Pemeliharaan masa menyususi/laktasi
-            Sesaat setelah melahirkan, kambing menghasilkan cairan putih kekuningan yang disebut kolostrum. Kolostrum sbaiknya diperah dan diberikan pada cempe menggunakan dot/ botol susu bayi.
-            Perhatikan agar anak dapat memperoleh susu yang cukup dari induknya. Jika perlu ditambah dengan susu dari lain induk atau susu sapi yang diberikan secara dot
-            Bagi induk yang mati setelah melahirkan, anaknya perlu ditolong menyusukan kepada induk lain.
-            Pada umur 3 minggu anak kambing/domba belajar makan rumput dan daun muda serta telah mengenal konsentrat-konsentrat yang diberikan sedikit-sedikit sehingga anak itu menghabiskan 200 gram sehari seekor.
-            Induk hendaknya cukup makan rumput dan diberi pula konsentrat agar menghasilkan susu. Makin banyak anak yang disusuinya makan banyak pula konsentrat yang harus diberikan kepada induk itu. Banyaknya berkisar ½ - 1 kg sehari seekor atau 3 – 35 % sehari bobot badannya.
-            Kambing dan domba pada masa laktasi membutuhkan lebih banyak protein karena proses pembentukan susu membutuhkan protein yang tinggi. Konsentrat yang biasanya diberikan bungkil kedelai, ampas tahu, bekatul.
-            Kebutuhan vitamin dan mineral dapat dipenuhi dari pemberianzeolit, garam dapur atau tepung tulang sebagai sumber mineral dengan dosisi tidak lebih dari 5/mg untuk setiap 1 kg berat badan. Kebutuhan vitamin dibutuhkan untuk mendukung metabolism dan daya tahan tubuh
-            Memperhatikan kebutuhan air minum agar tidak terjadi dehidrasi
-            Kandang harus selalu dijaga agar tetap kering dan bersih sehingga suasana tetap hangat. Setelah paling sedikit 2 minggu anak bersama-sama dengan induk di dalam kandang, kemudian mereka boleh dikeluarkan bersama-sama dilapangan rumput yang kering dan bersih. Di lapangan sebaiknya induk di ikat dengan tali. Anaknya diberi keleluasaan bergerak bebas. Pada hari hujan mereka tidak boleh dikeluarkan.
D.    Pemeliharaan masa pertumbuhan
-          Biasannya anak disapih (lepas susu) pada umur 3-5 bulan. Setelah itu tujuan pemeliharaan adalah untuk pembesaran / penggemukan untuk dijual / dipotong
-          Selama masa pertumbuhan, ia diberi pakan yang baik dan cukup sehingga berkembang dan mencapai bobot yang tinggi
-          Pada umur ³ 9 bulan ® pertumbuhan anak kambing / domba sudah mulai lambat ® penjualan anak kambing / domba yang menguntungkan adalah sebelum umur 9 bulan
-          Penggemukan disertai pengebirian pada jantan akan memperoleh hasi; yang memuaskan.
-          Anak jantan yang akan dipakai sebagai calon pengganti pejantan dipisahkan tersendiri sejak ia sisapih
-          Anak jantan yang tidak dipakai sebagai calon pemacak dikebiri dan dapat dikelompokkan dengan betina yang akan digemukkan.
-          Anak kambing / domba diberi obat cacing 1- 2 bulan sekali.
®  misalnya : concurat. (sekali saja)
-          kambing / domba dewasa : diberi 1,25 g tiap 10 kg BB
-          obat tradisional : pinang halus ® 2 – 3 sendok teh
-          Periksa kesehatan kuku tiap bulan yaitu dengan memotong kuku yang teratur
-          Mandikanlah kambing / domba 1 minggu sekali ® untuk menjaga kesehatan  gangguan penyakit kulit.
E.     Memelihara Pejantan
Pemeliharaan pejantan ® agar pejantan tetap sehat, kuat aktif dan bisa mempunyai nafsu kawin dan menunasi dengan memuaskan.
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
-            Kandang untuk pejantan disendirikan dekat kandang betina ® agar nafsu kawin tetap tinggi
-            Beri keleluasaan bergerak dan memperoleh sinar matahari pagi
-            Seminggu sekali kambing / domba dimandikan
-            Perhatikan makan dan minumnya agar kondisi baik, hewan yang terlalu gemuk menjadi malas kawin.
-            Aturlah perkawinan. Perkawinan yang sedang, pejantan dapat mengawini sampai 2 kali sehari. Dalam keadaan ramai ® 4 – 5 kalis sehari.
-            Pada waktu musim pacakan sedang ramai, maka pejantan harus diikuti dengan penambahan pakan konsentrat yang cukup.
-            Perawatan kuku dan kulit dilakukan seperti pada kambing/ domba lain
F.     Memotong kuku
Kuku kambing / domba tumbuh lebih cepat daripada ausnya kuku. Kuku yang tidak terawat dan tidak dipotong akan tumbuh memanjang ® sehingga kaki tidak dapat berdiri dan bergerak tegak. Hal ini menyebabkan ketegangan urat-urat kaki yang menimbulkan rasa sakit. Kuku yang panjang ® mudah retak ® sehingga terjadi penyakit kuku  (juga salah bentuk) ® tidak dapat tumbuh subur kambing / domba tersebut. Manfaat pemotongan kuku pada ternak antara lain :
-        Mengembalikan bentuk kuku menjadi normal
-        Menghindarkan ternak dari resiko pincang
-        Membersihkan kotoran-kotoran yang menyelip pada kuku
-        Pencegahan dini infeksi pada kuku
-        Mempermudah penanganan ternak
-        Pencegahan dini kasus-kasus infeksi pada kuku
-        Memudahkan handling 
Cara momotong kuku :
-          Bersihkan dahulu dari kotoran-kotoran ® sebab kotoran itu menyebabkan kebusukan kuku
-          Pemotongan sedikit demi sedikit agar tidak terjadi pendarahan. ® Jika terjadi perdarahan obati denga jodium.
-          Jika terlihat adanya luka atau borok, bersihkanlah dengan pisau bagian-bagian yang pecah dan kerak, kemudian obati dengan obat kuku.
-          Missal : Leukomycin dan spritus atau lysol
-          Alat untuk memotong kuku adalah pisau saku yang tajam atau gunting kuku yang khusus


 
















Gambar 6 : Cara Memotong Kuku Domba dan Kambing
G.    Mengebiri kambing  dan domba jantan
Pengebirian adalah pemotongan testis sehingga kambing jantan tidak mengeluarkan air mani. Perlakakuan tersebut, dimaksudkan agar kambing jantan tidak bisa mengawini betinanya. Tujuan dikebiri adalah untuk :
-       Cepat gemuk/ untuk tujuan penggemukan
-       Lebih jinak
-       Nafsu makannya yang dan baik
-       Kualitas dagingnya baik empuk
-       Bau jantan hilang
Pengebirian sebaiknya dilakukan pada umur dewasa agar tidak mempengaruhi pertumbuhan badannya (secara negatif). Pengebirian dapat dilakukan pada kambing yang berumur 3-4 bulan sejak dilahirkan atau sebelum mencapai dewasa kelamin. Cara pengebirian :
  • Cara terbuka
  • Cara operasi, untuk mengeluarkan buah zakar ® hal ini membutuhkan keahlian dan peralatan yang khusus
  • Cara pengikatan dengan karet (elastrator)
Dengan pengikatan karet caranya ialah: karet disarungkan pada pangkal buah zakar. Karena kencangnya ikatan ring karet, maka aliran darah ke buah zakar berhenti dan fungsinya terhenti. Pada waktu 10-12 hari batang buah zakar mengering dan tanggal dari badannya.
Prinsipnya : Buah zakar diputus dengan perlahan-lahan oleh kekuatan menjepit suatu cincin karet. Biasa dilakuan pada umur muda (1 – 3 minggu), Cara pelaksanaanya :
-            Bersihkan dahulu pangkal buah zakar dengan alcohol atau olesi dengan jodium atau obat merah.
-            Pasang cincing karet pada tang penguak dan kuakkanlah cincin karet itu ® kemudian masukkanlah cincin karet yang telah dikuakkan tadi sampai pada pangkal buah zakar.
-            Jika sudah tepat pada pangkal buah zakar, cincin karet itu dilepaskan maka cincin karet tersebut akan menjepit perlahan-lahan pangkal buah zakar itu sampai putus sendiri. Buah zakar yang terjepit atau terikat erat oleh cincin karet itu akan mongering dan lepas dalam waktu 2- 3 minggu kemudian.
Dengan tang  Burdizzo
Tang burdizzo merupakan alat kebiri tanpa mengakibatkan pendarahan. Tang Burdizzo digunakan untuk menghancurkan saluran air mani sehingga perjalanan air mani dari testis ke zakar terhenti karena saluran rusak atau putus. Pada pangkal buah zakar di dalamnya terletak pembuluh darah dan saluran mani ® bisa dirasakan seperti pipa yang kenyal, bagian inilah yang dijepit oleh tang burdizzo kanan dan kiri sampai putus. Cara pelaksanaanya :
-          Tarik kedua buah zakar, sampai pangkalnya agak panjang® beri alcohol. Temukan kedua saluran tersebut dan jepit satu demi Satu.
-          Jepitlah kuat-kuat hingga tang itu berbunyi “krek” dan  diamkan penjepit itu beberapa menit, hingga buah zakar itu terasa agak dingin (warnanya kebiru-biruan) barulah jepitan dilepaskan
-          Kebiri dengan tang burdizzo ini lebih sempurna hasilnya jika dilakukan pada kambing yang telah dewasa ( 4 – 6 minggu)
-          Setelah pengebirian selesai dengan baik, maka buah zakar makin lama makin kecil dan hilang di dalam kantong buah zakarnya, sehingga sifat kejantanannya menjadi hilang
H.     Menghitung umur kambing / domba
Untuk mengetahui umur kambing/domba dapat dilihat pada perubahan giginya. Pada saat kita akan membeli kamnbing atau domba, kita harus jeli dan teliti dalam menafsirkan umur kambing maupun domba. Dengan melihat kondisi gigi kambing atau domba, kita dapat mengetahui umurnya (Yunus, 2013).
a.     Pertumbuhan dan perubahan giginya
-          Baru lahir – 9 bulan           : gigi susu lengkap
-          1 – 1 ½ tahun                    : dua gigi depan telah berganti
-          1 ½ - 2 tahun                     : 4 gigi depan telah berganti
-          2 – 3 tahun                                    : 6 gigi depan telah berganti
-          3 – 4 tahun                                    : 8 gigi depan telah bergant


-           
 














 
 
 
 


Gambar 7 : Susunan Gigi Kambing dan Domba
I.       Pencukuran bulu domba/ Sheep Shearing
Pencukuran pada domba dapat di lakukan setahun 1 hingga 2 kali pada betina, sedangkan pada domba jantan pejantan setiap 3 hingga 4 bulan karena pejantan memerlukan perkawinan dan domba jantan memiliki rambut lebih panjang sehingga dapat mengganggu aktivitas perkawinan dan mengurangi keindahan. Menurut MT Farm dan Harianto (2012) Pencukuran bulu domba dilaukan jika kondisi bulu kotor, basah dan gimbal. Pencukuran pertama sebaiknya di lakukan pada waktu domba berumur lebih dari 6 bulan agar domba tak stress. Sebelu dicukur sebaiknya domba dimandikan dulu agar tidak terlalu gembel memudahkan pencukuran
 














Gambar 8 :    Pencukuran Bulu Domba


Gambar 8. Pencukuran Bulu Domba
                







Rangkuman
Pemeliharaan ternak domba dan kambing harus memperhatikan kondisi ternak dan umur ternak. Pemeliharaan ternak domba dan kambing diantaranya adalah pemeliharaan indukan yang bunting dan pemeliharaan indukan yang melahirkan. Perlu juga diperhatikan pemeliharaan anak pasca kelahiran, pemeliharaan pertumbuhan anak dan pemeliharaan kambing dan domba pejantan.
Evaluasi dan Pelatihan Bab VI
1.      Jelaskan cara memelihara induk yang bunting pada domba dan kambing!
2.      Jelaskan pertolongan yang bias dilakukan untuk kelahiran domba dan kambing yang mengalami kesulitan!
3.      Jelaskan cara pemeliharaan pejantan dan anakan domba dan kambing!
4.      Sebut dan jelaskan cara pengebirian kambing dan domba!
5.      Jelaskan cara pemotongan kuku pada domba dan kambing!

Daftar Pustaka
MT. Farm dan Bagus Hariyanto.2012.Bisnis Penggemukan Domba.PT Agromedia Pustaka, Jakarta
Yunus, A. 2013. Panduan Budidaya Kambing Etawa.Pustaka Baru Press, Yogyakarta
Widagdo, D. 2013. Etawa Taktis dan Jitu.Hafamira, Jawa Tengah








Sesi Perkuliahan Ke : VIII dan IX
I.     Kemampuan Akhir yang Diharapkan :
1.      Mahasiswa dapan menjelaskan dan memahami tentang pemeliharaan domba dan kambing
2.      Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami tentang cara penanganan kelahiran anak, kebuntingan domba dan kambing, pemeliharaan anak pasca kelahiran dan perawatan pejantan.
II.  Deskripsi Singkat :
Pemeliharaan ternak domba dan kambing harus memperhatikan kondisi ternak dan umur ternak. Pemeliharaan ternak domba dan kambing diantaranya adalah pemeliharaan indukan yang bunting dan pemeliharaan indukan yang melahirkan. Perlu juga diperhatikan pemeliharaan anak pasca kelahiran, pemeliharaan pertumbuhan anak dan pemeliharaan pejantan.
III.    Bahan Bacaan :
1.    MT. Farm dan Bagus Hariyanto.2012.Bisnis Penggemukan Domba.PT Agromedia Pustaka, Jakarta
2.    Yunus, A. 2013. Panduan Budidaya Kambing Etawa.Pustaka Baru Press, Yogyakarta
3.    Widagdo, D. 2013. Etawa Taktis dan Jitu.Hafamira, Jawa Tengah

IV.        Bacaan Tambahan
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. 2017.Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2017. Direktoran Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Http://ditjen pkh. Pertanian.go.id
V.           Pertanyaan Kunci/Tugas
1.    Jelaskan cara memelihara induk yang bunting pada domba dan kambing!
2.    Jelaskan pertolongan yang bias dilakukan untuk kelahiran domba dan kambing yang mengalami kesulitan!
3.    Jelaskan cara pemeliharaan pejantan dan anakan domba dan kambing!
4.    Sebut dan jelaskan cara pengebirian kambing dan domba!
5.    Jelaskan cara pemotongan kuku pada domba dan kambing!
IV.    Lain-lain



VII.        SELEKSI BIBIT KAMBING DAN DOMBA
A.    Pendahuluan
Upaya mendapatkan domba yang unggul dapat dilakukan dengan seleksi dan pemilihan bibit yang diduga memiliki mutu genetic yang baik dan juga dengan sistem perkawinan yang terarah (Pusparini et.all, 2015). Pemilihan bibit harus disesuaikan dengan tujuan dari usaha peternakan apakah untuk pedaging atukah untuk perah dan diambil susunya. Secara umum bibit yang baik adalah ternak yang sehat, tidak cacat, bulu bersih dan mengkilap, serta adaptasi tinggi terhadap lingkunganya (Yunus, 2013). Langkah-langkah memilih bibit jantan dan betina :
-          Umur masih muda (umur 3 – 4 bulan)
-          Pilih anak kambing / domba yang bobot lahirnya 2 – 4 kg
-          Pilih dari anak kembar
-          Pilih yang bobotnya ± 12 kg pada 120 hari (4 bulan)
-          Pilih kambing / domba yang sehat, aktif dan tidak cacat., mata bersinar, nafsu makan baik (lahap), kulit mengkilap (tidak kudisan)
-          Bentuk badan. Dilihat dari depan ; badan lebar, kaki lurus berantara lebar pula. Dilihat dari samping : badan tinggi, panjang dan dalam sehingga kambing itu berbentuk persegi panjang, punggung lurus, dada luas. Dilihat dari belakang : badan lebar, kaki belakang berantara lebar dan kuat dengan perkembangan daging yang baik
-          Untuk kambing perahan pilih yang ambing dan putingnya besar, tetapi lunak jika diraba.
-          Pilih bibit dari bangsa yang terkenal dan dari keturunan pejantan dan induk yang baik pula
-          Pemilihan bibit harus ditempat petani atau peternak, bukan dipasar hewan.
-          bibit betina, bentuk ambing simetris tidak terlalu menggantung, halus dan kenyal tidak ada infeksi dan pembengkakan
-          Keadaan gigi lengkap bagian rahang atas dan bawah
-          Khusus untuk memilih calon pejantan disamping hal di atas ditambah lagi: Sifat kejantanannya memuaskan buah zakarnya panjang, besar  genap dan sama besar
B.     Kambing dan Domba calon Bibit :
1.      Tanda-tanda pejantan calon bibit :
-Sehat, tubuh besar (sesuai umurnya) relatif panjang dan tidak cacat.
-Dada dalam dan lebar
-Kaki lurus dan kuat
-Tumit tinggi
-Penampilan gagah
-Aktif dan besar nafsu kawinnya
-Buah zakarnya normal (2buah, sama besar dan kenyal)
-Alat kelamin kenyal dan dapat ereksi
-Sebaiknya berasal dari keturunan kembar
-Bulu bersih dan mengkilat
  1. Tanda-tanda betina calon bibit :
-Sehat, tidak terlalu gemuk dan tidak cacat
-Kaki lurus dan kuat
-Alat kelaminya normal
-Mempunyai sifat keibuan (mengasuh anak) yang baik.
-Ambing normal (halus, kenyal, tidak ada infeksi atau  pembengkakan)
-Sebaiknya berasal dari keturunan kembar
-Bulu bersih dan mengkilat










 














                       Gambar 9. Kambing dan Domba Calon Bibit
          1. Jantan                                   2. Betina












                         Gambar 10.  Cacat Tubuh Kambing dan Domba

Rangkuman
Upaya mendapatkan domba yang unggul dapat dilakukan dengan seleksi dan pemilihan bibit yang diduga memiliki mutu genetic yang baik dan juga dengan sistem perkawinan yang terarah (Pusparini et.all, 2015). Pemilihan bibit harus disesuaikan dengan tujuan dari usaha peternakan apakah untuk pedaging atukah untuk perah dan diambil susunya. Secara umum bibit yang baik adalah ternak yang sehat, tidak cacat, bulu bersih dan mengkilap, serta adaptasi tinggi terhadap lingkunganya (Yunus, 2013)
Evaluasi dan Pelatihan Bab VII
2.      Secara umum kriteria memilih bakalan calon bibit dimba dan kambing yang baik apasaja?
3.      Apa saja tanda-tanda domba atau kambing jantan calon bibit yang baik?
4.      Apa saja ciri-ciri domba atau kambing betina calon bibit?
5.      Mengapa pemilihan calon bibit dalam usaha sangatlah penting?
Daftar Pustaka
Anisa Pusparini, H.Idrijani, S.Nurachmah.2015.Seleksi Awal Performa Calon Bibit Domba Garut Jantan dan Betina di UPTD BPPTD Margawati Garut. Universitas Padjajaran
Yunus, A. 2013. Panduan Budidaya Kambing Etawa.Pustaka Baru Press, Yogyakarta










Sesi Perkuliahan Ke : VII
I.     Kemampuan Akhir yang Diharapkan :
1.      Mahasiswa dapan menjelaskan dan memahami tentang cara pemilihan bibit jantan dan betina
2.      Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami tentang kriteria bakalan bibit jantan dan betina domba dan kambing

II.    Deskripsi Singkat :
Upaya mendapatkan domba yang unggul dapat dilakukan dengan seleksi dan pemilihan bibit yang diduga memiliki mutu genetic yang baik dan juga dengan sistem perkawinan yang terarah (Pusparini et.all, 2015). Pemilihan bibit harus disesuaikan dengan tujuan dari usaha peternakan apakah untuk pedaging atukah untuk perah dan diambil susunya. Secara umum bibit yang baik adalah ternak yang sehat, tidak cacat, bulu bersih dan mengkilap, serta adaptasi tinggi terhadap lingkunganya (Yunus, 2013)
III.         Bahan Bacaan :
1.      Anisa Pusparini, H.Idrijani, S.Nurachmah.2015.Seleksi Awal Performa Calon Bibit Domba Garut Jantan dan Betina di UPTD BPPTD Margawati Garut. Universitas Padjajaran
2.      Yunus, A. 2013. Panduan Budidaya Kambing Etawa.Pustaka Baru Press, Yogyakarta

IV.    Bacaan Tambahan
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. 2017.Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2017. Direktoran Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Http://ditjen pkh. Pertanian.go.id
V.       Pertanyaan Kunci/Tugas
1.      Secara umum kriteria memilih bakalan calon bibit dimba dan kambing yang baik apasaja?
2.      Apa saja tanda-tanda domba atau kambing jantan calon bibit yang baik?
3.      Apa saja ciri-ciri domba atau kambing betina calon bibit?
4.      Mengapa pemilihan calon bibit dalam usaha sangatlah penting
   IV.   Lain-lain


VIII.    PENYAKIT KAMBING DAN DOMBA
Pendahuluan
Berbagai penyakit yang berkembang dapat menimbulkan kerugian, dari kerugian ringan hingga berat seperti kematian ternak (MT Farm dan Harianto, 2012). Penyakit pada domba dan kambing biasanya mudah berkembang pada sistem pemeliharaan ekstensif. Pencegahan dapat dilakukan sedini mungkin dengan meningkatkan kebersihan kandang, pemberian pakan yang berkualitas dan vaksinasi. Berikut beberapa jenis penyakit yang dapat menyerang domba dan kambing :
1.      Ecthyma Contaqiosa/ orf
Disebabkan oleh : virus parapoks dan bersifat zoonosis dan penyakit ini dapat menular dengan cepat dari ternak yang terinveksi ke ternak yang sehat.
Tanda-tandanya :
-          Kulit disekeliling bibir menjadi luka, berkeropeng dan menyebar ke muka.
-          kadang-kadang meluas ke celah-celah kuku pada betina ® ambingnya juga terserang ® sehingga susah makan dan lemah dan kurus
-          Dapat menyebabkan kematian yang diserang adalalah kambing / domba muda
Pencegahan : vaksinasi orf
Pengobatan : diberi obat luka seperti jodium, supronal dan leukomycin, salep antibiotika seperti eritromisin dan oksitetrasiklin.
2.      Scabies atau Kurap/ Kudis
Skabies adalah penyakit kulit pada ternak yang disebabkan oleh parasit atau tungau sarcoptes scabiei. Penyakit scabies dapat menurunkan produksi daging, kualitas kulit dan dapat menular pada manusia/ zoonosis
Tanda-tandanya :
-          Kambing terlihat tidak tenang akibat rasa gatal dengan menggosok ke benda disekitarnya
-          Nafsu makan turun dan diikuti dengan penurunan berat badan sehingga kambing dan domba tampak kurus
-          Timbul totol-totol pada kulit (warna merah)
-          Terus menyerupai bisul yang tumbuh dimana-mana. Kerusakan kulitdengan tepi yang tidak merata disertai penebalan kulit/keropeng
-          Bulu banyak yang rontok, kulit bersisik dan keropak
-          Tubuh menjadi kurus ® bisa menyebabkan kematian karena tidak ada selera makan
Pencegahan
-          Menjaga kebersihan kambing dengan memandikan, kandang serta peralatan
-          Kambing yang baru masuk dikarantina terlebih dahulu
-          Mengobati kambing yang terinfeksi segera
-          Menjaga pakan kambing agar terpenuhi nutrisinya
Pengobatan
Bila kelihatan totol-totol pada kulit ® langsung diobati dengan obat :
-          Untuk kasus ringan menggunakan oli bekas yang ditambah belerang dan minyak kelapa dimasak lalu didinginkan kemudian dioles pada kulit yang terkena scabies
-          Serbuk belerang dicampur Parutan kunyit dipanaskan lalu tambahkan minyak kelapa dioles-oleskan pada bagian yang luka
-          1 bagian creolin / lisol dicampur 10 bagian spritus kemudian dioleskan pada bagian yang luka       
3.      Cacingan
Disebabkan oleh cacing Ascaridia Gali, haemoncus contortus (cacing lambung), Fasciola hepatica (cacing hati), Neoacaris vitulorum (cacing gelang). Cacingan pada domba dan kambing dapat disebabkan karena kondisi kandang yang kotor dan lembab serta kesalahan penyabitan dan pemberian rumput (Hariyanto, 2012). Tada-tanda ternak mengalami cacingan adalah :
-          Banyak makan tetapi badanya tetap kurus (Berat badan tidak sesuai umur)
-          Bulu agak berdiri dan tidak mengkilap
-          Lesu, lemah, selaput matanya pucat
-          Perutnya besar, bulunya kusut
-            Kepalanya selalu menunduk
-            Mencret bila buang kotoran
-            Cacingan dapat menyebabkan kematian pada anak domba yang masih
        berumur 3-4 bulan
Pengobatan dapat secara tradisional maupun melalui obat-obatan kimia :
-          Campuran 5 – 10 gr tepung pinang (± sebesar biji kacang) + segenggam nasi ® masukkan ke dalam mulut kambing / domba
-          Piperazine Powder
-          Wormex Powder/ centarin concurat
-          Air tembakau 1 sendok makan yang diberikan sebulan sekali
Pencegahan :
-          Kandang harus sering dibersihkan
-          Tempat-tempat becek harus dikeringkan
-          Tidak menyabit rumput/menggembalakan pada pagi hari agar telur cacing yang menempel di rumput tidak termakan dan masuk system pencernaan.
-          Sebaiknya kambing dan domba digembalakan setelah tengah hari diperkirakan telur cacing sudah mati terkena sinar  matahari.
-          Memberikan obat cacing secara teratur 2-3 bulan sekali
-          Hindari pengembalaan di tempat-tempat yang becek
4.      Pneumonia/ Radang paru-paru
Pnemonia adalah radang paru-paru yang biasanya disertai dengan radang bronkeol dan selaput paru-paru. Umumnya terjadi pada saat karena pergantian musim Penyebabnya radang paru-paru biasanya kandang kambing / domba terlalu lembab, dingin dan kotor ® Pengaruhnya mengganggu pernafasanya. Yang diserang : kambing / domba yang masih muda dan dewasa. Tanda-tandanya Pneumonia ialah :
-          Kedinginan dan berhimpit-himpitan, nafsu makan hilang lesu, lemah
-          Batuk, pernafasanya berbunyi



Pencegahan :
-          Hindari kandang yang lembab dan kotor
-          Usahakan agar kandang tetap bersih dan kering dan selalu kena  sinar matahari pagi
-          Pemberian pakan dengan nutrisi yang baik
-          Kambing / domba yang sakit dipisahkan dari yang sehat ® diobati sampai sembuh
5.      Kembung Perut (Bloat/Tympani)
Domba yang terserang kembung akan kesulitan mengeluarkan gas dalam lambungnya, diakibatkan karena proses fermentasi dalam lambung berlangsung lebih cepat sedangkan proses pengeluaranya terhambat. Menurut Gunawan (2013) ada 2 faktor penyebab kembung diantaranya adalah pola pemberian pakan yang tidak tepat seperti terlalu banyak memberika leguminosa dan pemberian tanaman yang terlalu muda, sebelum berbunga dan sesudah hujan.
Penyebabnya :
-          Kambing/ domba digembalakan di padang rumput yang rumputnya masih basah karena embun pagi atau hujan
-          Pemberian pakan yang banyak mengadung gas seperti rumput yang masih muda
-          Pemberian konsentrat yang terlalu banyak mengadung pati
-          Terlalu banyak pemberian hijauan kacang-kacangan
-          Kondisi ternak yang sedang sakit atau baru sembuh dari sakit, anemia dab bunting.
-          Biasanya diderita oleh kambing muda dan dewasa
Tanda-tandanya/ Gejala :
-            Perut sebelah kiri ® membesar
-            Punggung kambing / domba itu membungkuk
-            Lambung jika dipukul berbunyi seperti drum atau gendang
-            Frekwensi pernafasan meningkat  secara tidak beraturan mengakibatkan kematian
-            Nafsu makan berkurang, susah buang kotoran jika ususnya ikut terganggu kambing akan mencret dan berbau tidak enak
Pencegahan pada ternak agar tidak terjadi kembung
-          Hindari mengembalakan pada pagi hari
-          Lebih baik memberi makan sedikit-demi sedikit tetapi berkali-kali
-          Jumlah hijauan segar dari jenis kacang-kacangan diberikan secukupnya/ tidak lebih dari 50% total ransum
Pengobatan kembung
-          Berdirikan kambing dengan kedua kaki depannyaa bertopang pada ketinggian 50 cm.
-          Usahakan mulut kambing dapat terbuka masukkan sepotong kayu untuk bisa dikunyah-kunyah
-          Kedua sisi perut dirut-urut dengan kepalan tangan dari bawah ke atas berkali-kali
-          Pekerjaan ini dapat diulangi selang 30 menit sampai gas yang berbau busuk keluar dari mulut
-          Dapat juga diberikan norit atau beras gosong atau kopi bubuk kental kedalam mulutnya.
6.      Keracunan makanan
Penyebab keracunan makanan salah satunya adalah terlalu banyak makan daun petai cina, daun koro, daun kumak, daun ketela, daun ubi kayu dan mengkonsumsi rumput yang mengandung zat kimia.
Tanda-tanda keracunan :
-       Kambing muntah dan berak bersama-sama
-       Nafsu makan turun, frekuensi nafas mencadi cepat
-       Denyut jantung tidak teratur
-       Gelisah, lesu, tidak bersemangat
-       Kambing atau domba mengalami kejang-kejang
-       Pengeluran air liur dan mulut berbusa
-       Kabing atau domba lemas, lesu dan lebih banyak diam

Pengobatan keracunan
-          Berikan minuman minyak kelapa secukupnya, atau air kelapa hijau yang masih muda.
-          Memberikan ramuan tradisional dari kuning telur bebek, air tebu dan air hangat setelah itu selang 2 jam berikanlah air kelapa muda
Secara umum pencegahan penyakit dalam usaha peternakan menurut Yunus (2013) adalah sebagai berikut:
  • Kambing dan domba haruslah sehat
  • Kandang bebas dari genangan air
  • Sanitasi kandang baik dan sinar matahari dapat masuk ke kandang
  • Pengaturan ventilasi baik
  • Pemberian pakan yang berkualitas dan umbaran yang ternak baik


 








Gambar 11 : Cara-Cara Penularan












 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 














Gambar 12 : Cara-Cara Penularan Kejadian Penyakit Pada Ternak
Rangkuman
Berbagai penyakit yang berkembang dapat menimbulkan kerugian, dari kerugian ringan hingga berat seperti kematian ternak (MT Farm dan Harianto, 2012). Penyakit pada domba dan kambing biasanya mudah berkembang pada sistem pemeliharaan ekstensif. Pencegahan dapat dilakukan sedini mungkin dengan meningkatkan kebersihan kandang, pemberian pakan yang berkualitas dan vaksinasi.
Evaluasi dan Pelatihan Bab. VIII
1.      Upaya penceahan penyakit pada ternak dapat dilakukang dengan cara apa, jelaskan!
2.      Sebutkan penyakit yang sering menyerang domba dan kambing gejala dan cara pengobatanya!
3.      Jelaskan cara-cara penularan penyakit pada ternak
4.      Mengapa penyakit pada domba dan kambing lebih banyak menyerang pada sistem pemeliharaan ekstensif, jelaskan!
Daftar Pustaka
Gunawan, H. 2013. Prospek Penggemukan Kambing Potong. Pustaka Baru Press,Yogyakarta

MT. Farm dan Bagus Hariyanto.2012.Bisnis Penggemukan Domba.PT Agromedia Pustaka, Jakarta

Yunus, A. 2013. Panduan Budidaya Kambing Etawa.Pustaka Baru Press, Yogyakarta










Sesi Perkuliahan Ke : X dan XI
I.     Kemampuan Akhir yang Diharapkan :
1.      Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami tentang jenis penyakit yang sering menyerang domba dan kambing
2.      Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami tentang cara penanganan, pencegahan dan pengobatan penyakit pada domba dan kambing

II.   Deskripsi Singkat :
Penyakit yang berkembang dapat menimbulkan kerugian, dari kerugian ringan hingga berat seperti kematian ternak (MT Farm dan Harianto, 2012). Penyakit pada domba dan kambing biasanya mudah berkembang pada sistem pemeliharaan ekstensif. Pencegahan dapat dilakukan sedini mungkin dengan meningkatkan kebersihan kandang, pemberian pakan yang berkualitas dan vaksinasi
III.   Bahan Bacaan :
1.      Gunawan, H. 2013. Prospek Penggemukan Kambing Potong. Pustaka Baru Press,Yogyakarta

2.      MT. Farm dan Bagus Hariyanto.2012.Bisnis Penggemukan Domba.PT Agromedia Pustaka, Jakarta

3.      Yunus, A. 2013. Panduan Budidaya Kambing Etawa.Pustaka Baru Press, Yogyakarta

IV.   Pertanyaan Kunci/Tugas
1.      Upaya penceahan penyakit pada ternak dapat dilakukang dengan cara apa, jelaskan!
2.      Sebutkan penyakit yang sering menyerang domba dan kambing gejala dan cara pengobatanya!
3.      Jelaskan cara-cara penularan penyakit pada ternak
4.      Mengapa penyakit pada domba dan kambing lebih banyak menyerang pada sistem pemeliharaan ekstensif, jelaskan!
V.                Lain-lain

IX.           SATUAN TERNAK DAN KOEFISIEN TEKNIS
A.    Pendahuluan
Adalah ukuran yang digunakan untuk menghubungkan bobot badan ternak dengan jumlah makan ternak yang dimakan. Satuan ternak (ST memiliki arti ganda yaitu ternak itu sendiri dan jumlah pakan yang dimakan oleh ternak. Manfaat satuan ternak diantaranya adalah untuk mengetahui potensi ternak suatu daerah, memproduksi kebutuhan pakan dan standar untuk pertukaran ternak (H.K. Nugroho,2017). Koefisien teknis merupakan angka standar yang mematuhi kaidah yang telah ditentukan dan dapat dipergunakan untuk menghitung volume, presentase, jumlah berat dsb.
Tabel 6. Daftar Satuan Ternak (ST)
Jenis ternak
Kelompok umur
Umur
ST
Sapi / kerbau



Kambing / Domba



Babi



Ayam / Itik

Dewasa
Muda
Anak

Dewasa
Muda
Anak

Dewasa
Muda
Anak

Dewasa
Muda
Anak
(100 ekor)
> 2 tahun
1 – 2 tahun
< 1 tahun

> 1 tahun
½ - 1 tahun
< ½ tahun

> 1 tahun
½ - 1 tahun
< ½ tahun

> ½ tahun
1/6 – ½  tahun
<  1/6 tahun
1,00
0,50
0,25

0,14
0,07
0,035

0,40
0,20
0,10

1,00
0,50
0,25



B.     Penggunaan ST untuk :
-          Menghitung daya tampung pakan ternak dari suatu padang rumput atau daya tampung. Sisa hasil usaha tani terhadap jumlah ternak
-          Perhitungan pelbagai masukan dan keluaran fisik ® sehingga biaya masukan dan penerimaan dapat diperhitungkan
-          Masukan fisik: hijauan pakan, luas kandang, luas padang rumput, jumlah air minum, obat, perkawinan ternak dan tenaga buruh. Keluaran fisik: Jumlah pupuk kandang, bobot badan dan tenaga kerja ternak
Contoh :
Tanaman rumput seluas  5 ha menhasilkan 52 ton rumput segar / tahun.
1 ST memerlukan 35 kg hijauan / hari (Anonimus 1983)
® 1 tahun = 365 x 35 kg = 12.775 kg
jadi daya tampung padang rumput =
 = 4,07 ST ~ 4 ekor sapi dewasa
atau = 29 ekor kambing / domba dewasa
Tabel 7 : Daya Dukung Tanaman Pangan
Jenis tanaman
Daya dukung
(ST/ha)
Jenis Pakan
Padi
Jagung
Singkong
Ubi jalar
Kacang kedelai
Kacang tanah
1,136
4,986
0,767
1,874
1,269
1,740
Jerami
Jerami
Daun
Daun
Jerami
Jerami
 
Pola tanam beragam :
-          Padi + jagung + ubi jalar ® 5,4 / ha / tahun
-          Padi + ubi jalar + kacang tanah ® 3,2 ST / ha / tahun


     Luasan kandang  : untuk 1 ST = 2 x 1,5 = 3 m2
Luas kandang untuk kambing / domba sebanyak
-      
X ekor x 0,14 = ST
 
35 induk                 = 4,90  ST
-      
X ekor x 0,07 = ST
 
2 jantan dewasa      = 0,28 ST
-       30 dara                   = 2,10 ST
-      
X ekor x 0,035 = ST
 
6 jantan muda         = 0,42 ST
-       70 anak                   = 2,45 ST                                           
Jumlah                         = 10,15 ST  ® x 3 m2 = 30,45 m2

C.    Hasil pupuk kandang
  • 1 ST menghasilkan pupuk kandang 4 ton / tahun
  • Pupuk yang dihasilkan dari ternak kambing / domba = 40,6 ton
    • ® (10,15 ST x  4   ton)
  • Estimasi harga ternak ® dengan cara estimasi silang ® mengetahui harga sapi dewasa sehingga didapat beberapa harga kambing /domba dewasa di daerah yang sama.
Contoh :
1 ST sapi dewasa + Rp. 4.000.000,-
Harga domba / kambing = 0,14 x Rp. 4.000.000
                                        =  RP. 560.000
D.    Tenaga kerja
  • Intensif ® di Pulau Jawa       = 0,7 jam / hari / 2 ekor sapi dewasa
  • Extensif ® di Sulsel               = 0,3 jam / hari / ekor sapi dewasa





Tabel 8.  Jumlah Ternak Per Tenaga Kerja
No
Jenis ternak
Usaha intensif
(ekor)
Usaha Extensif
(ekor)
1
Sapi potong
29
67
2
Sapi perah
23
53
3
Kerbau
27
63
4
Kambing
163
381
5
Domba
163
381
6
Babi
57
133
7
Ayam ras (layer)
617
-
8
Ayam ras (Bioiler)
1088
-
9
Itik
568
1368

  • 1 HK = 8 jam kerja per hari
  • Biaya pengobatan dan breeding
  • Est Biaya pengobatan ® sesuai dengan dosis  obat, 1  ST = Rp X
( untuk ternak dewasa)
  • Est biaya breeding ® berdasarkan jumlah ST induk
  • Dengan IB ® digunakan ukuran service / conception (S/C) ® beberapa kali inseminasi untuk membuat seekor induk bunting
pada umumnya S / C                           = 2
Biaya breeding 1 ST induk                = 2 x Rp.  Y,-
Untuk ternak kambing / domba (sebanyak A ekor)
Biaya pengobatan                                = A ekor x 0,14 x Rp. X
Biaya breeding                                    = A ekor x 0,14 x Rp. Y
·          Koefisien Teknis (KT)
Adalah angka yang digunakan untuk memproyeksikan produksi atau kelahiran ternak dan prod. Pakan ternak
® dikelompokkan dalam 5 kelompok
1)      KT yang berhubungan dengan masukan mis : ST dan tingkat penggunaan sumber daya untuk masukan
2)      KT berhubungan dengan reproduksi mis : angka kelahiran, S/C pada IB
3)      KT yang berhubungan dengan produksi mis : PBBH, produksi susu rata-rata/ekor / hari, produksi telur / ekor / hari
4)      Yang berhubungan dengan rasio sumber daya mis : sex ratio, feed – egg ratio, feed – gain ratio dll.
5)      KT yang berhubungan dengan sifat teknis non biologis
6)      Mis : depresiasi tahunan bangunan, umur mesin, pemakaian ban.

E.     Usaha Ternak Kambing dan Domba Bibit

Syarat bibit : umur : 1 – 1,5 tahun ( 2 gigi seri berganti )
Tabel 9. KT Untuk Kambing / Domba
Bangsa
Tinggi Pundak
Panjang Badan
Lingkar Dada
Bobot Badan
Jantan
Betina
Jantan
Betina
Jantan
Betina
Jantan
Betina

Cm
Cm
Cm
cm

Kambing
Kacang
PE
Domba
DEG
Local

50
55

55
50
50

40
45

45
40
40

51
56

55
51
51

42
50

48
42
42

70
70

74
70
70

55
60

59
55
55

25
30

30
25
20

20
25

25
20
15

a)        Perkembangbiakan
-       Siklus berahi 17 hari ; lama berahi 30 jam
-       Masa bunting : 5 bulan
-       Masa menyusui anak : 2 – 3 bulan
-       Masa kering kandang : ½ bulan
-       Umur afkir bibit : 6 – 7 tahun
-       Umur jual jantan / betina muda : 1 tahun
-       Sex ratio jantan : betina : 1 : 1
-       Masa produktifi induk : 1 ½ - 6 tahun
-          Kelahiran kembar terjadi sesudah 1 atau 2 kali melahirkan pertama kali
-          Mortalitas :
-         Ternak dewasa            ( > 1 tahun)     : 1 – 2 % / tahun         
-         Ternak muda   ( ½ - 1 tahun)  : 3 – 8 % tahun
-         Anak    ( < ½ tahun)    : 10 – 15 % / tahun
-          Kid Crop / Lamp Crop = 100 – 125 % / tahun
-          Yaitu  : angka kelahiran kambing / domba
b)     Masukan Fisik
-          1 ekor dewasa  ( = 0,14 ST) = 5 – 6 kg rumput / hijauan segar per hari
Hijauan / dedaunan : 60 %
Rumput                    : 40 %
-          Kandang  : 1 ekor dewasa ( = 0,14   ST) = 1.25m2
-          Tenaga kerja
-          1 ekor dewasa (0,14 ST) = 2,2 HK/tahun (intensif)
0,96 HK/tahun (extensive)
-          Pengobatan : 1 ST (7 ekor dewasa) = 1 unit / tahun
-          Lain-lain : 1 ST (7ekor dewasa) = 1 unit / tahun
c)      Hasil fisik
-          Pupuk kandang : 1 ST = 4 ton / tahun
-          Komoditi ternak
-          Jantan muda
-          Dara bibit
-          Induk / jantan afkir / tua
-          Dll  (air susu) ® PE : 150 – 200 (  / tahun / induk).




                            





Rangkuman

Adalah ukuran yang digunakan untuk menghubungkan bobot badan ternak dengan jumlah makan ternak yang dimakan. Satuan ternak (ST memiliki arti ganda yaitu ternak itu sendiri dan jumlah pakan yang dimakan oleh ternak. Manfaat satuan ternak diantaranya adalah untuk mengetahui potensi ternak suatu daerah, memproduksi kebutuhan pakan dan standar untuk pertukaran ternak (H.K. Nugroho,2017). Koefisien teknis merupakan angka standar yang mematuhi kaidah yang telah ditentukan dan dapat dipergunakan untuk menghitung volume, presentase, jumlah berat dsb.

Evaluasi dan latihan soal
1.      Apakah yang dimaksud ST dan kegunaanya
2.      Apakah yang dimaksud Koefisien Teknis dan kegunaanya
Daftar Pustaka
K.H. Nugroho. 2017. Perencanaan Usaha Pembibitan Sapi Perah.Kementerian Pertanian.BPTUHTP Baturaden



















 






Sesi Perkuliahan Ke : XII dan XIII
I.       Kemampuan Akhir yang Diharapkan :
1.      Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami tentang satuan ternak dan koefisien teknis
2.      Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami tentang cara penggunaan satuan ternak dan koefisien teknis
II.     Deskripsi Singkat :
Adalah ukuran yang digunakan untuk menghubungkan bobot badan ternak dengan jumlah makan ternak yang dimakan. Satuan ternak (ST memiliki arti ganda yaitu ternak itu sendiri dan jumlah pakan yang dimakan oleh ternak. Manfaat satuan ternak diantaranya adalah untuk mengetahui potensi ternak suatu daerah, memproduksi kebutuhan pakan dan standar untuk pertukaran ternak (H.K. Nugroho,2017). Koefisien teknis merupakan angka standar yang mematuhi kaidah yang telah ditentukan dan dapat dipergunakan untuk menghitung volume, presentase, jumlah berat dsb.
III.     Bahan Bacaan :
K.H. Nugroho. 2017. Perencanaan Usaha Pembibitan Sapi Perah.Kementerian Pertanian.BPTUHTP Baturaden
IV.     Pertanyaan Tugas
1.      Apakah yang dimaksud ST dan kegunaanya
2.      Apakah yang dimaksud Koefisien Teknis dan kegunaanya
V.          Lain-lain
















X.               CONTOH ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA KAMBING

Suatu usaha kambing etawa di Sumatera Utara membutuhkan analisa usaha yang lebih lengkap. Dari data yang diperoleh :
1.      Jika masa produktif kambing pejantan 5 tahun, dan kambing yang digunakan untuk bibit adalah hasil pembelian dari kambing dara
2.      Waktu pemeliharaan 5 tahun
3.      Gajih tenaga kerja Rp 600.000/bulan
4.      Jika induk dapat beranak 3 kali dalam 2 tahun dan dalam 1 kelahiran rataan anak 2 ekor
5.      Jumlah cempe yang akan dihasilkan per tahun: 15 ekor x 30 induk = 450 ekor
6.      Jika angka mortalitas/kematianya 10% maka diperkirakan 45 ekor mati
7.      Jika seekor kambing menghasilkan kotoran 7 kg/bulan asumsi harga pupuk kandang Rp 2000/kg
8.      Jika seekor  kambing menghasilkan urin 30 liter/bulan asumsi harga urin Rp 1500/liter
9.      Kambing betina menghasilkan susu sebanyak 30 liter/bulan selama 5 bulan asumsi harga susu kambing Rp. 35.000/liter
10.  Harga cempe seperti dipasaran khususnya sumatera utara
11.  Jika biaya pakan diabaikan karena pakan dicari oleh pekerja

A.    Inverstasi Tetap
·         Kambing betina 30 ekor x Rp 2.500.000         75.000.000
·         Kambing jantan 2 Ekor x Rp. 3.5000.000         7.000.000
·         Kandang 5 Unit                                               23.000.000
·         Peralatan kandang                                                 500.000
Total                                                                 98.000.000

B.     Biaya Produksi
·         Biaya pemeliharaan kambing indukan 30 ekor
·         Gaji karyawan Rp. 600.000/30 hari   30 ekor  700 ekor/hari
·         Vitamin kambing Rp 100/ekor/hari
·         Total biaya pemeliharaan induk per 5 tahun Rp 800 x 5 tahun x 12 bulanx 30 ekor x30 hari = Rp 43.200.000
C.     Proyeksi Pendapatan
·      Penjualan cempe 405 ekor x Rp. 1000.000       = Rp. 405.000.000
·      Penjualan indukan afkir 30 ekor x 1000.000                = Rp    30.000.000
·      Penjualan urine 30 liter x12 bulan x 5 tahun x Rp.1500 x 30 ekor
Rp.64.800.000
·      Penjulan pupuk kandang 7 Kgx12 bulan x 5 tahunxRp 2000x30 ekor
Rp. 25.200.000
·      Penjualan susu 30 liter x 5 bulan x 5 tahun x Rp 35.000 x 30 ekor/5
Rp.157.500.000
D.    Biaya-Biaya Pengeluaran
·         Biaya Inverstasi + Biaya Pemeliharaan
·         Rp 98.000.000+ Rp 43.200.000
 Rp 141.200.000
E.     Pendapatan
·         Penjualan cempe Rp. 405.000.000
·         Penjualan indukan afkir Rp 30.000.000
·         Penjualan pupuk kandang Rp. 25.200.000
·         Penjualan urine Rp 64.800.000
·         Penjualan susu Rp 157.500.000
Total Pendapatan Rp. 682.500.000
F.      Keuntungan
Rp 682.500.000- Rp 141.200.000 = Rp 541.300.000
Penghasilan per bulan Rp 541.300.000/5 tahun/12 bulan = Rp  9.021.600





DAFTAR PUSTAKA


Anisa Pusparini, H.Idrijani, S.Nurachmah.2015.Seleksi Awal Performa Calon Bibit Domba Garut Jantan dan Betina di UPTD BPPTD Margawati Garut. Universitas Padjajaran
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. 2017.Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2017. Direktoran Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Http://ditjen pkh. Pertanian.go.id
Dolokaribu M, Batubara A, Elieser S.2006. Karakteristik Morfologik Kambing Spesifik Lokal di Kabupaten Samosir Sumatera Utara. Seminar Teknologi dan Peternakan Veteriner.
Chalid Talib, R.H. Matondang, T. Herwati. Model Pembibitan Kambing dan Domba di Indonesia.2011.Workshop Nasional Diversifikasi Pangan Daging Ruminansia Kecil.Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor
Goodwin D.H. 1981.   Sheep Management and Production 2nd Ed.  Hutchington & Co. Ltd. London

Gunawan, H. 2013. Prospek Penggemukan Kambing Potong. Pustaka Baru Press,Yogyakarta

I.K. Sutama.I.G.M, Budiarsana, I.W. Mathius. Dan E. juarini. 1999. Growth and sexual development of Etawah-cross kids from does of different levels of milk production. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 4 (2): 95-100.

Ludgate, P.J. 1989. Penelitian Ternak Kambing dan Domba di Pedesaan (Kumpulan Peragaan). Balai Penelitian Ternak, Puslitbangnak, Balitbangtan, Departemen pertanian,  Jakarta

K.H. Nugroho. 2017. Perencanaan Usaha Pembibitan Sapi Perah. Kementerian Pertanian.BPTUHTP Baturaden
Kurniasih N.N. A M Fuah, R Priyanto.2013.Karakteristik dan Reproduksi Perkembangan Populasi Kambing Peranakan Etawa di Lahan Pasca galian Pasir. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Vol I No.3
Spesifik Lokal di Kabupaten Samosir Sumatera Utara. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Hal 544-549
MT. Farm dan Bagus Hariyanto.2012. Bisnis Penggemukan Domba.PT Agromedia Pustaka, Jakarta

Mitra farm Tani. 2018. Untung dari Bisnis Domba dan Kambing ala MT Farm. PT AgroMedia Pustaka. Jakarta

Pamungkas FA, Batubara A, Doloksaribu M, Sihite E. 2009. Petunjuk Teknis Potensi Plasma Nutfah Kambing Lokal Indonesia.Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Medan

Spedding,   C.R.W, 1970. Sheep Production and Frazing Management 2nd  Ed. Bailliere, Tindal  &  Cassel, London
Suparman.2007. Beternak Kambing. Azka Press.Jakarta
Syarief, M. Z. dan C. D. A. Sumoprastowo. 1985. Ternak Perah. CV.Yasaguna. Jakarta
Prabowo A.2010.Petunjuk Teknis Budidaya Ternak Kambing.Balai Pengkajian Teknologi Petanian Sumatera Selatan.

Soenardirahardjo B.P.2017.Teratologi pada Hewan dan Ternak.Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga. Surabaya
Sugeng, Y.B. 1985. Beternak Domba.  Penelitian Swadaya, Jakarta

Widagdo, D. 2013. Etawa Taktis dan Jitu.Hafamira, Jawa Tengah

Yunus, A. 2013. Panduan Budidaya Kambing Etawa.Pustaka Baru Press, Yogyakarta

Williamson, G. dan W. J. A. Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis (Diterjemahkan oleh S.G.N.D. Darmadja). Edisi 1 Gadjah Mada University Press Yogyakarta


Komentar

  1. Terima kasih artikel nya min, Menambah wawasan pada manusia awam seperti saya ini..
    Semoga sukses selalu bisnisnya :)

    Klaim Promo Bonus 100% ! Anda bisa langsung mengklaimnya bila resmi terdaftar di Agen Linkaja88 !
    Kunjungi » https://www.linkaja88.net/

    Tersedia banyak permainan dengan berbagai provider yang sangat lengkap !

    SBOBET
    368BET
    CBET
    BACCARAT
    JUDI DADU
    BLACKJACK
    ROULETTE
    SLOT ONLINE
    SV388
    S128
    TOGEL
    TEMBAK IKAN

    Dapatkan secara Gratis Aplikasi Sabung Ayam S128
    Klik Link Disamping » https://www.linkaja88.net/gratis-download-aplikasi-sabung-ayam-s128/

    Kontak WhatsApp online 24 Jam : +62812-2222-995

    BalasHapus
  2. Artikelnya mantap betul!, Jangan lupa berkunjung ke blog tentang dunia peternakan dan hobi di www.kanglalaw.web.id

    BalasHapus
  3. informasi yang sangat bermanfaat
    Berbagai artikel tentang beternak sapi dan kambing

    BalasHapus
  4. CV Bahagia Sukses Makmur adalah Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan sewa Tenda Roder / Hanggar serta tenda lainnya. Kami memproduksi tenda dengan ukuran standard ataupun custom untuk kebutuhan gudang, marketing, event, wedding (pernikahan), party, DLL.

    Tenda Roder Putih dan Tenda Transparan

    Tenda Roder Putih
    Salah satu yang cukup sering digunakan adalah tenda roder dengan penutup PVC putih, Jenis tenda ini menjadi pilihan bagi anda yang ingin mengadakan acara yang bersifat komersil atau lebih provasi.
    Selain untuk event sendiri tenda ini juga sering digunakan sebagai tenda rumah sakit, tenda covid, tenda gudang tenda posko kemanan ataupun darurat.

    Tenda Transparan
    Tenda transparan ini dapat memberikan penerangan yang lebih maksimal dari pada tenda roder putih karena cahaya dapat masuk lebih banyak banyak ke dalam tenda ini. Tenda jenis ini memiliki kesan yang lebih arkistik dan elegan, sangat cocok untuk anda yang memimginkan tampilan cantik pada saat acara dilangsungkan.
    Pada umumnya tenda ini sering digunakan untuk acara event, wedding (pernikahan), party, bazar, pameran, DLL

    Spesifikasi

    Spesifikasi Tenda Roder
    1. Menggunakan PVC 850 blackout untuk atap nya, Dan bahan dindingnya ada 550, 410, 880 dan 850.
    Bisa disesaikan dengan kebutuhan ataupun keinginan anda.
    Blackouk sendiri tahan terhadap sinar UV matahari, Sehingga saat berada didalam tenda anda akan merasa nyaman.
    2. Memiliki Ukuran yang besar
    Kami memiliki beberapa ukuran bentangan yaotu 10 m, 15m dan 20 m dengan panjang kebelakang dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda.
    3. Menggunakan rangka allumunium yang tahan terhadap karat.
    4. Cocok digunakan untuk segala jenis acara

    Spesifikasi rangka tenda Roder

    1. Bentangan 10
    memiliki tebal 65 x 100 x 4 mm
    2. bentangan 15
    memiliki tebal 85 x 120 x 4 mm
    3. Bentangan 20
    memiliki tebal 100 x 200 x 4 mm
    *tingginya 3 m untuk bentangan 10 dan 15. Serta 4 m untuk bentangan 20.

    Perusahaan kami telah berpengalaman dalam Membuat berbagai macam tenda. Silahkan hubungi 0811 1252 0824 RAHMA
    Office: Ruko Cendana Raya No. 15A, Bencongan Indah, Karawaci, Tangerang.
    SENIN - SABTU / 08.00 - 17.00

    Anda juga dapat menghubungi kami di :
    https://lnkd.in/eTPgh8XB
    https://lnkd.in/dbuxz9zs
    Twitter : @TangerangRoder
    Instagram : @tendapameranjakarta
    Instagram : @tendagudangjakarta
    SHOPEE : @https:tendarodertangerang
    TOKOPEDIA :@partisipameran23

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Izin Lingkungan Dalam Kaitannya dengan Penegakan Sanksi Administrasi Lingkungan dan Sanksi Pidana Lingkungan Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH)

Kebijakan Polresta Terhadap Tindak Pidana Kejahatan yang dilakukan Kelompok Geng Motor (Khususnya Polresta Medan)