PENGELOLAAN TERNAK KAMBING DAN DOMBA
I.
BANGSA KAMBING DAN DOMBA
A.
Pendahuluan
Kambing dan domba
merupakan ruminansia kecil yang memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan
di Indonesia sebagai sumber produk hewani yang diambil daging dan susunya. Beternak
kambing dan domba memiliki berbagai keuntungan diantaranya adalah mudah
beradaptasi dengan lingkungan, membutuhkan modal tidak terlalu besar, serta
pemeliharaanya mudah.
Di Indonesia populasi
kambing tercatat 17.847.197 ekor pada tahun 2016 dan meningkat menjadi
18.410.379 ekor pada tahun 2017 (Kementerian Pertanian, 2017). Populasi kambing
berkembang salah satunya karena kambing sangat cocok dengan iklim di Indonesia.
Kambing merupakan ternak yang licah dan gesit dan hasil dari domestikasi hewan
liar. Pada awalnya kambing dimanfaatkan untuk diambil dagingnya dan diperah
susunya. Penggolongan kambing didasarkan pada 4 cara yaitu berdasarkan asal
usulnya, kegunaanya, besar tubuhnya, dan panjang telinganya (Williamson dan
Payne, 1993).
Domba merupakan ternak
yang mudah dipelihara dan berkembang di Indonesia. Populasi domba pada tahun
2016 tercatat 15.716.667 ekor meningkat di tahun 2017 menjadi 16.462.274 ekor
(Kementerian Pertanian, 2017). Untuk mengetahui asal-usul domba yang dipelihara
di berbagai penjuru dunia tidaklah mudah, termasuk di Indonesia. Hal tersebut
karena jumlah dan jenis domba yang diternakkan tidaklah sedikit.
Tujuan
mempelajari asal-usul kambing dan domba adalah agar dapat membedakan
jenis-jenis domba dan kambing berdasarkan asalnya, produksinya dan iklim yang
cocok untuk pengelolaan ternak tersebut. Pada bab ini dibahas mengenai
asal-usul kambing dan domba bersasal dari luar negeri maupun yang ada di
Indonesia.
B. Bangsa-Bangsa Kambing
Kambing merupakan ruminansia kecil yang populasinya tersebar di seluruh
wilayah Indonesia. Ternak kambing memiliki keunggulan diantaranya memiliki
kemampuan adaptasi terhadap kondisi ekstrim, tahan terhadap berbagai penyakit,
cepat berkembang biak dan bersifat profilik. Berikut ini adalah bangsa kambing
yang berkembang dan diternakkan oleh
peternak :
1. Kambing Kacang/ Kambing Jawa
Kambing kacang merupakan
kambing lokal Indonesia yang disebut juga sebagai kambing kerikil karena postur
badannya kecil, beratnya yang jantan ± 30 kg, sedangkan yang betina ±
20 – 25 kg, lebih dikenal juga di masyarakat sebagai kambing gembel karena
bulunya keriting dan kotor.
Ciri-cirinya
:
a. Kambing jantan dan betina bertanduk relatif
pendek dan melengkung ke atas sampai kebelakang.
b. Bentuk hidungnya lurus, leher
pendek dan pada kambing jantan tumbuh janggut di dagunya
c. Warna bulu coklat, hitam,
putih dan atau kombinasi warna-warna tersebut.
d. Leher pendek dan punggung
melengkung.
e. Pada umur 6 bulan, kambing kacang
sudah dewasa kelamin dan melahirkan pertama pada umur 12 bulan. Biasanya melahirkan
anak kembar dua dan atau tiga ekor dan jarak beranak lebih pendek.
f. Daun telinga pendek, berdiri tegak dan mengarah
ke depan dan ke samping.
g. Tinggi gumba pada kambing jantan 60-65 cm sedangkan
pada kambing betina 56 cm (Gunawan, 2013)
h.
Sebagai
penghasil daging dan kulit
2. Kambing Etawah/ Jamnapari
Kambing Etawah berasal dari daerah Jamnapari, India
dan di import ke Indonesia dengan tujuan memperbaiki kambing asli Indonesia
yaitu dengan cara mengawinkannya dengan kambing kacang. Kambing etawa memiliki
tingkat produksi susu, pertumbuhan, dan kemampuan adaptasi baik terhadap
kondisi lingkungan yang ekstrim, karena alasan inilah kambing etawa sering
digunakan untuk memperbaiki mutu kambing lokal di Indonesia. Biasanya kambing Etawah menghasilkan
daging dan susu atau tipe dwiguna, hasil susunya ± 1- 3 liter sehari.
Ciri-cirinya :
a. Ambing besar dengan putingnya yang panjang
b. Postur tubuhnya besar, beratnya bisa mencapai 40
– 70 kg. Kambing etawa jantan biasanya mencapai bobot 90 kg dan betina hanya 60
kg
c. Memiliki tanduk pendek mengarah ke belakang
d. Produksi susu kambing etawa sangat tinggi yaitu
235 kg per masa laktasi selama 261 hari, pada puncak laktasinya produksi susu
dapat mencapai 3,8 kg per hari (Gunawan, 2013).
e. Panjang badan kambing jantan ±
85 – 100 cm dan kambing betina 70 – 80 cm.
f. Hidungnya melengkung dan cembung,
telinganya panjang dan menggantung dengan panjang 25-40 cm, lebarnya 8 – 13,5
cm.
g. Kaki panjang dan tegak, tinggi
kambing etawah untuk yang betina 75 – 85 cm pada umur 3 tahun.
h. Tinggi gumba untuk kambing betina
70-90 cm dan jantan 90-110 cm (Widagdo, 2013)
i. Pada kaki bagian belakang
sering ditumbuhi oleh bulu yang panjang.
j. Warna bulu bermacam-macam:
kebanyakan belang, bercak-bercak hitam atau merah, coklat dan putih.
3. Kambing Jawarandu
Kambing Jawarandu merupakan hasil persilangan
antara kambing Etawah dan kambing Kacang. Kambing Jawarandu banyak terdapat
disepanjang pantai utara pulau Jawa. Bentuk tubuh dan sifat-sifatnya berada di antara kambing
etawah dan kambing kacang. Produksi
susu mencapai 1 – 1 ½ liter per hari. Ciri-ciri kambing jawarandu :
a.
Warna bulu
hitam, putih, coklat atau kombinasi dari ketiga warna
b.
Punggung
melengkung ke bawah
c.
Telinga
lebar dan menggantung
d.
Bobot
jantan dewasa lebih dari 40 kg dan betina dewasa mencapai 40 kg
e. Merupakan tipe dwiguna yaitu penghasil daging dan
susu
4. Kambing Gembrong
Kambing Gembrong
tersebar di daerah kawasan timur pulau Bali terutama di Kabupaten Karangasem.
Ciri khas dari kambing gembrong adalah bulunya panjang (Prabowo, 2010). Besar
badannya antara kambing etawah dan kambing kacang, tetapi bukan hasil
perkawinan kambing etawah dan kambing kacang. Kambing ini ada hubungannya
dengan kambing kashmir yang di import ke Nusa Tenggara dan Jawa Barat. Ciri-cirinya kambing gembrong adalah sebagai
berikut:
a. Tanduknya tumbuh subur,
panjang dan berkelok
b. Berat kambing gembrong 32-45
kg dan tinggi gumba 58-65 cm.
c. Hidung ada yang lurus ada yang
bengkok
d. Pada yang jantan pada dahinya
ada jumbal. Jumbal itu sampai menutupi mata dan mukanya.
e. Jantan dan betina berjenggot
f. Bulunya panjang dan halus terutama
pada leher dan punggung bulunya lebih panjang dan berwarna putih sebagian
coklat.
5. Kambing Saanen
Kambing Saanen berasal dari lembah
Saanen dari Swiss bagian barat
Pertama di import tahun 1982 dari Belanda ke Bandung dan
Kerawang, import kedua tahun 1978 dari Australia ke seluruh daerah di Indonesia.
Kambing
ini dwiguna yaitu penghasil susu dan daging
Ciri-cirinya kambing saanen :
a. Leher panjang, telinga pendek dan tegak dan
mengarah ke depan
b. Bulu umumnya putih dan kadang terdapat bercak
hitam di bagian hidung, telinga atau ambingnya
c. Pada masa laktasi produksi susu 740 kg selama
250 hari (Gunawan, 2013).
d. Dada lebar dan dalam
e. Tubuhnya panjang
f. Kaki lurus dan kuat
g. Ambing dan puting besar dan lunak
h. Berat badan jantan dewasa
68-91 kg dan betina dewasa 36-63 kg
i. Ekornya tipis dan pendek
j. Sensitif terhadap sinar
matahari
6. Kambing Anggora
Kambing Anggora pernah dimasukkan ke Indonesia
sebelum Perang Dunia II dan disebarkan di Jawa Barat. Sekarang kambing ini sudah
tidak ada lagi yang asli. Bangsa kambing ini termasuk bangsa yang besar,
rambutnya, panjang dan bagus yang dinamakan “Mohair”. Warnanya putih bersih dan
mengkilat.
Ciri-ciri fisik
kambing angora :
a.
Jantan dan
betina bertanduk
b.
Tanduk
jantan spiral dan ujung tanduknya menjauh dari kepala sedangkan pada betina
tanduk relatif kecil cenderung tidak spiral
c.
Telinga
Tebal terkulai ke bawah
d.
Berbulu
panjang dan lebat
e.
Berat
kambing jantan dewasa 55-80 kg dan betina 35-40 kg
f. Karakteristik jantan dan betina mirip dengan
domba
7. Kambing Kashmir
Kambing Kashmir sama
halnya dengan kambing anggora, pernah di import ke Indonesia dan disebarkan di
Jawa Barat dan Nusa Tenggara. Kambing ini juga termasuk bangsa kambing yang
besar, rambutnya mirip dengan kambing anggora juga dinamakan mohair, tetapi warnanya abu-abu. Bangsa kambing
ini yang asli sekarang tidak ada lagi. Salah satu keturunannya adalah kambing gembrong
di Bali. Ciri-ciri fisik kambing kashmir (Gunawan, 2013) :
a. Bulunya lebat, halus dan
dominan putih (tipe pedaging dan penghasil bulu untuk membuat pakaian)
b. Bobot badan jantan dewasa 60
kg dan betina 40 kg
8.
Kambing Marica
Kambing Marica
terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan, bentuk dan ciri kambing ini mirip dengan
kambing kacang tetapi lebih kecil jika dibandingkan dengan kambing kacang.
Ciri-ciri kambing marica menurut (Prabowo, 2010) :
a.
Penampilan tubuh lebih kecil dibanding dengan kambing kacang
b.
Telinga berdiri menghadap samping, arah ke depan
c.
Tanduk relatif kecil dan pendek
d.
Berat betina 20 kg dan jantan 22 kg
e. Berbulu halus dan warna bulu
kecoklatan, hitam, kemerahan atau kombinasi
f.
Panjang badan betina 56 cm dan jantan 58 cm.
g.
Gerakan lebih lincah dan agresif.
9.
Kambing Samosir
Kambing Samosir
terdapat di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Kambing Samosir memiliki bentuk
hampir sama dengan kambing kacang tetapi kambing samosir lebih dominan berwarna
putih seperti domba. Ciri-ciri kambing samosir menurut Doloksaribu et.all (2006):
a. Warna bulu putih atau belang
putih atau campuran belang putih-hitam dengan bulu halus
b. Bobot badan betina dewasa 26
kg jantan 20 kg
c. Jumlah kelahiran 1-2 ekor
d. Kaki kuat dan kokoh namun
pendek seperti kambing kacang
e. Tanduk keatas dan berwarna
kecoklatan
f. Garis muka lurus/ datar
10.
Kambing Muara
Kambing muara
tersebar di Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara Sumatera Utara. Kambing
Muara merupakan kambing tipe pedaging yang cukup baik. Ciri-ciri kambing muara
(Pamungkas et all, 2009)
a.
Bulu berwarna coklat, kemerahan, putih dan hitam
b.
Bobot kambing muara jantan 68 kg dan betina 49 kg dengan panjang badan
jantan 96 cm dan betina 75 cm
c.
Profilik (dapat beranak 2-4 dalam 1 kali kelahiran)
d.
Bentuk telinga agak panjang dan menggantung
e.
Tubuh kekar dan gagah dengan susunan yang kompak
f.
Produksi susu relatif bagus
11.
Kambing Kosta
Kambing Kosta
tersebar di wilayah Banten, Serang, Padeglang. Kambing Kosta merupakan
persilangan anatara kambing lokal Indonesia dan kambing Khasmir yang tersebar
di wilayah India. Kambing kosta terdaftar sebagai plasma nutfah Indonesia yang
harus dijaga kelestarianya. Ciri-ciri Kambing kosta adalah :
a.
Bentuk tubuh sedang, bentuk hidung rata dan ada yang melengkung
b.
Terdapat motif garis sejajar pada bagian kiri juga kanan mukanya
c.
Bulu halus dan pendek dengan warna bulu coklat sampai hitam.
d.
Bertanduk pendek, telinga tegak
e.
Bobot badan betina sekitar 24 kg dan jantan 46 kg
12.
Kambing Boer
Kambing Boer
berasal dari afrika selatan. Kambing Boer merupakan kambing tipe pedaging
terbaik. Persilangangan kambing jantan Boer dan betina Etawa/Peranakan Etawa menghasilkan
kambing Boerawa sedangkan persilangan kambing jantan Boer dan kambing betina
kacang menghasilkan kambing Boerka. Ciri-ciri kambing Boer :
a.
Tubuhnya panjang dan lebar, berhidung cembung
b.
Berbulu putih dan berkaki pendek
c.
Telinga panjang dan menggantung
d.
Warna kepala coklat muda hingga coklat tua kemerahan, memiliki garis putih dibawah wajah
e.
Bobot kambing Boer jantan 120-150 kg dan betina 80-90 kg
13.
Kambing Peranakan Etawa (PE)
Kambing PE
merupakan persilangan dari kambing etawa dengan kambing kacang. Kambing etawa
merupakan kambing tipe dwiguna yaitu dapat menghasilkan daging dan susu.
Ciri- ciri kambing PE adalah sebagai
berikut:
a.
Bentuk muka cembung, dan memiliki janggut di dagu
b.
Telinga panjang dan menggantung
c.
Ujung tanduk melengkung
d.
Bulu memanjang dibagian leher, pundak, punggung dan paha dengan warna bulu
putih, coklat dan hitam
e.
Bobot kambing PE betina 40 kg dan kambing PE jantan 60 kg
f.
Bentuk garis punggung mengombak ke belakang
14.
Kambing Benggala
Kambing Benggala
merupakan kambing yang tergolong kecil, dan tersebar di wilayah Bangladesh.
Kambing Benggala secara umum lebih besar daripada kambing kacang, biasanya di
dominasi warna hitam dan warna kecoklatan. Kmabing Benggala merupakan kambing
potong yang umumnya cukup profikik. Ciri- ciri kambing Benggala ialah:
a.
Telinga terkulai menghadap samping dan menggantung
b.
Garis muka datar dan garis punggung lurus
c.
Bulu sedang dan tanduk mengarah tegak ke belakang
d.
Berat kambing jantan antara 40 kg dan betina 38 kg
e.
Merupakan tipe pedaging dan profilik
15.
Kambing Alpen
Kambing Alpen
berasal dari pegunungan Alpen. Kambing alpen merupakan tipe penghasil susu yang
baik dan memiliki daya adaptasi yang cukup baik. Kambing Alppen tersebar di
Amerika dan Perancis. Ciri-ciri kambing Alpen adalah sebagai berikut:
a. Memiliki bulu berwarna putih,
coklat, kelabu, hitam, dengan kombinasi warna.
b. Di sekitar punggung ada bulu
panjang
c. Pada pejantan memiliki janggut
d. Tanduk panjang meruncing
kearah belakang
e. Kualitas produksi susu baik
16.
Kambing Toggenburg
Kambing Toggenburg
berasal dari daerah toggenburg di Timur Laut Swiss. Kambing Toggenburg
merupakan kambing tipe perah yang diambil susunya. Ciri-ciri kambing Togenburg adalah :
a.
Telinga tegak ke arah depan
b.
Memiliki janggut pada kambing jantan
c.
Bulu berwarna merah tua, coklat ataupun dengan bercak putih
d.
Hidung cembung dan berbulu halus
e.
Bobot badan jantan 80 kg dan betina 60 kg
f.
Produksi susu 600 kg / masa laktasinya
g. Masa produktivitas kambing
toggenburg jantan 7 bulan dan betina 7-8 bulan.
C. Bangsa-Bangsa Domba
1. Domba Asli Indonesia
Disebut
domba lokal atau domba kampong. Karkas atau daging yang dihasilkan relatif
rendah sehingga kurang menguntungkan jika diusahakan secara komersial. Ciri-ciri
domba asli Indonesia :
-
Ukuran tubuhnya kecil dengan pertumbuhan yang cukup lambat
-
Bulunya kasar dan panjang dengan warna beragam
-
Daun telinga kecil dan pendek
-
Bobot badan domba jantan antara 30-40 kg dan betina 15-20 kg
-
Memiliki ekor kecil dan pendek
-
Domba betina bertanduk sedangkan domba jantan bertanduk
2. Domba Ekor Tipis
Domba ekor
tipis merupakan domba local di Indonesia dengan kemampuan adaptasi yang baik.
Domba ekor tipis tersebar di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Ciri-ciri
domba ekor tipis :
-
Ekor domba kecil dan tipis
-
Warna bulu putih, kadang berwarna belang hitam disekitar mata
-
Domba betina umumnya tidak bertanduk, domba jantan bertanduk kecil
-
Berat domba jantan sekitar 30-40 kg dan betina 15-20 kg
3. Domba Ekor Gemuk (DEG)
Domba ini banyak terdapat dari
Indonesia bagian Timur : Madura, Sulawesi dan Lombok. Ciri-ciri domba ekor
gemuk :
-
Bentuk
badan yang lebih besar
-
Domba
jantan dan betina tidak bertanduk
-
Warna domba
sebagian besar putih, tetapi kadang berwarna hitam atau kecoklatan
-
Berat badan
domba jantan sekitar 50-70 kg sedangkan berat domba betina 25-40 kg
-
Domba jantan
bertanduk, tetapi yang betina tak bertanduk
-
Tanda-tanda yang khas ialah ekor yang panjang, pada bagian pangkalnya
tempat menimbun lemak yang banyak, sedangkan
bagian ujung ekornya kecil, karena tidak ada lemak.
4. Domba Priangan/ domba Garut
Domba Priangan sering juga disebut
dengan domba garut, banyak terdapat di Jawa Barat. Diperkirakan domba ini hasil persilangan segitiga antara
domba asli Indonesia, domba merino, dan domba ekor gemuk dari Afrika Selatan. Ciri-ciri domba Priangan ialah:
-
Berbadan agak besar, lebar dengan leher yang kuat, bisa digunakan sebagai domba
aduan.
-
Domba
jantan bertanduk cukup besar, melengkung ke belakang dan berbentuk spiral, pangkal
tanduk kanan dan kiri hampir bersatu, sedangkan yang betina tidak bertanduk
-
Bulunya lebih panjang dan halus dari pada domba asli Indonesia
-
Dau telinga kecil dan kokoh
-
Berat domba
jantan antara 60-80 kg dan betina 30-40 kg
-
Ekornya
kecil (disebut juga domba ekor kurus)
5.
Domba Texel
Domba Texel dikenal dengan nama Dombos (Domba
Texel Wonosobo). Domba texel merupakan tipe pedaging selain itu juga diambil
bulunya/ wol.
Ciri-ciri domba texel adalah sebagai
berikut:
-
Memiliki
bulu wol halus dan keriting berbentuk spiral dan warna putih
-
Bobot badan
domba jantan dapat mencapai 100 kg dan betina 80 kg
-
Beranak
pertama kali umur 15 bulan
-
Dapat
melahirkan kembali 8 bulan setelah beranak pertama kali
6.
Domba Batur Banjarnegara (Domas)
Domba Batur adalah
domba hasil persilangan antara domba ekor tipis, domba Suffolk dan domba Texel. Domba ini pada
awalnya berkembang di daerah Banjarnegara Jawa Tengah, dan menjadi ikon
Banjarnegara dan kini telah menyebar ke berbagai wilayah Jawa dan Sumatera.
Ciri-ciri domba Batur adalah sebagai berikut:
-
Memiliki
tubuh panjang, besar dan kuat dan kaki cenderung pendek
-
Domba
jantan dan betina tidak bertanduk
-
Warna bulu
dominan putih, kulitnya tipis disbanding domba lainya
-
Bebot
jantan dewasa 90 – 140 kg dan betina 60 – 80 kg
-
Proporsi
daginya tinggi dan empuk.
7.
Domba Merino
Asal domba Merino dari Asia kecil.
Domba merino tersebar di Spanyol, Inggris dan Australia. Domba merino merupakan
penghasil wol terbaik dengan panjang bulu 10 cm untuk 10 kg wol selain itu juga
sebagai penghasil daging.Ciri-ciri domba merino adalah:
- Yang jantan bertanduk besar dan membelit, tetapi
yang betina tak bertanduk
- Seluruh badannya tertutup wool
sampai pada mukanya, sehingga domba ini termasuk dalam tipe wool
- Berat badan domba jantan 64-79
kg dan betina 45-57 kg (ukuran sedang)
8. Domba Rambouliet
Asalnya dari domba
Merino yang telah lama diternakkan di Perancis. Domba rambouliet merupakan tipe
domba dwiguna yaitu dapat diambil dagingnya dan sebagai penghasil wol.
Ciri-ciri domba Rambouliet :
-
Badan besar, padat, dalam dan lebar, tulang-tulangnya kuat
-
Kepala
tegak dan bergerak lincah
-
Domba jantan bertanduk besar, yang betina tak bertanduk
-
Penghasil
wool dan daging yang baik.
9. Domba Southdown
Berasal dari Inggris. Domba
southdown merupakan domba dwiguna karena
dapat menghasilkan daging sekaligus wol. Ciri-ciri domba Southdown adalah
sebagai berikut:
- Tubuhnya relatif kecil, lebar
dan bulat, perdagingan padat
- Leher pendek dan tebal
- Garis punggung sampai ke muka
lurus
- Kaki pendek, telinga pendek
- Tak bertanduk baik jantan maupun betina
- Penghasil daging dan wol yang sangat baik
10. Domba Suffolk
Domba Suffolk didatangkan dari
Australia ke Indonesia pada tahun 1975. Domba Suffolk merupakan domba tipe
pedaging dan penghasil bulu. Ciri- ciri domba Suffolk adalah sebagai berikut :
-
Memiliki
warna hitam pada wajah
-
Tidak
memiliki tanduk
-
Telinga
panjang, hitam dan bertekstur halus
-
Leher
panjang, kokoh dan bahu lebar
-
Lapisan wol
berserat rapat dan halus
-
Kulit
berwarna merah muda dan halus
11. Domba
Dorset
-
Domba
dorset berasal dari Inggris dan masuk ke Indonesia melalui Australia. Domba
dorset merupakan domba tipe dwiguna karna dapat diambil daging dan bulunya.
Ciri –ciri domba dorset adalah sebagai berikut :
-
Domba
dorset memiliki tubuh panjang, lebar, dalam
-
Domba jantan
memiliki bobot sekitar 100 kg sedangkanbetina 80 kg.
-
Domba
jantan dan betina tidak memiliki tanduk
Ada perbedaan yang jelas antara
kambing dan domba seperti yang disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2.
Tabel 1. Perbandingan
Tingkah Laku Makan Dan Fisiologi Saluran Pencernaan Kambing Dan Domba
No.
|
Karakter
|
Kambing
|
Domba
|
1
|
Aktifitas
|
Berdiri
dengan kedua kaki dan berjalan dengan jarak yang lebih jauh
|
Berjalan
dengan jarah lebih dekat
|
2
|
Cara makan
|
Pemakan semak dan lebih memilih
|
Pemakan
rumput dan kurang memilih
|
3
|
Daun semak dan pohon
|
Sangat suka
|
Kurang suka
|
4
|
Pakan yang terdiri berbagai jenis
|
Suka memilih
|
Kurang memilih
|
5
|
Kemampuan merasa
|
Lebih tajam
|
Kurang tajam
|
6
|
Tingkat sekresi ludah
|
Lebih besar
|
Sedang
|
7
|
Daur ulang urea pada
liur
|
Kurang
|
|
8
|
Komsumsi bahan kering
-
Untuk
pedaging
-
Untuk
menyusui
|
3% dari berat badan
3% dari berat badan
|
3% dari berat badan
3% dari berat badan
|
9
|
Efisiensi pencernaan
hijauan kasar
|
Lebih efisien
|
Kurang efisien
|
10
|
Waktu
penyimpanan pakan dalam pencernaan
|
Lebih lama
|
Lebih pendek
|
11
|
Komsumsi air per
satuan komsumsi pakan (bahan kering)
|
Lebih rendah
|
Lebih tinggi
|
12
|
Konsentrasi NH3
dalam rumen
|
Lebih tinggi
|
Lebih rendah
|
13
|
Efisiensi pemakaian
air
Tingkat penggantian
|
Lebih efisien
Lebih rendah
|
Kurang efisien
Kurang tinggi
|
14
|
Kecepatan penggunaan
lemak selama waktu kekurangan pakan
|
Lebih nyata
|
Kurang nyata
|
15
|
Dehidrasi
-
Kotoran
-
Air seni
|
Sedikit air yang
hilang
Lebih pekat
|
Relatif banyak air
yang hilang
Kurang pekat
|
16
|
Tanin
|
Lebih tahan
|
Kurang tahan
|
Tabel 2. Perbedaan
Fisik (Exterior) Antara Kambing dan Domba
No
|
Karakter
|
Kambing
|
Domba
|
1
|
Lekuk air mata
|
Tidak ada
|
Ada lekuk
|
2
|
Ekor
|
Ke atas
|
Ke bawah
|
3
|
Kuku
|
Tidak ada saku diantara 2 kuku
|
Ada saku
|
4
|
Kelenjar bau dipangkal ekor
|
Mempunyai
|
Tidak mempunyai
|
5
|
Janggot
|
Berjanggot
|
Tidak ada
|
6
|
Tanduk
|
Jarang berpenampang
bentuk kotrek
|
Berpenampang segi tiga
Bentuk spiral
|
Tabel 3. Perbedaan sifat biologis
antara domba dan kambing
No
|
Sifat Biologis
|
Domba
|
Kambing
|
1
|
Siklus birahi
|
17 hari
|
14-21 hari
|
2
|
Lama Birahi
|
30 jam
|
24-36 jam
|
3
|
Birahi Pertama
|
8-10 bulan
|
10-12 bulan
|
4
|
Perkawinan I
|
18 bulan
|
10-12 bulan
|
5
|
Perkawinan II
|
34 bulan
|
24 bulan
|
6
|
Lama Bunting
|
141-159 hari
|
147 hari
|
7
|
Umur disapih
|
5-6 bulan
|
4 bulan
|
8
|
Interval beranak
|
7-8 bulan
|
7-8 bulan
|
9
|
Jumlah anak
|
1-4 ekor
|
1-3 ekor
|
10
|
Dewasa Tubuh
|
18-24 bulan
|
18-20 bulan
|
11
|
Kebiasaan merumput
|
Pagi dan sore
|
Sepanjang hari
|
12
|
Sifat bergerombol
|
Besar
|
kurang
|
13
|
Berat lahir
|
1-4 kg
|
3-5 kg
|
14
|
Berat karkas
|
8,7 kg (kurus)
11,3 kg (gemuk)
|
9,7 kg (kambing kacang)
11,8 kg (kambing peranakan)
|
15
|
Berat Hidup
|
18,8 kg (kurus)
23,9 kg (gemuk)
|
21,14 kg (kambing kacang)
25,2 kg (peranakan)
|
Rangkuman
1) Bangsa dan jenis kambing yang berkembang saat
ini meliputi : Kambing Kacang, Etawah, Jawarandu, Gembrong, Saanen, Anggora,
Kashmir, marica, Muara, Samosir, Kosta, Boer, Benggala, Peranakan Etawa,
Toggenburg dan alpen.
2) Bangsa dan jenis domba meliputi: Domba asli
Indonesia, domba ekor gemuk, domba ekor tipis dan domba pariangan sedangkan
domba dari luar negeri meliputi: Domba Marino, Ramboliet, Dorset, Southdown dan
Sufflok.
3)
Perbedaan
antara domba dan kambing meliputi : perbedaan fisiologi, perbedaab saluran
cerna, tingkah laku dan fisik
Evaluasi
dan Soal Pelatihan Bab I
1.
Sebut dan
Jelaskan 3 jenis bangsa kambing yang berkembang di Indonesia beserta
ciri-cirinya!
2.
Sebutkan
kambing tipe perah/penghasil susu!
3.
Sebutkan
kambing tipe pedaging!
4.
Sebut dan
jelaskan 3 jenis domba yang berkembang di Indonesia!
5.
Sebut dan
jelaskan ciri-ciri domba yang asalnya dari luar negeri!
6.
Domba apa
saja jenis yang menghasilkan susu, wol dan pedaging?
7.
Apa
perbedaan domba dan kambing berdasarkan perbedaan fisik dan tingkah lakunya?
8. Apa saja perbedaan biologis domba dan kambing?
Reverensi Bab I
Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. 2017.Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2017. Direktoran Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan. Http://ditjen pkh. Pertanian.go.id.
Dolokaribu M, Batubara A, Elieser S.2006.
Karakteristik Morfologik Kambing Spesifik Lokal di Kabupaten Samosir Sumatera
Utara. Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner, Hal 544-549.
Gunawan, H. 2013. Prospek
Penggemukan Kambing Potong. Pustaka Baru Press,Yogyakarta.
Pamungkas FA, Batubara A, Doloksaribu M, Sihite E. 2009. Petunjuk Teknis Potensi Plasma Nutfah
Kambing Lokal Indonesia.Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Medan.
Widagdo, D. 2013. Etawa
Taktis dan Jitu.Hafamira, Jawa Tengah.
Prabowo A.2010.Petunjuk
Teknis Budidaya Ternak Kambing.Balai Pengkajian Teknologi Petanian Sumatera
Selatan.
Williamson, G. dan W. J. A. Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis
(Diterjemahkan oleh S.G.N.D. Darmadja). Edisi 1 Gadjah Mada University Press
Yogyakarta.
Sesi
Perkuliahan Ke : I dan II
I. Kemampuan Akhir yang Diharapkan :
1.
Mahasiswa dapan menjelaskan dan
memahami tentang jenis kambing dan domba berdasarkan asal-usulnya
2.
Mahasiswa
dapat menjelaskan dan memahami perbedaan antara domba dan kambing
Deskripsi Singkat :
Kambing dan domba merupakan ruminansia kecil yang memiliki potensi cukup
besar untuk dikembangkan di Indonesia sebagai sumber produk hewani yang diambil
dagingnya. Beternak kambing dan domba memiliki berbagai keuntungan diantaranya
adalah mudah beradaptasi dengan lingkungan, membutuhkan modal tidak terlalu
besar, serta pemeliharaanya mudah. Tujuan mempelajari asal-usul domba dan
kambing adalah agar dapat membedakan jenis-jenis domba dan kambing berdasarkan
asalnya, produksinya dan iklim yang cocok untuk ternak tersebut.
II.
Bahan Bacaan :
1. Dolokaribu M, Batubara A, Elieser S.2006. Karakteristik Morfologik Kambing Spesifik Lokal di Kabupaten Samosir Sumatera Utara. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Hal 544-549.
2. Gunawan, H. 2013. Prospek Penggemukan Kambing Potong. Pustaka Baru Press,Yogyakarta.
3. Pamungkas FA, Batubara A, Doloksaribu M, Sihite E. 2009. Petunjuk Teknis Potensi Plasma Nutfah Kambing Lokal Indonesia.Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Medan.
4. Widagdo, D. 2013. Etawa Taktis dan Jitu.Hafamira, Jawa Tengah.
5. Prabowo A.2010.Petunjuk Teknis Budidaya Ternak Kambing.Balai Pengkajian Teknologi Petanian Sumatera Selatan.
6. Williamson, G. dan W. J. A. Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis (Diterjemahkan oleh S.G.N.D. Darmadja). Edisi 1 Gadjah Mada University Press Yogyakarta.
III. Bacaan Tambahan
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan,
Kementerian Pertanian. 2017.Statistik
Peternakan dan Kesehatan Hewan 2017. Direktoran Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan. Http://ditjen
pkh. Pertanian.go.id
IV Pertanyaan Soal dan Tugas
1.
Sebut dan
Jelaskan 3 jenis bangsa kambing yang berkembang di Indonesia beserta
ciri-cirinya!
2.
Sebutkan
kambing tipe perah/penghasil susu!
3.
Sebutkan
kambing tipe pedaging!
4.
Sebut dan
jelaskan 3 jenis domba yang berkembang di Indonesia!
5.
Sebut dan
jelaskan ciri-ciri domba yang asalnya dari luar negeri!
II. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
KAMBING DAN DOMBA
A. Pendahuluan
Ternak kambing dan domba seperti
halnya mahluk hidup lainnya yaitu mengalami pertumbuhan terus-menerus. Pertumbuhan
ini dimulai semenjak kambing dan domba masih di dalam rahim sampai menjadi
dewasa. Adapun yang dimaksud dengan pertumbuhan disini adalah berkenaan dengan peningkatan
berat hidup kambing dan domba sampai mereka mencapai berat tertentu sesuai
dengan kemasakan tubuh. Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran
seperti tinggi, berat dan volume dan tak dapat kembali ke bentuk semula sebagai
contoh adalah pertambahan berat dan tinggi badan sapi. Sedangkan yang dimaksud
dengan perkembangan adalah berkenaan dengan suatu perubahan bentuk tubuh,
misalnya pertumbuhan jaringan ambing pada saat kambing dan domba mengalami
kebuntingan. Perkembangan merupakan
suatu proses biologis suatu ternak untuk mencapai tingkat kedewasaan
dapat berupa bentuk, susunan, dan fungsi organ tubuh mencapai kedewasaan.
Sebagai contohnya adalah kematangan organ-organ reproduksi domba dan kambing.
Berbagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan antara lain :
-
Faktor genetik:
gen dapat mempengaruhi sifat mahluk hidup misalnya bentuk tubuh, tinggi tubuh, warna
bulu
-
Faktor hormonal:
tiroksin mempengaruhi pertumbuhan, somatomedin mempengaruhi pertumbuhan tulang
-
Faktor
external: suhu, cahaya dan air juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
ternak
B. Pertumbuhan Sebelum Lahir
Kehidupan kambing dan domba dimulai
semenjak konsepsi, yakni pada saat bersatunya sel telur dengan sel jantan. Pada
saat itu dari masing-masing tetua mereka memberikan separuh substansi (faktor
alam) kepada keturunannya, walaupun variasinya atau presentasenya berbeda.
Pada awal kebuntingan perkembangan
foetus berlangsung sangat lambat. Foetus itu diselubungi suatu cairan dan
jaringan yang terdapat di dalam uterus. Cairan tersebut berfungsi sebagai tilam
yang berguna untuk melindungi foetus terhadap segala kemungkinan yang
membahayakan keselamatannya sewaktu masih di dalam kandungan. Misalnya
kambing/domba sering kena benturan dari luar akibat perkelaian, pukulan kawan
dengan tanduk, tergelincir, dan lain
sebagainya. Dengan adanya tilam tadi, maka foetus dalam batas-batas tertentu
akan tetap aman dan terlindung.
Pertemuan sel
telur dan sperma menghasilkan zigot yang
selanjutnya berkembang menjadi beberapa tahap yaitu pembelahan zigot,
morula/pembelahan sel, blastula, gastrula dan organogenesis. Pada fase-fase kebuntingan
berikutnya, pertumbuhan dan perkembangan foetus berlangsung cepat, apalagi pada
akhir masa bunting. Akibat proses pertumbuhan ini pula, akhirnya foetus
mendesak cairan dan jaringan yang menyelubunginya. Pada saat itu para peternak
harus menyediakan makanan yang bermutu. Ingatlah bahwa pada akhir pertumbuhan
ini, 2/3 bagian pertumbuhan foetus (janin) itu hanya berlangsung singkat, yakni
hanya 1/3 waktu daripada seluruh waktu kebuntingan. Embriogenesis adalah proses
pertumbuhan embrio yang meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel.
C. Berat anak kambing/domba waktu lahir
Besarnya anak kambing/domba waktu lahir ditentukan oleh :
- Pakan induk selama bunting
- Bangsa kambing/domba
- Jumlah anak yang dikandung
- Jenis kelamin
Diantara keempat
faktor ini yang terpenting ialah faktor keturunan dan jumlah anak yang
dilahirkan. Anak kambing/domba yang diturunkan dari bangsa yang besar akan
tumbuh menjadi kambing/domba yang besar pula, apabila pemeliharaan atau kondisi
memadai. Jika jumlah anak yang dikandung itu hanya 2 ekor, maka mereka akan
lebih besar daripada kalau akan dalam kandungan itu berjumlah sampai 3 ekor. Anak
kambing/domba yang waktu lahir berat akan tumbuh tinggi adalah sangat penting,
sebab hal ini akan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan lebih lanjut.
Anak kambing/domba yang sehat dan berat di waktu lahir, akan tumbuh lebih
cepat, terutama pada umur dua tiga minggu yang pertama. Hal ini pernah
dibuktikan adanya anak domba yang lahir hanya seekor dengan berat 7 kg. Jika ia
dipiara baik-baik, dalam waktu 10 – 12 minggu saja bisa mencapai berat 36 kg.
Tetapi kambing/domba yang waktu lahir beratnya hanya 4 kg, untuk mencapai berat
yang sama memerlukan waktu 2 minggu lebih.
D. Pertumbuhan Sesudah Lahir
Semua jenis hewan pada umumnya akan
mengalami proses pertumbuhan yang sama, yakni pada awalnya pertumbuhan itu
berlangsung lambat, kemudian semakin lama semakin meningkat lebih cepat. Pertumbuhan
tersebut akhirnya kembali lebih lambat pada saat kambing/domba itu mendekati
kemasakan tubuh. Pertumbuhan yang paling cepat dialami pada beberapa bulan
pertama saja. Namun demikian perlu diingat bahwa pertumbuhan ini bisa
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
- Faktor genetis atau keturunan
- Faktor lingkungan, seperti iklim dan tatalaksana
Faktor keturunan
ini lebih membatasi kemungkinan pertumbuhan dan besarnya tubuh yang bisa
dicapai. Sedangkan lingkungan seperti pemberian makanan, pencegahan/pemberantasan
penyakit serta tatalaksana akan menentukan tingkat pertumbuhan dalam mencapai
kedewasaan.
E. Gelombang Pertumbuhan Yang Dialami Ternak
Kambing dan Domba
1.
Pertumbuhan Awal
Pada saat kambing dan domba itu
lahir, kepalanya relatif besar, kaki panjang, tubuh kecil. Pada saat telah
mencari kedewasaan, maka proporsi tubuh menjadi serasi, karena kepala kecil,
kaki pendek. Proses pertumbuhan kambing/domba semenjak di dalam kandungan tidak
serentak, melainkan masing-masing bagian tubuh mengalami laju pertumbuhan yang
berbeda-beda. Disini terlihat bahwa kepala dan kaki sebagian kerangka tubuh,
tumbuh lebih awal daripada bagian lain. Sedangkan tubuh, terutama pada bagian punggung dan paha
tumbuh kemudian terbentuknya karkas.
Pada saat pasca sapih pertumbuhan anak kambing akan ditentukan oleh berbagai
faktor seperti potensi genetic dan daya dukung faktor lingkungan terutama
jumlah dan kualitas pakan yang dikonsumsi (Sutama, 1999).
Pertumbuhan menjadi karkas terdiri
atas 3 jaringan utama yakni :
- Tulang yang membentuk kerangka
- ototyang membentuk daging, dan
- fat (lemak)
Ketiga jarigan tubuh ini tumbuh sangat
teratur dan serasi. Ketiga jaringan tersebut, jaringan tulanglah yang tumbuh
paling awal, kemudian disusul oleh pertumbuhan otot yang menyelubungi kerangka.
Sedangkan lemak (fat) tumbuh terakhir dan tumbuh paling cepat pada saat domba
itu mendekati kemasakan tubuh. Ternak kambing dan domba yang masih muda
presentase tulangnya lebih tinggi, tetapi sebaliknya presentase daging dan
fatnya rendah. Hal ini adalah suatu yang sangat ironis, sebab umumnya konsumen
menghendaki daging kambing dan domba muda.
Peternak harus pandai memproduksi daging-daging domba muda dengan jalan
memberikan ransum yang baik, semenjak awal hidup mereka. Sehingga hasil karkas
akhir yang dimiliki mencapai proposisi yang maksimum. Kambing dan domba yang
dipotong jauh sebelum mendekati kemasakan, lemaknya sangat rendah. Sehubungan
dengan gelombang pertumbuhan yang dialami ternak kambing dan domba ini, maka
ada domba yang “masak awal” dan ada pula domba yang “masak lambat”
2.
Kambing dan Domba Yang Masak Awal
Bagi kelompok kambing/domba yang
termasuk masak awal, laju pertumbuhannya sangat cepat. Dengan demikian kelompok
kambing/domba ini apabila dimasukkan sebagai produksi daging atau sebagai
kambing/domba potongan bisa digemukkan dan dijual lebih awal. Termasuk bangsa
kambing/domba penghasil daging yang masak awal, misalnya: Southdown, Ryeland
3.
Kambing dan Domba Yang Masak Lambat
Bangsa-bangsa yang masak lambat ini, laju pertumbuhannya rendah. Sehingga
apabila domba ini dipiara dengan tujuan penggemukan diperlukan waktu yang lebih
lama. Dengan demikian hal ini menuntut jumlah makanan yang lebih banyak, sehingga
nilai ekonomis dalam usaha ternak tersebut menjadi berkurang. contoh bangsa
domba ini ialah : Lincoln, Leicester,
domba asli Indonesia.
F. Perubahan Organ Tubuh
Perubahan yang terjadi pada tubuh
ternak kambing dan domba adalah seirama dengan laju pertumbuhan yang terjadi pada organ tubuh
bagian dalam. Organ
tubuh utama yang mengalami perkembangan, pertama-tama adalah otak, kedua
jantung, dan ketiga sistim alat perncernaan. Sampai beberapa waktu yang cukup
lama organ atau alat reproduksi dan jaringan ambing domba betina tak mengalami
suatu perkembangan apapun.
Seperti telah dijelaskan di muka bahwa ternak kambing dan
domba waktu lahir memiliki pertumbuhan otak yang baik, demikian pula paru-paru
dan jantungnya. Sistem alat pencernaannya baru bisa tumbuh dengan baik sesudah
mencapai umur 3 minggu. Sedangkan alat reproduksi mulai tumbuh dan berfungsi
pada saat kambing dan domba mencapai umur 6-8 bulan. Ambing dalam waktu yang
cukup lama tidak akan tumbuh, kecuali apabila domba tersebut mengalami masa
laktasi.
Rangkuman
1. Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya
ukuran seperti tinggi, berat dan volume dan tak dapat kembali ke bentuk semula
sebagai contoh adalah pertambahan berat dan tinggi badan sapi.
2. Perkembangan adalah berkenaan dengan suatu
perubahan bentuk tubuh, misalnya pertumbuhan jaringan ambing pada saat
kambing/domba mengalami kebuntingan. Perkembangan merupakan suatu proses biologis suatu ternak untuk mencapai
tingkat kedewasaan dapat berupa bentuk, susunan, dan fungsi organ tubuh
mencapai kedewasaan. Sebagai
contohnya adalah kematangan organ reproduksi.
Evaluasi
dan Soal Pelatihan Bab II
1. Jelaskan pengertian beserta contoh pertumbuhan
2. Jelaskan pengertian beserta contok perkembangan
3.
Sebutkan
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan & perkembangan
4. Pertumbuhan menjadi karkas terbentuk melalui
tahap apa saja?
Daftar Pustaka
Soenardirahardjo B.P.2017.Teratologi pada Hewan dan Ternak. Fakultas Kedokteran Hewan.
Universitas Airlangga. Surabaya
I.K. Sutama.I.G.M, Budiarsana,
I.W. Mathius. Dan E. juarini. 1999. Growth and sexual
development of Etawah-cross kids from does of different levels of milk
production. Jurnal Ilmu Ternak dan
Veteriner 4 (2): 95-100.
Sesi Perkuliahan Ke :
2 dan 3
I. Kemampuan Akhir yang Diharapkan :
1. Mahasiswa dapan menjelaskan dan memahami tentang pengertian dan fase
pertumbuhan dan perkembangan pada ternak kambing dan domba
2. Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada ternak domba dan kambing.
Deskripsi Singkat :
Pertumbuhan adalah proses bertambahnya
ukuran seperti tinggi, berat dan volume dan tak dapat kembali ke bentuk semula.
Perkembangan adalah berkenaan dengan suatu perubahan bentuk tubuh, misalnya
pertumbuhan jaringan ambing pada saat kambing dan domba mengalami kebuntingan.
Perkembangan merupakan suatu proses
biologis suatu ternak untuk mencapai tingkat kedewasaan dapat berupa bentuk,
susunan, dan fungsi organ tubuh mencapai kedewasaan. Sebagai contohnya adalah
kematangan organ-organ reproduksi domba dan kambing. Berbagai faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan antara lain :
-
Faktor
genetik: gen dapat mempengaruhi sifat mahluk hidup misalnya bentuk tubuh, tinggi tubuh, warna bulu
-
Faktor
hormonal: tiroksin mempengaruhi pertumbuhan, somatomedin mempengaruhi
pertumbuhan tulang
-
Faktor
external: suhu, cahaya dan air juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
ternak
II. Bahan Bacaan :
1. Soenardirahardjo.B.P.2017.
Teratologi Pada Hewan dan Ternak. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas
Airlangga. Surabaya
2.
I.K.
Sutama.I.G.M, Budiarsana, I.W. Mathius. Dan E. Juarini. 1999. Growth and sexual development of Etawah-cross kids from does of
different levels of milk production. Jurnal
Ilmu Ternak dan Veteriner 4 (2):
95-100.
III. Pertanyaan Soal dan Tugas
1.
Jelaskan
pengertian beserta contoh pertumbuhan
2.
Jelaskan
pengertian beserta contok perkembangan
3.
Sebutkan
factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan & perkembangan
4.
Pertumbuhan
menjadi karkas terbentuk melalui tahap apa saja?
III. KANDANG DAN PERLENGl
KAPANNYA
A. Pendahuluan
Kandang merupakan bangunan yang
disediakan untuk melindungi ternak sehingga ternak merasa aman dan nyaman.
Perkandangan merupakan aspek fisik yang berhubungan dengan kandang beserta perlengkapanya
yang bersifat penunjang dalam suatu peternakan (Syarif dan Sumoprastowo,
1985). Kandang membatasi gerak kambing
yang dapat menyita energy. Energi yang terbuang dapat menghasilkan daging dan
susu. Selain itu, kandang memudahkan peternak dalam memelihara, pemberian pakan
dan mengontrol kesehatan kambing maupun domba. Kandang yang baik memiliki
berbagai syarat yang harus dipenuhi. Model kandang untuk ternak kambing dan
domba harus sesuai dengan fungsinya, misalnya kandang tidak mengganggu aktivitas
induk dalam menyusui (Suparman,2007)
B. Syarat-Syarat Kandang
1. Konstruksi kandang disesuaikan dengan keperluan,
bahan mudah di dapat harganya murah tetapi kuat, tidak mudah roboh dan dapat
melindungi ternak dan gangguan cuaca dan binatang buas.
2. Sekitar kandang harus kering,
usahakan ada drainase agar tidak tergenang.
3. Pertukaran udara di dalam
kandang hendaknya baik, sehingga udara di dalam kandang selalu segar, nyaman
tetapi tidak berangin.
4. Cukup terang, untuk memudahkan
peternak bekerja di dalam kandang sewaktu-waktu dibutuhkan
5.
Sinar matahari pagi supaya bisa masuk ke dalam kandang. Sebaiknya kandang menghadap ke Timur
6.
Mudah dibersihkan, sehingga kesehatan dapat dijamin. Bentuk kandang
panggung dengan lantai bercelah. Ukuran
celah cukup 1 ½ cm.
7. Letak kandang paling sedikit
10 m dari perumahan. Hindari angin yang berasal dari kandang masuk melewati
rumah. Jangan membangun kandang di bawah pohon besar dan juga kandang jangan
tersembunyi
8. Kalau mungkin, buatlah kandang
yang menarik, sehingga menimbulkan rasa senang bekerja dan merawat ternak.
Pada prinsipnya, pembuatan kandang kambing
memiliki tujuan agar kambing merasa nyaman sehingga dapat bereproduksi dengan
baik. Dalam membangun kandang, hendaknya memiliki beberapa fungsi (Widagdo,
2013) ;
- Sebagai tempat aktivitas seperti makan, tidur,
minum
- Sebagai tempat kawin dan beranak
- Tempat berlindung dari cuaca panas, hujan
terpaan angin, dan pemangsa lain
- Mempermuhah pengumpulan kotoran ternak untuk
dijadikan pupuk
- Mencegah kambing agar tidak liar dantidak
merusak tanaman di sekitarnya
- Sebagai tempat penjagaan dan mempermudah
pengawasan ternak
Kandang dibedakan untuk ternak jantan
dan betina. Kandang kambing / domba
jantan: 1 ekor
jantan ® luas 1 x 1,5 m. Kandang kambing / domba betina :
- Untuk 1 ekor betina besar / bunting
serta mempunyai anak satu atau dua ekor : ukurannya adalah 1 x 1,5 m
- Kalau hanya untuk keperluan
kambing / domba betina saja ® ukurannya 0,8 x 1,5m.
Bagian dari kandang
1.
Ruang utama
Tempat hewan
bergerak untuk kandang memanjang, ukuran 1,5 x 5 m dapat memuat 10 ekor kambing
/ domba dewasa ( tidak bersekat-sekat)
2. Tempat makan ® ukuran dasar 25 cm, tinggi / dalam 50 cm, lebar
atas 50cm. Ruji-ruji tempat mengeluarkan kepala 20-30 cm.
3. Tempat minum
Ditaruh ditepi
kandang, sehingga mudah di isi dan dibersihkan
4. Pintu kandang ®
pintu cukup lebar dan cukup tinggi, sehingga ternak dan manusia dapat
melaluinnya dengan mudah
5. Penyimpanan makanan / hijauan
di bagian kandang sebelah luar perlu disediakan tempat, di bawah atap untuk
menyimpan rumput atau hijauan.
6. Tangga ®
tangga harus landai supaya tidak licin dibuat alur-alur melintang untuk menahan
kaki.
7. Tempat kompos ®
dibuat di kolong dan dibuat cukup dalam, agar dapat menampung kompos lebih
banyak.
8. Halaman kandang ® harus dipagar letaknya
disebelah Timur kandang ® guna melepaskan kambing /
domba bergerak badan dan memperoleh sinar matahari
Gambar 1. Model
Kandang Panggung Dengan Sistim Atap Monitor
Gambar 2. Penempatan
ternak dalam kandang
Gambar 3 : Ukuran Celah Lantai
Kandang
Gambar
3. Lantai dan
Bahan untuk membuat kandang
Tabel
4 : Ukuran dan tingkat
kepadatan domba dan kambing dalam kandang
No
|
Keadaan
Ternak
|
Luas Kandang (m2)
|
Jumlah Produksi
|
1
2
3
4
5
|
Jantan dewasa (12 bulan)
Betina dewasa (12 bulan)
Induk menyusui / dengan anak
Sapihan (3 – 7 bulan)
Jantan/ betina muda (7–12 bulan)
|
1 x 1,2
1 x 1
1 x 1,5
1 x 0,5
1 x 0,75
|
1 Ekor
1 Ekor
2 Ekor
1 Ekor
1 Ekor
|
C. Peralatan Operasional
Selain kandang
sebagai tempat pemeliharaan diperlukan juga beberapa peralatan untuk
mempermudah proses operasional menurut (Harianto, 2012) adalah sebagai berikut
:
·
Sabit dan mesin pencacah pakan
Sabit digunakan
untuk memotong pakan seperti rumput atau ramban dan mesin pencacah digunakan
untuk mencacah berbagai jenis rumput pada sistem pemeliharaan yang lebih
intensif.
·
Peralatan Kebersihan
Peralatan
kebersihan sangat diperlukan dalam pemeliharaan domba dan kambing. Peralatan
kebersihan seperti sapu lidi untuk menyapu dan mendorong kotoran dari kandang.
Sekop untuk menyerok kotoran ke saluran pembuangan kotoran. Selang untuk
menyemprot air ke kolong kandang dan memandikan domba terutama domba wol
·
Peralatan Kesehatan Vitamin dan Obat-obatan.
Jarum suntuk atau
spuit digunakan untuk menyuntik domba yang sakit atau menyuntikan vitamin. Termometer
digunakan untuk mengecek suhu tubuh domba dan peralatan bedah digunkan untuk
luka atau bisul yang memerlukan penangann pembedahan lebih lanjut. Obat-obatan
yang diperlukan meliputi obat cacing dan antibiotik untuk pencegahan penyakit,
vitamin b komplek untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mempercepat proses
penyembuhan jika domba dan kambing sakit
· Timbangan
Digunakan untuk
menimbang bobot domba dan kambing, baik bobot awal maupun bobot akhir sehingga
pertambahan bobot badan dapat dikrtahui. Timbangan juga digunakan untuk
menimbang pakan yang akan diberikan pada kambing ataupun domba sesuai
kebutuhanya
· Gudang dan Kendaraan
operasional
Gudang diperlukan sebagai tempat
penyimpanan pakan dan peralatan yang telah digunakan sedangkan kendaraan
operasional seperti gerobak maupun kendaraan roda dua berfungsi untuk
mengangkut pakan dari gudang ke kandang domba dan kambing.
Rangkuman
Kandang merupakan bangunan yang
disediakan untuk melindungi ternak sehingga ternak merasa aman dan nyaman.
Perkandangan merupakan aspek fisik yang berhubungan dengan kandang beserta
perlengkapanya yang bersifat penunjang dalam suatu peternakan (Syarif dan
Sumoprastowo, 1985). Kandang membatasi
gerak kambing yang dapat menyita energy. Energi yang terbuang dapat
menghasilkan daging dan susu. Selain itu, kandang memudahkan peternak dalam
memelihara, pemberian pakan dan mengontrol kesehatan kambing/ domba. Kandang
yang baik memiliki berbagai syarat yang harus dipenuhi. Model/desain kandang
untuk ternak kambing dan domba harus sesuai dengan fungsinya, misalnya kandang
bagi kambing/ domba yang menyusui dibuat sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu aktivitas induk dalam menyusui (Suparman,2007). Syarat dan model
kandang haruslah memenuhi kebutuhan, kenyamanan ternak dan efisien.
Evaluasi dan soal-soal Bab
3
1.
Sebutkan syarat yang harus
dipenuhi dalam membuat kandang untuk ternak domba dan kambing!
2.
Sebutkan dan jelaskan peralatan
operasional yang dibutuhkan untuk kandang sapid an kambing!
3.
Sebut dan jelaskan
bagian-bagian kandang!
4.
Bahan apa saja yang digunakan
untuk membuat kandang?
5.
Jelaskan pengertian kandang!
Daftar Pustaka
Suparman. 2007. Beternak
Kambing. Azka Press. Jakarta
Syarief, M. Z. dan C. D. A. Sumoprastowo.
1985. Ternak Perah. CV.Yasaguna. Jakarta
Widagdo, D. 2013. Etawa Taktis dan
Jitu.Hafamira, Jawa Tengahidagdo, D. 2013. Etawa Taktis dan Jitu. Hafamira,
Jawa Ten
Sesi
Perkuliahan Ke IV
Kemampuan Akhir yang Diharapkan :
1. Mahasiswa dapan menjelaskan dan memahami tentang model dan peralatan
dalam perkandangan serta perlengkapanya
2.
Mahasiswa
dapat menjelaskan dan memahami faktor yang mempengaruhi syarat dan fungsi
kandang kambing dan domba.
Deskripsi
Singkat :
Kandang
merupakan bangunan yang disediakan untuk melindungi ternak sehingga ternak dari
cuaca dan keadaan alam yang membahayakan. Kandang juga dPerkandangan merupakan
aspek fisik yang berhigunakan untuk ternak sebagai naungan dan tempat tinggal. Kandang
membatasi gerak kambing yang dapat menyita energy. Energi yang terbuang dapat
menghasilkan daging dan susu. Selain itu, kandang memudahkan peternak dalam
memelihara, pemberian pakan dan mengontrol kesehatan kambing/ dan domba.
Kandang yang baik memiliki berbagai syarat yang harus dipenuhi. Model ataupun desain
kandang untuk ternak kambing dan domba harus sesuai dengan fungsinya. Syarat
dan model kandang haruslah memenuhi kebutuhan, kenyamanan ternak dan efisien.
I.
Bahan Bacaan :
1.
Suparman.2007. Beternak Kambing. Azka Press.Jakarta
2.
Syarief, M. Z. dan C. D. A. Sumoprastowo. 1985. Ternak Perah. CV.Yasaguna. Jakarta
3.
Widagdo, D.
2013. Etawa Taktis dan Jitu.Hafamira, Jawa Tengahidagdo, D. 2013. Etawa Taktis
dan Jitu.Hafamira, Jawa Tenga
II. Pertanyaan Kunci/Tugas
- Jelaskan pengertian beserta contoh pertumbuhan
- Jelaskan pengertian beserta contok perkembangan
- Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan & perkembangan
- Pertumbuhan menjadi karkas terbentuk melalui tahap apa saja
III. Lain-lain
IV. PAKAN KAMBING DAN DOMBA
A. Pendahuluan
Pemberian pakan yang berkualitas
dapat menunjang peforma kambing dan dapat menghasilkan produksi yang maksimal.
Pakan yang baik mengandung kelengkapan protein, karbohidrat, lemak, air,
vitamin dan mineral. Protein memiliki fungsi mengganti sel yang rusak,
pembentukan otot, sel darah merah, bulu dan tanduk. Karbohidrat sebagai sumber
energi, lemak berfungsi sebagai cadangan energy, pelarut vitamin dan air untuk
memelihara jaringan dan kesetabilan suhu tubuh.
Pakan
kambing dan domba terdiri dari 2 macam :
a.
Hijauan
terdiri dari rumput dan daun-daunan
b. Penguat atau konsetrat
B. Rumput
·
Rumput harus memenuhi 3 syarat :
- Mempunyai nilai yang tinggi ® untuk memenuhi
maksud ini hewan diberi bermacam-macam rumput.
- Mudah dicerna ®
rumput hendaklah masih muda, sebaiknya rumput dipotong sebelum berbunga.
Sebaliknya rumput yang diberikan masih terlalu muda menimbulkan gangguan perut
(kembung)
- Diberikan dalam jumlah yang
cukup ® kambing dewasa butuh 5- 7 kg rumput
per ekor kambing dan domba sehari (tidak termasuk yang tidak dimakan)
·
Jenis-jenis
rumput :
Hijauan makanan ternak (HMT) merupakan salah satu bahan pakan ternak yang sdiperlukan dan memberi manfaat badi
kehidupan dan kelangsungan populasi (Yunus, 2013). Hijauan pakan ternak dapat
berupa rumput dan ramban, daun-daunan. Berikut ini disajikan beberapa macam dan
ciri jenis berbagai rumput sebagai pakan ternak:
1. Rumput Benggala/ Panicum maximum
Ciri-ciri rumput benggala : memiliki daun banyak dengan
pertumbuhan yang cepat, berumpun dengan ketinggian 60-80 cm, memiliki batang
berongga, daun sangat lebar dan berwarna hijau tua, pangkal daun ditutupi
dengan rambut halus, bunga berwarna hijau keunguan. Rumput benggala dapat
digunakan sebagai asupan protein kasar dan lemak kasar.
2. Rumput gajah (90 ton/ ha/
tahun)
Rumput gajah memiliki tinggi 5 m, berbatang tebal dan keras, berdaun
panjang dan dapat berbunga. Panen pertama rumput gajah dilakukan pada umur 90
hari dan panen selanjutnya setiap 40-60 hari sekali. Rumput gajah memiliki 2
varietas yaitu: varietas hawai dengan ciri batang dan daun lebar, pertumbuhan
sedikit menyebar dan produksi cukup tinggi. varietas afrika dengan ciri batang,
daun lebih kecil, berbunga dan produksi lebih rendah dari varietas hawai
3. Rumput Australia/ Paspalum dilatatum (90 ton/ ha/ tahun).
Digunakan untuk padang pengembalaan dan potongan. Rumput
Australia memiliki rimpang yang pendek sehingga tunas yang keluar dari rimpang
sangat berdekatan membentuk rumpun yang rapat, tumbuh tegak, permukaanya licin
dan pada buku-bukunya terdapat lingkaran coklat kemerahan, pelepahnya panjang
berbulu halus, berbunga sepanjang tahun. Rumput australi banyak tumbuh liar di
sepanjang tepi jalan, tepi sungai dan tanah perkebunan.
4. Rumput signal/ Branchiaria decumbens
Digunakan sebagai hamparan lebat untuk pengembalaan. Rumput
signal tumbuh dengan cara stolon atau berumpun, batang tegak, berbunga, warna
daun hijau gelap, mampu tumbuh pada tanah yang kurang subur dan berkadar asam
rendah.
5. Rumput ruzi/ Brachiaria
ruziziensis
Bentuk hamparan lebat untuk potongan dan pengembalaan.
Rumput rizi memiliki dau lebat, padat, berbulu pendek dan bertekstur lembut,
panjang 10-25 cm, bunga berbentuk mayang bendera, memiliki stolon sehingga
mampu berkembang dengan cepat membentuk hamparan. Produksi rumput ruzi
rata-rata 120 ton/hektar/tahun
6. Rumput setaria ® rumput lampung
Setaria tumbuh tegak, berumpun lebat tinggi dapat mencapai
2 m berdaun halus dan berwarna hijau gelap. Produksi hijauan rumput setaria
dapat mencapai 100 ton rumput segar/hektar/tahun
·
Jenis Daun atau Ramban
1.
Turi/Sesbania grandifora ® Putih dan merah
Turi memiliki pertumbuhan yang cepat tinggi tanaman sekitar
10 m dan bunga berbentuk seperti kupu-kupu. Turi dapat beradaptasi pada tanah
yang asam yang tingkat kesuburanya rendah. Daun turi merupakan hijaun pakan
ternak yang sangat potensial
2.
Kaliandra/ Calliandra calothrysus
Tinggi tanaman kaliandra dapat
mencapai 8 m, toleransi terhadap tanah yang kurang subur, dapat tumbuh cepat
dan berbintil akar sehingga mampu menahan erosi tanah. Manfaat kaliandra pada
pakan kabing dan domba adalah sebagai sumber protein. Daun kaliandra mudah
dikeeringkan dan dapat dibuat tepung pakan ternak
3.
Daun nangka
® untuk penggemukan
4. Daun w aru ®
Banyak dimanfaatkan pada musim kemarau
5.
Daun pisang
® dipakai pada waktu
paceklik
6.
Dadap
7.
Daun bunga sepatu
8.
Daun petai
Cina / lamtoro : daun dan rating muda lamtoro merupakan sumber protein bagi
ternak dengan tingkat kecernaan tinggi
9.
Kacang
tanah
10. Ketela pohon
· Makanan Penguat atau Konsentrat
1.
Dedak padi
: dedak padi merupakan limbah pengolahan padi. Dedak padi yang baik sebagai
pakan memiliki struktur cukup kasar, memiliki bau khas wangi dedak, berwarna
coklat kekuningan dan tidak menggumpal.
2.
Dedak halus
paling tinggi nilainya
3.
Dedak jagung
4.
Bungkel
kelapa
5.
Hasil
sampingan industri kelapa sawit
6.
Limbah
pertanian
7.
Dll
a)
Cara
pemberian pakan :
- Air minum disediakan terus menerus di dalam
kandang ® 1,5 – 2,5 l / ekor / hari
- Rumput dan daun-daunan
diberikan sebanyak 5-7 kg perhari per ekor
b)
Cara pemberian rumput atau
hijauan :
- Rumput hendaknya dibagi dalam
5 kali pemberian dalam sehari, tujuaanya agar ternak menerima sedikit demi
sedikit tetapi sering. Tujuanya adalah ® Bakteri yang berada di dalam
perut besar (rumen) akan menghancurkan rumput yang masuk ke dalam perut besar
selama rumput itu berada disitu. Bakteri menghancurkan serabut sel rumput /
hijauan menjadi gula yang dapat dicerna dan melepaskan zat-zat lain yang
terjebak di dalam sel
®
Jika rumput itu tinggal terlalu lama di dalam perut besar, maka penghancuran
oleh bakteri tersebut berjalan terus, sehingga zat gula dan protein yang dapat
dicerna sebagian akan dipecah-pecah oleh bakteri menjadi panas dan gas yang
tidak bermanfaat bagi tubuh.
- Pemberian rumput yang sedikit
demi sedikit tetapi berulang kali, maka rumput itu setelah mengalami
penghancuran permulaan oleh bakteri akan cepat melewati perut besar (rumen) ke
bagian alat pencernaan yang berikutnya, dimana perncernaan makanan sesungguhnya
terjadi, sehingga tidak terjadi kehilangan zat-zat yang berguna.
- Pemberian rumput yang sekaligus
banyak, akibatnya kambing dan domba akan tertarik untuk makan banyak, maka
rumput itu akan tetap padat di dalam perut besar dan akan menderita banyak
kehilangan khasiatnya.
- Nilai gizi dari sejumlah
rumput akan 2 x lipat lebih baik, jika rumput atau hijauan itu diberikan dalam
5 x pemberian daripada diberikan sekaligus.
- Selalu di ingat bahwa rumput
yang panjang perlu di potong-potong.
- Pemberian rumput dan hijauan
akan lebih baik jika diberikan dalam keadaan segar.
c)
Cara pemberian pakan penguat (konsentrat)
Konsentrat
(pakan penguat) merupakan pakan utama yang diberikan kepada domba ataupun
kambing yang dipelihara dengan sistem
intensif. Selain rumput, domba atau kambing yang digemukan dengan sispem semi
intensif diberi pakan penguat sebagai sumber protein (Harianto, 2012).
Penggemukan domba sistem ekstensif pakan yang diberikan adalah rumput. Pada
penggemukan domba semi intensif selain rumput domba juga diberi pakan
penguat/konsentrat dan pada penggemukan domba secara intensif pakan utama dan
satu-satunya adalah konsentrat (Mitra Farm Tani, 2018).
Disamping rumput, makanan penguat diberikan
hanya kepada kambing yang bunting, sedang menyusui dan anak kambing atau domba
yang masih ikut induknya. Jumlah pemberian 0,5 – 1 kg sehari seekor dewasa ® diberikan dalam
bentuk basah seperti bubur, pada waktu pagi hari saja. Makanan penguat boleh
terdiri dari satu macam bahan, misal dedak padi atau bekatul atau dedak jagung
atau campurannya, boleh ditambah dengan bungkil kelapa, dll.
d)
Cara pemberian garam bata beryodium
Sediakan garam ini dikotak garam untuk bisa dijilati kambing atau domba
bila ia menghendakinya. Selain bahan makanan tersebut di atas, kambing atau
domba sanggup dan menyukai sisa makanan atau limbah rumah tangga seperti nasi
sisa, sayuran, kulit pisang, dsb.Pemberian konsentrat dan hijauan sebaiknya
diatur waktunya agar memberikan tingkat kecernaan ransum yang lebih tinggi.
Pemberian konsentrat dapt 2 kali atau 3 kali sehari. Jadwal pemberian pakan konsentrat disajikan dalam gambar 4.
·
Kebersihan
Tempat minum dan makan selalu dibersihkan lebih dahulu sebelum menaruh air
minum dan rumput yang baru. Bau asam dan busuk harus dicegah agar nafsu makan
dan minum kambing / domba itu tidak hilang.
Pemberian konsentrasi
Dua kali sehari
|
Waktu
Pemberian
|
Pemberian konsentrasi
Tiga kali
sehari
|
08.00
|
||
09.00
|
||
10.00
|
||
11.00
|
||
12.00
|
||
13.00
|
||
14.00
|
||
15.00
|
||
16.00
|
||
17.00
|
||
18.00
|
||
19.00
|
Gambar 4 : Teknik Pemberian Ransum Pada Penggemukan
Kambing/Domba.
Contoh
ransum untuk penggemukan domba / kambing adalah sebagai berikut :
·
Formula A : Setiap 100 kg bahan terdiri atas :
a) Detak padi 5 kg atau 50 %
b) Bungkil kelapa 25 kg atau 25 %
c) Tepung jagung 15 kg atau 15 %
d) Bungkil kacang tanah 8 kg atau 8 %
e) Garam dapur 1 kg atau 1%
f) Tepung tulang 0,5 kg atau 0,5 %
g)
Kapur 0,5
kg atau 0,5 %
Setelah ternah mencapai bobot 20
kg, pemberian konsentrat untuk
pertumbuhan dan pembesaran diganti dengan konsentrat untuk penggemukan.
Formulanya sebagai berikut :
·
Formula B: Setiap 100 kg bahan terdiri atas :
a) Dedak padi 42 kg atau 42 %
b) Bungkil kelapa 15 kg atau 15 %
c) Tepung jagung 21 kg atau 21 %
d) Onggok 20 kg atau 20%
e) Garam dapur 1 kg atau 1%
f) Tepung tulang 0,5 kg atau 0,5 %
g)
Kapur 0,5
kg atau 0,5 %
1.
Formula C: setiap
100 kg bahan terdiri dari :
a) Bungkil inti sawit
b) Lumpur sawit
c) Daun + pelepah sawit
d) Molases
e) Mineral
f) Urea
g) Garam
Dosis pemberian ransum untuk
penggemukan domba dan kambing adalah sebagai berikut
Tabel
5 : Dosis Pakan Untuk
Penggemukan Domba / Kambing
Bobot
Badan (Kg)
|
Pemberian ransum
|
Pertambahan bobot badan yang dapat dicapai (g/hari)
|
||
Hijauan/ rumput
(kg/hari)
|
A (g)
|
B (g)
|
||
10
20
30
40
50
60
70
|
1,4
1,4
1,4
2,9
2,9
2,9
4,3
4,3
4,3
5,8
5,8
5,8
7,2
7,2
7,2
8,7
8,7
8,7
10,1
10,1
10,1
|
180
340
410
110
280
440
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
|
-
-
-
-
-
-
160
320
470
100
260
410
60
180
340
50
110
260
40
280
440
|
50
100
150
50
100
150
50
100
150
50
100
150
50
100
150
50
100
150
50
100
150
|
Rangkuman
Pakan yang berkualitas
dapat menunjang peforma kambing dan domba sehingga dan dapat menghasilkan
produksi yang maksimal. Pakan yang baik mengandung kelengkapan protein,
karbohidrat, lemak, air, vitamin dan mineral. Protein memiliki fungsi mengganti
sel yang rusak, pembentukan otot, sel darah merah, bulu dan tanduk. Karbohidrat
sebagai sumber energi, lemak berfungsi sebagai cadangan energy, pelarut vitamin
dan air untuk memelihara jaringan dan kesetabilan suhu tubuh. Pakan kambing dan
domba terdiri dari 2 macam yaitu hijauan makanan ternak (HMT) yang terdiri dari
rumput, ramban/daun-daunan, legume serta
pakan penguat atau konsetrat.
Evaluasi/ Pelatihan soal Bab IV
1. Hijauan makanan ternak (HMT) harus memenuhi
syarat-syarat tertentu. Sebut dan jelaskan!
2. Sebutkan jenis dan ciri-ciri rumput untuk pakan
domba dan kambing
3. Sebutkan jenis dan ciri-ciri daun-daunan sebagai
pakan domba dan kambing
4. Sebutkan pakan penguat dan aturan pemberianya
5.
Jelaskan
perbedaan pemeliharaan ekstensif, semi intensif dan intensif dipandang dari
sudut pemberian pakanya!
Daftar Pustaka
Mitra farm Tani. 2018. Untung dari Bisnis Domba dan Kambing
ala MT Farm. PT AgroMedia Pustaka. Jakarta
MT. Farm dan Bagus Hariyanto.2012.Bisnis Penggemukan
Domba.PT Agromedia Pustaka, Jakarta
Yunus, A. 2013. Panduan Budidaya
Kambing Etawa.Pustaka Baru Press, Yogyakarta
Sesi Perkuliahan Ke : V
I.
Kemampuan
Akhir yang Diharapkan :
1.
Mahasiswa dapan menjelaskan dan
memahami tentang jenis hijauan pakan ternak dan pakan penguat domba dan kambing
2.
Mahasiswa
dapat menjelaskan dan memahami tentang cara pemberian pakan pada domba dan
kambing
II.
Deskripsi Singkat :
Pakan yang berkualitas dapat
menunjang peforma kambing dan domba sehingga dan dapat menghasilkan produksi
yang maksimal. Pakan yang baik mengandung kelengkapan protein, karbohidrat,
lemak, air, vitamin dan mineral. Protein memiliki fungsi mengganti sel yang
rusak, pembentukan otot, sel darah merah, bulu dan tanduk. Karbohidrat sebagai
sumber energi, lemak berfungsi sebagai cadangan energy, pelarut vitamin dan air
untuk memelihara jaringan dan kesetabilan suhu tubuh. Pakan kambing dan domba
terdiri dari 2 macam yaitu hijauan makanan ternak (HMT) yang terdiri dari
rumput, ramban/daun-daunan, legume serta
pakan penguat atau konsetrat.
III.
Bahan Bacaan :
Mitra
farm Tani. 2018. Untung dari Bisnis Domba dan Kambing ala MT Farm. PT AgroMedia
Pustaka. Jakarta
MT.
Farm dan Bagus Hariyanto.2012.Bisnis Penggemukan Domba.PT Agromedia Pustaka,
Jakarta
Yunus, A. 2013. Panduan Budidaya Kambing
Etawa.Pustaka Baru Press, Yogyakarta
IV.
Bacaan Tambahan
Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. 2017.Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan
2017. Direktoran Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Http://ditjen pkh.
Pertanian.go.id
V.
Pertanyaan Kunci/Tugas
1.
Hijauan
makanan ternak (HMT) harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Sebut dan jelaskan!
2.
Sebutkan
jenis dan ciri-ciri rumput untuk pakan domba dan kambing
3.
Sebutkan
jenis dan ciri-ciri daun-daunan sebagai pakan domba dan kambing
4.
Sebutkan
pakan penguat dan aturan pemberianya
5.
Jelaskan
perbedaan pemeliharaan ekstensif, semi intensif dan intensif dipandang dari
sudut pemberian pakanya!
IV. Lain-lain
V.
PERKEMBANGBIAKAN
KAMBING DAN DOMBA
A.
Pendahuluan
Tujuan perkembangbiakan domba dan
kambing disesuaikan dengan kebutuhan konsumen dan usaha. Percepatan
pengembangbiakan diawali dengan pemilihan bangsa kambing dan domba, inbreeding/
perkawinan, dan sistem recording yang baik (Talib,C., Matondang dan Herawati,
2011). Menurut Kurniasih et.all (2013) beberapa faktor yang
mempengaruhi reproduksi meliputi perkawinan, penanganan anak yang baru lahir,
ketersediaan dan kualitas pakan, serta penanganan kesehatan.
B. Kambing dan Domba Betina
Diusahakan agar
kambing dan domba dapat beranak maksimal 3 kali dalam 2 tahun, hal yang perlu
diperlu diperhatikan adalah:
-
Mulai akil balik atau dewasa kelamin pada umur : 6 – 8 bulan
-
Umur yang baik mulai dikawinkan adalah umur : 10 – 12 bulan.
-
Untuk menghindari perkawinan muda kambing betina sejak umur 5 bulan
-
Sebaiknya dipisahkan dari kelompok kambing jantan dikandang
-
Birahi timbul tiap 18 – 21 hari ( ± 19 hari) dan birahi
berlangsung selama sehari semalam sampai dengan dua hari dua malam.
-
Perkawinan yang tepat yang dapat menghasilkan kebuntingan adalah pada
pertengahan birahi.
-
Bila
kambing memperlihatkan tanda-tanda birahi pada pagi hari maka kawinkanlan pada sore
harinya, bila birahi pada sore hari, kawinkanlah pada esok harinya pada pagi
hari.
1.
Tanda-tanda birahi :
Tanda-tanda kambing dan domba birahi
adalah Gelisah, mengembek-mengembek, nafsu makan dan minum menurun, ekor sering
dikibaskan, ia berusaha mendekati atau
mencari kambing jantan, sebentar-sebentar berjalan dengan menggosok /
menggaruk-garukkan kakinya, ekor dikibas-kibaskan, kemaluan agak membengkak,
selaput bagian kemerah-merahan dan selaput lendir yang jernih, dan diam bila
dinaiki (Yunus, 2013)
Perkawinan pada
induk sesudah melahirkan dilakukan sewaktu induk memperlihatkan tanda-tanda
birahi yang pertama dan diualangi lagi tiap kali ternak tersebut birahi berikutnya
sampai bunting. Hal
ini butuh perawatan ditamba pakan yang baik. Lamanya bunting : 150 – 154 hari.
2.
Tanda-tanda kambing dan domba telah bunting
adalah :
- Induk lebih tenang, nafsu
makan baik, badanya gemuk
- Kalau dilepas ia berusaha menyendiri
- Berahi tidak nampak lagi,
warna rambutnya lebih mengkilat.
- Perut sebelah kanan makin lama
makin lebih menonjol dan menggantung
- Jumlah anak yang dilahirkan dapat 1 – 4 ekor
tetapi kebanyakan 2 ekor
- Anak kambing disapih atau dilepas susu pada umur
3 – 5 bulan
- Induk dikawinkan sewaktu masih
menyusukan anaknya.
C. Kambing dan domba jantan
Jantan mulai dewasa kelamin pada umur 6 – 8 bulan tetapi pada umur 12 baru
baik untuk mengawinkan betina. Pejantan selalu dalam keadaan berahi, tiap
rangsangan yang datang melewati panca indera, misalnya bau kambing betina yang
tidak berada jauh darinya.
D. Perkawinan
Untuk memperoleh jumlah anak kembar
yang banyak, induk-induk selama 2 – 3 minggu sebelum dikawinkan diberi
pakantambahan, begitu juga pada pejantan yang sedang melayani betina dalam
musim kawin. Pelaksanaan perkawinan ada 2 macam :
1. Kambing /domba betina yang
berahi di bawa ke tempat pejantan atau sebaliknya. Usahakan pejantan mengawini
betina 2 kali berturut-turut. (perkawinan individual). Setelah selesai kawin,
betina dibawa berjalan-jalan agar ia tidak merasa ingin mengedan. Kalau induk
mengedan setelah kawin, maka bibit jantan yang sudah ada dalam alat kelamin
betina akan ditumpahkan keluar, sehingga mengurangi kemungkinan menjadi
bunting. Pilihlah pejantan yang lebih besar daripada kambing / domba betina,
supaya tidak ada kesukaran dalam perkawinan, lagi pula keturunannya akan lebih
baik.
2.
Perkawinan
kelompok. Sekelompok
betina 20 – 30 ekor dibiarkan hidup bersama-sama dengan seekor pejantan, baik
dikandang maupun di pangonan terus menerus silang dan malam selama 60 hari. Pada akhir hari ke-60 ® pejantan dipisahkan kembali. Pejantan yang sedang kuat-kuatnya (yang sedang umurnya) dapat melayani
perkawinan kelompok 60 ekor betina. Perkawinan
sendiri-sendiri (individual) dapat mengawini 100 ekor setahun.
Berbagai permasalahan yang muncul contohnya jika
induk yang terlambat melahirkan atau anaknya sedikit dan sebab serta cara untuk
menanggulanginya adalah:
- Tidak menyadari akan
kepentingannya bahwa perternak yang tidak mempunyai pejantan sendiri adalah
salah besar.
- Perkawinan yang dipaksakan
pada waktu kambing tidak berahi, tidak akan menghasilkan kebuntingan ®
maka kawinkan pada waktu yang tepat saat berahi.
- Kemampuan berahi dan menunasi
dari seekor pejantan akan menurun apabila ia selalu dicampur dengan betina
terus-menerus ® pisahkan kandangnya
- Induk yang kurang makan, sukar
menjadi bunting dan hasil anaknya sedikit maka : selama 2 – 3 minggu menjelang
dikawinkan diberi makan tambahan.
- Pengaruh panas udara. Suhu
tinggi akan mempengaruhi perkembangbiakan kambing betina dan jantan. Pada suhu
tinggi banyak anak yang mati di dalam kandungan.
Untuk menanggulanginya maka :
·
Usahakan agar udara disekeliling kandang sejuk. Tanam pohon petai cina atau
perdu
·
Tanam pohon pelindung secukupnya di pangonan
·
Mandikan kambing pada hari yang panas, terutama induk menjelang dikawinkan.
Rangkuman
Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam perkembangbiakan meliputi bibit jantan dan
betina, pengaturan perkawinan yang tepat, kualitas ketersediaan pakan, dan
penanganan pasca kelahiran. Tujuan Pembibitan/perkembangbiakan domba dan
kambing disesuaikan dengan kebutuhan konsumen dan usaha. Percepatan
pengembangbiakan diawali dengan pemilihan bangsa kambing dan domba, inbreeding/
perkawinan, dan sistem recording yang baik (Talib C, Matondang dan Herawati,
2011). Menurut Kurniasih et.all (2013) beberapa faktor yang
mempengaruhi reproduksi meliputi perkawinan, penanganan anak yang baru lahir,
ketersediaan dan kualitas pakan, serta penanganan kesehatan.
Evaluasi/ Pelatihan soal Bab V
1. Sebut dan jelaskan kriteria pemilihan bibit yang
baik domba dan kambing jantan maupun betina!
2. Sebutkan tanda-tanda birahi pada domba dan
kambing betina!
3. Sebutkan cara perkawinan pada domba dan kambing!
4. Apa tanda-tanda domba dan kambing yang sudah
buning?
Daftar Pustaka
Chalid Talib, R.H. Matondang, T. Herwati. Model Pembibitan Kambing dan Domba di
Indonesia.2011.Workshop Nasional Diversifikasi Pangan Daging Ruminansia Kecil.Pusat
Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor
Kurniasih N.N. A M Fuah, R Priyanto.2013.Karakteristik dan Reproduksi Perkembangan
Populasi Kambing Peranakan Etawa di Lahan Pasca galian Pasir. Jurnal Ilmu
Produksi dan Teknologi Peternakan. Vol I No.3
Yunus, A. 2013.Panduan Budidaya Kambing Etawa.Pustaka Baru
Press, Yogyakarta.
Sesi Perkuliahan Ke : VI
I. Kemampuan
Akhir yang Diharapkan :
1. Mahasiswa dapan menjelaskan dan memahami perkembangbiakan domba dan
kambing
2.
Mahasiswa
dapat menjelaskan dan memahami tentang domba dan kambing pada periode birahi,
bunting dan periode perkawinan yang tepat pada domba dan kambing
II. Deskripsi
Singkat :
Perkembangbiakan
domba dan kambing dapat diatur dengan manajeman pemeliharaan yang baik.
Perkembang biakan kambing dan domba dapat diketahui melalui ciri-ciri ternak
betina birahi, memperhatikan tanda-tanda ternak betina yang telah bunting.
Pemilihan bibit jantan yang baik untuk perkawinan juga diperlukan demi menjaga
kualitas produksi yang diharapkan.
III.
Bahan Bacaan :
1. Chalid
Talib, R.H. Matondang, T. Herwati. Model
Pembibitan Kambing dan Domba di Indonesia.2011.Workshop Nasional Diversifikasi
Pangan Daging Ruminansia Kecil.Pusat Penelitian dan Pengembangan
Peternakan. Bogor
2. Kurniasih
N.N. A M Fuah, R Priyanto.2013.Karakteristik
dan Reproduksi Perkembangan Populasi Kambing Peranakan Etawa di Lahan Pasca
galian Pasir. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Vol I No.3
3. Yunus, A.
2013.Panduan Budidaya Kambing Etawa.Pustaka
Baru Press, Yogyakarta.
IV.
Bacaan Tambahan
Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. 2017.Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan
2017. Direktoran Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Http://ditjen pkh.
Pertanian.go.id
V.
Pertanyaan Kunci/Tugas
1.
Sebut dan
jelaskan kriteria pemilihan bibit yang baik domba dan kambing jantan maupun
betina!
2.
Sebutkan
tanda-tanda birahi pada domba dan kambing betina!
3.
Sebutkan
cara perkawinan pada domba dan kambing!
4.
Apa
tanda-tanda domba dan kambing yang sudah buning?
III.
Lain-lain
VI. PEMELIHARAAN
KAMBING DAN DOMBA
A.
Pendahuluan
Induk yang sedang bunting dengan tanda perut bagian kanan dan ambing membesar, sering menggesekan tubuhnya ke kandang. Induk bunting perlu perhatian khusus, harus banyak bergerak, berjalan dan memperoleh sinar matahari yang cukup. Pemeliharaan kambing dan domba meliputi pemeliharaan induk yang bunting, pertolongan pada induk melahirkan,dan menyusui, pemeliharaan pada masa pertumbuhan, dan pemeliharaan pada pejantan.
B. Pemeliharaan Induk Bunting
Kondisi badan indukan yang bunting dijaga agar gemuk, sehat, segar dan kuat dan diberi konsentrat selain rumput/ daun-daunan sebanyak ½ - 1 kg sehari seekor karena memiliki banyak kegunaan yaitu:
- Pertumbuhan feotus (anak) dalam rahim yang cepat
- Membangun jaringan ambing agar air susunnya
banyak
- Mempersiapkan kelahiran agar
tetap sehat dan kuat
- Pada umur kebuntingan 3 bulan, induk tersebut
harus dipisahkan dari yang lain pada kandang dan pengembalaan sendiri. Tujuanya
agar tidak terganggu oleh kambing lain dan
tidak jatuh terpeleset
- Harus dijaga agar induk yang
bunting tidak jatuh, terkejut, diganggu oleh kambing / domba atau binatang
lain.
- Hindari pemberian makanan yang
mudah menimbulkan sakit perut seperti : dedak kasar, rumput yang terlalu tua/
terlalu muda dan makanan yang telah rusak
- Dua minggu menjelang dan susudah
melahirkan terus mendapat perhatian khusus. Beberapa hari sebelum melahirkan
induk tidak perlu lagi diberi konsentrat, cukup daun-daunan / rumput saja.
- Latihan fisik dengan cara
melepas domba dan kambing dilapangan setiap hari. Pada Induk yang sedang
bunting latihan fisik ini akan membuat perdaran darah berjalan lancar serta
mengurangi kegemukan
- Hari perkiraan kelahiran
biasanya ditentukan150 hari setelah kambing itu dikawinkan, dengan tingkat
kesalahan tidak lebih dari 2-3 hari (Widagdo, 2013).
C. Pemeliharaan Induk melahirkan
1)
Tanda-tanda kambing atau domba
yang beranak dapat diketahui :
- Apabila induk kelihatan
gelisah, menggaruk-garuk sesuatu, berpindah-pindah tempat berdiri, seolah-olah
berperilaku seperti ia sedang membuat sarang tempat beranak, ambingnya
membesar, jika diperah keluar susu yang agak kental, lekat dan berwarna kuning
(kolostrum)
- Jika dilihat vagina
(kemaluannya) terlihat mengendor sekali dan keluar lendir agak banyak.
- Sering memperhatikan ke
belakang sambil mengembek
- Ketika hendak melahirkan
posisi biasanya terbaring
- Proses kelahiran biasanya
ditandai dengan keluarnya ketuban dari vagina induk kambing.
2)
Persiapan yang harus dilakukan
untu proses kelahiran domba atau kambing :
-
Tempatkanlah
induk di atas hamparan jerami kering dan bersih dikandang yang agak luas dan
tersendiri.
-
Pastikan
tangan sudah dibersihkan dengan sabun dan tidak berkuku panjang.
-
Bersihkan
vulva, otot vagina dan sekitarnya menggunakan sabun.
-
Sediakan seutas benang, pisau kecil, atau silet dan obat luka (yodium) detol
dll.
3)
Menolong kelahiran :
Pertolongan
diberikan jika terjadi kesulitan pada kelahiran normal, biarkan berlangsung
dengan sendirinya.
-
Anak yang sudah dilahirkan segera bersihkan lendir yang terdapat di dalam
hidung dan mulut bila ada, agar tidak terhisap masuk ke dalam paru-paru sewaktu
bernafas
-
Anak yang tidak dapat segera bernafas, cepat-cepat usahakan pernafasan
buatan, caranya :
-
Pegang kedua kaki belakang, anak digantung dengan kepala ke bawah kemudian
dibalik dengan kaki depan kedua-duannya diatas bersama-sama kepala diatas
begitu dibalik berulang kali.
-
Letak anak kambing terlentang, pegang kedua kaki depan, tekankan kedua kaki
tersebut berulang kali pada dadanya.
-
Setelah lendir pada hidung dan mulut telah bersih dan anak telah kelihatan
bernafas dengan biasa, maka baru kita keringkan tubuh anak kambing tersebut
dengan rumput kering atau jerami kering.
-
Tali pusar yang dibiarkan
menempel pada perut menyebabkan infeksi dan kematian, tali pusar hendaknya
segera dipotong. Pemotongan tali pusar dilakukan dengan cara menyemprotkan
antiseptik pada tali pusar kemudian tali pusar diikat sepanjang 3-5 cm dari
pangkal kemudian dipotong kurang lebih 1cm dibawah ikatan tali anti septik yang
digunakan yaitu yodium tincture 10% atau betadine.
-
Taruh anak kambing yang yang telah selesai dirawat tadi di tempat yang
kering, hangat dan bersih di sudut kandang, untuk dibiarkan bergerak bebas,
berlatih sendiri berdiri.
-
Beberapa jam kemudian anak kambing itu sudah dapat berdiri dan mulai
mencari tetek induknya.
-
Pemberian
kolostrum pada seminggu setelah anak
kambing baru lahir dapat dilakukan. Pemberian kolostrum pada anak kambing baru
lahir dapat dilakukan dengan melatih
pedet meminum kolostrum menggunakan jari tangan sampai pedet dapat minum
sendiri dengan baik.
-
Beri pertolongan sewaktu menetekkan kepada induknya bagi :
·
Anak yang
lemah
·
Induk yang
pertama kali melahirkan
· Anak yang jumlahnya lebih dari
2 ekor
Gambar 5 : Perawatan Anak Yang
Baru Lahir
Gambar 5. Pertolongan pada
anak domba dan kambing yang baru dilahirkan.
4) Pertolongan pada induk :
Banyak sekali cairan yang dikeluarkan oleh induk yang
baru melahirkan, karena itu untuk menolong induk yang baru melahirkan kita
dapat :
-
Memberi air minum yang cukup dan bersih untuk menambah kekuatan, air minum
bisa diberi gula
-
Membiarkan induk beristirahat, kemudian berilah rumput atau daun-daunan
yang segar
-
Jerami yang kotor dan sudah basah ganti yang baru
-
Menghubungi dokter hewan bila timbul suatu gangguan kesehatan setelah
melahirkan seperti : nafsu makan tidak ada, susu tidak keluar, induk demam.
5) Pemeliharaan masa menyususi/laktasi
-
Sesaat
setelah melahirkan, kambing menghasilkan cairan putih kekuningan yang disebut
kolostrum. Kolostrum sbaiknya diperah dan diberikan pada cempe menggunakan dot/
botol susu bayi.
-
Perhatikan
agar anak dapat memperoleh susu yang cukup dari induknya. Jika perlu ditambah
dengan susu dari lain induk atau susu sapi yang diberikan secara dot
-
Bagi induk yang mati setelah melahirkan, anaknya perlu ditolong menyusukan
kepada induk lain.
-
Pada umur 3 minggu anak kambing/domba belajar makan rumput dan daun muda
serta telah mengenal konsentrat-konsentrat yang diberikan sedikit-sedikit
sehingga anak itu menghabiskan 200 gram sehari seekor.
-
Induk hendaknya cukup makan rumput dan diberi pula konsentrat agar
menghasilkan susu. Makin banyak anak yang disusuinya makan banyak pula
konsentrat yang harus diberikan kepada induk itu. Banyaknya berkisar ½ - 1 kg sehari seekor atau 3 – 35 %
sehari bobot badannya.
-
Kambing dan
domba pada masa laktasi membutuhkan lebih banyak protein karena proses
pembentukan susu membutuhkan protein yang tinggi. Konsentrat yang biasanya
diberikan bungkil kedelai, ampas tahu, bekatul.
-
Kebutuhan
vitamin dan mineral dapat dipenuhi dari pemberianzeolit, garam dapur atau
tepung tulang sebagai sumber mineral dengan dosisi tidak lebih dari 5/mg untuk
setiap 1 kg berat badan. Kebutuhan vitamin dibutuhkan untuk mendukung
metabolism dan daya tahan tubuh
-
Memperhatikan
kebutuhan air minum agar tidak terjadi dehidrasi
-
Kandang harus selalu dijaga agar tetap kering dan bersih sehingga suasana
tetap hangat. Setelah paling sedikit 2 minggu anak bersama-sama dengan induk di
dalam kandang, kemudian mereka boleh dikeluarkan bersama-sama dilapangan rumput
yang kering dan bersih. Di lapangan sebaiknya induk di ikat dengan tali.
Anaknya diberi keleluasaan bergerak bebas. Pada hari hujan mereka tidak boleh
dikeluarkan.
D. Pemeliharaan masa pertumbuhan
-
Biasannya anak disapih (lepas susu) pada umur 3-5 bulan. Setelah itu tujuan
pemeliharaan adalah untuk pembesaran / penggemukan untuk dijual / dipotong
-
Selama masa pertumbuhan, ia diberi pakan yang baik dan cukup sehingga
berkembang dan mencapai bobot yang tinggi
-
Pada umur ³ 9 bulan ® pertumbuhan anak kambing /
domba sudah mulai lambat ® penjualan anak kambing /
domba yang menguntungkan adalah sebelum umur 9 bulan
-
Penggemukan disertai pengebirian pada jantan akan memperoleh hasi; yang
memuaskan.
-
Anak jantan yang akan dipakai sebagai calon pengganti pejantan dipisahkan
tersendiri sejak ia sisapih
-
Anak jantan yang tidak dipakai sebagai calon pemacak dikebiri dan dapat
dikelompokkan dengan betina yang akan digemukkan.
-
Anak
kambing / domba diberi obat cacing 1- 2 bulan sekali.
®
misalnya :
concurat. (sekali saja)
-
kambing /
domba dewasa : diberi 1,25 g tiap 10 kg BB
-
obat
tradisional : pinang halus ® 2 – 3 sendok teh
-
Periksa kesehatan kuku tiap bulan yaitu dengan memotong kuku yang teratur
-
Mandikanlah kambing / domba 1 minggu sekali ® untuk menjaga kesehatan gangguan penyakit kulit.
E. Memelihara Pejantan
Pemeliharaan pejantan ® agar pejantan
tetap sehat, kuat aktif dan bisa mempunyai nafsu kawin dan menunasi dengan
memuaskan.
Hal-hal yang harus diperhatikan
adalah :
-
Kandang
untuk pejantan disendirikan dekat kandang betina ® agar nafsu kawin tetap tinggi
-
Beri keleluasaan bergerak dan memperoleh sinar matahari pagi
-
Seminggu
sekali kambing / domba dimandikan
-
Perhatikan makan dan minumnya agar kondisi baik, hewan yang terlalu gemuk
menjadi malas kawin.
-
Aturlah perkawinan. Perkawinan yang sedang, pejantan dapat mengawini sampai
2 kali sehari. Dalam keadaan ramai ® 4 – 5 kalis
sehari.
-
Pada waktu musim pacakan sedang ramai, maka pejantan harus diikuti dengan
penambahan pakan konsentrat yang cukup.
-
Perawatan kuku dan kulit dilakukan seperti pada kambing/ domba lain
F. Memotong kuku
Kuku kambing /
domba tumbuh lebih cepat daripada ausnya kuku. Kuku yang tidak terawat dan
tidak dipotong akan tumbuh memanjang ® sehingga kaki tidak dapat berdiri dan bergerak
tegak. Hal ini
menyebabkan ketegangan urat-urat kaki yang menimbulkan rasa sakit. Kuku yang
panjang ® mudah retak ® sehingga terjadi penyakit
kuku (juga salah bentuk) ®
tidak dapat tumbuh subur kambing / domba tersebut. Manfaat
pemotongan kuku pada ternak antara lain :
-
Mengembalikan
bentuk kuku menjadi normal
-
Menghindarkan
ternak dari resiko pincang
-
Membersihkan
kotoran-kotoran yang menyelip pada kuku
-
Pencegahan
dini infeksi pada kuku
-
Mempermudah
penanganan ternak
-
Pencegahan
dini kasus-kasus infeksi pada kuku
-
Memudahkan
handling
Cara momotong kuku :
-
Bersihkan
dahulu dari kotoran-kotoran ® sebab kotoran itu menyebabkan kebusukan kuku
-
Pemotongan sedikit demi sedikit agar tidak terjadi pendarahan. ® Jika terjadi perdarahan obati
denga jodium.
-
Jika
terlihat adanya luka atau borok, bersihkanlah dengan pisau bagian-bagian yang
pecah dan kerak, kemudian obati dengan obat kuku.
-
Missal : Leukomycin dan spritus atau lysol
-
Alat untuk memotong kuku adalah pisau saku yang tajam atau gunting kuku
yang khusus
Gambar 6 : Cara Memotong Kuku Domba dan
Kambing
G. Mengebiri kambing dan domba jantan
Pengebirian
adalah pemotongan testis sehingga kambing jantan tidak mengeluarkan air mani.
Perlakakuan tersebut, dimaksudkan agar kambing jantan tidak bisa mengawini
betinanya. Tujuan dikebiri adalah
untuk :
- Cepat gemuk/ untuk tujuan penggemukan
- Lebih jinak
- Nafsu makannya yang dan baik
- Kualitas dagingnya baik empuk
- Bau jantan hilang
Pengebirian sebaiknya dilakukan pada
umur dewasa agar tidak mempengaruhi pertumbuhan badannya (secara negatif). Pengebirian dapat dilakukan
pada kambing yang berumur 3-4 bulan sejak dilahirkan atau sebelum mencapai
dewasa kelamin. Cara pengebirian :
- Cara terbuka
- Cara operasi, untuk mengeluarkan buah zakar ® hal ini membutuhkan keahlian dan peralatan yang khusus
- Cara pengikatan dengan karet (elastrator)
Dengan pengikatan karet caranya
ialah: karet disarungkan pada pangkal buah zakar. Karena kencangnya ikatan ring
karet, maka aliran darah ke buah zakar berhenti dan fungsinya terhenti. Pada
waktu 10-12 hari batang buah zakar mengering dan tanggal dari badannya.
Prinsipnya : Buah zakar diputus dengan
perlahan-lahan oleh kekuatan menjepit suatu cincin karet. Biasa dilakuan pada
umur muda (1 – 3 minggu), Cara
pelaksanaanya :
-
Bersihkan
dahulu pangkal buah zakar dengan alcohol atau olesi dengan jodium atau obat
merah.
-
Pasang
cincing karet pada tang penguak dan kuakkanlah cincin karet itu ® kemudian
masukkanlah cincin karet yang telah dikuakkan tadi sampai pada pangkal buah
zakar.
-
Jika sudah
tepat pada pangkal buah zakar, cincin karet itu dilepaskan maka cincin karet
tersebut akan menjepit perlahan-lahan pangkal buah zakar itu sampai putus
sendiri. Buah
zakar yang terjepit atau terikat erat oleh cincin karet itu akan mongering dan
lepas dalam waktu 2- 3 minggu kemudian.
Dengan tang
Burdizzo
Tang burdizzo merupakan alat kebiri tanpa mengakibatkan
pendarahan. Tang Burdizzo digunakan untuk
menghancurkan saluran air mani sehingga perjalanan air mani dari testis ke
zakar terhenti karena saluran rusak atau putus. Pada pangkal buah zakar
di dalamnya terletak pembuluh darah dan saluran mani ® bisa dirasakan seperti pipa yang kenyal, bagian
inilah yang dijepit oleh tang burdizzo kanan dan kiri sampai putus. Cara pelaksanaanya :
-
Tarik kedua
buah zakar, sampai pangkalnya agak panjang® beri alcohol. Temukan kedua saluran tersebut
dan jepit satu demi Satu.
-
Jepitlah
kuat-kuat hingga tang itu berbunyi “krek” dan
diamkan penjepit itu beberapa menit, hingga buah zakar itu terasa agak
dingin (warnanya kebiru-biruan) barulah jepitan dilepaskan
-
Kebiri
dengan tang burdizzo ini lebih sempurna hasilnya jika dilakukan pada kambing
yang telah dewasa ( 4 – 6 minggu)
-
Setelah
pengebirian selesai dengan baik, maka buah zakar makin lama makin kecil dan
hilang di dalam kantong buah zakarnya, sehingga sifat kejantanannya menjadi
hilang
H. Menghitung umur kambing / domba
Untuk mengetahui umur kambing/domba
dapat dilihat pada perubahan giginya. Pada saat kita akan membeli kamnbing atau
domba, kita harus jeli dan teliti dalam menafsirkan umur kambing maupun domba.
Dengan melihat kondisi gigi kambing atau domba, kita dapat mengetahui umurnya
(Yunus, 2013).
a. Pertumbuhan dan perubahan giginya
-
Baru lahir – 9 bulan : gigi susu lengkap
-
1 – 1 ½ tahun :
dua gigi depan telah berganti
-
1 ½ - 2
tahun : 4 gigi depan
telah berganti
-
2 – 3 tahun : 6 gigi depan telah berganti
-
3 – 4 tahun : 8 gigi depan telah bergant
-
Gambar 7 :
Susunan Gigi Kambing dan Domba
I. Pencukuran bulu domba/ Sheep Shearing
Pencukuran pada
domba dapat di lakukan setahun 1 hingga 2 kali pada betina, sedangkan pada
domba jantan pejantan setiap 3 hingga 4 bulan karena pejantan memerlukan
perkawinan dan domba jantan memiliki rambut lebih panjang sehingga dapat
mengganggu aktivitas perkawinan dan mengurangi keindahan. Menurut
MT Farm dan Harianto (2012) Pencukuran bulu domba dilaukan jika kondisi bulu
kotor, basah dan gimbal. Pencukuran pertama sebaiknya di
lakukan pada waktu domba berumur lebih dari 6 bulan agar domba tak stress. Sebelu dicukur sebaiknya domba dimandikan dulu agar tidak
terlalu gembel memudahkan pencukuran
Gambar 8 :
Pencukuran Bulu Domba
Gambar 8. Pencukuran Bulu Domba
Rangkuman
Pemeliharaan ternak domba dan kambing harus
memperhatikan kondisi ternak dan umur ternak. Pemeliharaan ternak domba dan
kambing diantaranya adalah pemeliharaan indukan yang bunting dan pemeliharaan
indukan yang melahirkan. Perlu juga diperhatikan pemeliharaan anak pasca
kelahiran, pemeliharaan pertumbuhan anak dan pemeliharaan kambing dan domba
pejantan.
Evaluasi dan Pelatihan Bab VI
1. Jelaskan cara memelihara induk yang bunting
pada domba dan kambing!
2. Jelaskan pertolongan yang bias dilakukan
untuk kelahiran domba dan kambing yang mengalami kesulitan!
3. Jelaskan cara pemeliharaan pejantan dan
anakan domba dan kambing!
4. Sebut dan jelaskan cara pengebirian kambing
dan domba!
5. Jelaskan cara pemotongan kuku pada domba dan
kambing!
Daftar Pustaka
MT. Farm dan Bagus Hariyanto.2012.Bisnis Penggemukan Domba.PT Agromedia
Pustaka, Jakarta
Yunus, A. 2013. Panduan Budidaya Kambing
Etawa.Pustaka Baru Press, Yogyakarta
Widagdo, D. 2013.
Etawa Taktis dan Jitu.Hafamira, Jawa Tengah
Sesi Perkuliahan Ke : VIII dan IX
I. Kemampuan
Akhir yang Diharapkan :
1.
Mahasiswa dapan menjelaskan dan
memahami tentang pemeliharaan domba dan kambing
2.
Mahasiswa
dapat menjelaskan dan memahami tentang cara penanganan kelahiran anak,
kebuntingan domba dan kambing, pemeliharaan anak pasca kelahiran dan perawatan
pejantan.
II. Deskripsi
Singkat :
Pemeliharaan ternak domba dan kambing harus memperhatikan kondisi ternak
dan umur ternak. Pemeliharaan ternak domba dan kambing diantaranya adalah
pemeliharaan indukan yang bunting dan pemeliharaan indukan yang melahirkan.
Perlu juga diperhatikan pemeliharaan anak pasca kelahiran, pemeliharaan
pertumbuhan anak dan pemeliharaan pejantan.
III.
Bahan Bacaan :
1.
MT. Farm dan Bagus
Hariyanto.2012.Bisnis Penggemukan Domba.PT Agromedia Pustaka, Jakarta
2.
Yunus, A.
2013. Panduan Budidaya Kambing Etawa.Pustaka Baru Press, Yogyakarta
3.
Widagdo, D.
2013. Etawa Taktis dan Jitu.Hafamira, Jawa Tengah
IV.
Bacaan Tambahan
Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. 2017.Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan
2017. Direktoran Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Http://ditjen pkh.
Pertanian.go.id
V.
Pertanyaan Kunci/Tugas
1.
Jelaskan cara
memelihara induk yang bunting pada domba dan kambing!
2.
Jelaskan pertolongan
yang bias dilakukan untuk kelahiran domba dan kambing yang mengalami kesulitan!
3.
Jelaskan cara
pemeliharaan pejantan dan anakan domba dan kambing!
4.
Sebut dan jelaskan
cara pengebirian kambing dan domba!
5.
Jelaskan cara
pemotongan kuku pada domba dan kambing!
IV. Lain-lain
VII.
SELEKSI
BIBIT KAMBING DAN DOMBA
A.
Pendahuluan
Upaya mendapatkan domba yang unggul dapat
dilakukan dengan seleksi dan pemilihan bibit yang diduga memiliki mutu genetic
yang baik dan juga dengan sistem perkawinan yang terarah (Pusparini et.all, 2015). Pemilihan bibit harus
disesuaikan dengan tujuan dari usaha peternakan apakah untuk pedaging atukah
untuk perah dan diambil susunya. Secara umum bibit yang baik adalah ternak yang
sehat, tidak cacat, bulu bersih dan mengkilap, serta adaptasi tinggi terhadap
lingkunganya (Yunus, 2013). Langkah-langkah memilih bibit jantan dan betina :
-
Umur masih muda (umur 3 – 4 bulan)
-
Pilih anak
kambing / domba yang bobot lahirnya 2 – 4 kg
-
Pilih dari
anak kembar
-
Pilih yang bobotnya ± 12 kg pada 120 hari (4 bulan)
-
Pilih kambing / domba yang sehat, aktif dan tidak cacat., mata bersinar,
nafsu makan baik (lahap), kulit mengkilap (tidak kudisan)
-
Bentuk
badan. Dilihat
dari depan ; badan lebar, kaki lurus berantara lebar pula. Dilihat dari samping
: badan tinggi, panjang dan dalam sehingga kambing itu berbentuk persegi
panjang, punggung lurus, dada luas. Dilihat dari belakang : badan lebar, kaki
belakang berantara lebar dan kuat dengan perkembangan daging yang baik
-
Untuk
kambing perahan pilih yang ambing dan putingnya besar, tetapi lunak jika
diraba.
-
Pilih bibit dari bangsa yang terkenal dan dari keturunan pejantan dan induk
yang baik pula
-
Pemilihan
bibit harus ditempat petani atau peternak, bukan dipasar hewan.
-
bibit
betina, bentuk ambing simetris tidak terlalu menggantung, halus dan kenyal
tidak ada infeksi dan pembengkakan
-
Keadaan
gigi lengkap bagian rahang atas dan bawah
-
Khusus untuk memilih calon pejantan disamping hal di atas ditambah lagi: Sifat
kejantanannya memuaskan buah zakarnya panjang, besar genap dan sama besar
B. Kambing
dan Domba calon Bibit :
1. Tanda-tanda
pejantan calon bibit :
-Sehat, tubuh besar (sesuai
umurnya) relatif panjang dan tidak cacat.
-Dada dalam dan lebar
-Kaki lurus dan kuat
-Tumit tinggi
-Penampilan gagah
-Aktif dan besar nafsu kawinnya
-Buah zakarnya normal (2buah,
sama besar dan kenyal)
-Alat kelamin kenyal dan dapat
ereksi
-Sebaiknya berasal dari keturunan kembar
-Bulu bersih dan mengkilat
- Tanda-tanda betina calon bibit :
-Sehat, tidak terlalu gemuk dan
tidak cacat
-Kaki lurus dan kuat
-Alat kelaminya normal
-Mempunyai sifat keibuan (mengasuh anak) yang
baik.
-Ambing normal (halus, kenyal, tidak ada infeksi
atau pembengkakan)
-Sebaiknya berasal dari keturunan kembar
-Bulu bersih dan mengkilat
Gambar 9. Kambing dan Domba Calon Bibit
1. Jantan 2.
Betina
Gambar 10. Cacat Tubuh
Kambing dan Domba
Rangkuman
Upaya
mendapatkan domba yang unggul dapat dilakukan dengan seleksi dan pemilihan
bibit yang diduga memiliki mutu genetic yang baik dan juga dengan sistem
perkawinan yang terarah (Pusparini et.all,
2015). Pemilihan bibit harus disesuaikan dengan tujuan dari usaha peternakan
apakah untuk pedaging atukah untuk perah dan diambil susunya. Secara umum bibit
yang baik adalah ternak yang sehat, tidak cacat, bulu bersih dan mengkilap,
serta adaptasi tinggi terhadap lingkunganya (Yunus, 2013)
Evaluasi dan Pelatihan Bab VII
2. Secara umum kriteria memilih bakalan calon
bibit dimba dan kambing yang baik apasaja?
3. Apa saja tanda-tanda domba atau kambing
jantan calon bibit yang baik?
4. Apa saja ciri-ciri domba atau kambing betina
calon bibit?
5. Mengapa pemilihan calon bibit dalam usaha
sangatlah penting?
Daftar Pustaka
Anisa Pusparini, H.Idrijani, S.Nurachmah.2015.Seleksi Awal Performa Calon
Bibit Domba Garut Jantan dan Betina di UPTD BPPTD Margawati Garut. Universitas
Padjajaran
Yunus, A. 2013.
Panduan Budidaya Kambing Etawa.Pustaka Baru Press, Yogyakarta
Sesi Perkuliahan Ke : VII
I. Kemampuan
Akhir yang Diharapkan :
1.
Mahasiswa dapan menjelaskan dan
memahami tentang cara pemilihan bibit jantan dan betina
2.
Mahasiswa
dapat menjelaskan dan memahami tentang kriteria bakalan bibit jantan dan betina
domba dan kambing
II. Deskripsi Singkat :
Upaya mendapatkan domba yang unggul dapat dilakukan dengan seleksi dan
pemilihan bibit yang diduga memiliki mutu genetic yang baik dan juga dengan
sistem perkawinan yang terarah (Pusparini et.all,
2015). Pemilihan bibit harus disesuaikan dengan tujuan dari usaha peternakan
apakah untuk pedaging atukah untuk perah dan diambil susunya. Secara umum bibit
yang baik adalah ternak yang sehat, tidak cacat, bulu bersih dan mengkilap,
serta adaptasi tinggi terhadap lingkunganya (Yunus, 2013)
III.
Bahan Bacaan :
1.
Anisa Pusparini,
H.Idrijani, S.Nurachmah.2015.Seleksi Awal Performa Calon Bibit Domba Garut
Jantan dan Betina di UPTD BPPTD Margawati Garut. Universitas Padjajaran
2.
Yunus, A. 2013.
Panduan Budidaya Kambing Etawa.Pustaka Baru Press, Yogyakarta
IV.
Bacaan Tambahan
Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. 2017.Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan
2017. Direktoran Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Http://ditjen pkh.
Pertanian.go.id
V.
Pertanyaan Kunci/Tugas
1.
Secara umum kriteria
memilih bakalan calon bibit dimba dan kambing yang baik apasaja?
2.
Apa saja tanda-tanda
domba atau kambing jantan calon bibit yang baik?
3.
Apa saja ciri-ciri
domba atau kambing betina calon bibit?
4.
Mengapa pemilihan
calon bibit dalam usaha sangatlah penting
IV.
Lain-lain
VIII. PENYAKIT KAMBING DAN DOMBA
Pendahuluan
Berbagai
penyakit yang berkembang dapat menimbulkan kerugian, dari kerugian ringan
hingga berat seperti kematian ternak (MT Farm dan Harianto, 2012). Penyakit
pada domba dan kambing biasanya mudah berkembang pada sistem pemeliharaan
ekstensif. Pencegahan dapat dilakukan sedini mungkin dengan meningkatkan
kebersihan kandang, pemberian pakan yang berkualitas dan vaksinasi. Berikut
beberapa jenis penyakit yang dapat menyerang domba dan kambing :
1. Ecthyma Contaqiosa/ orf
Disebabkan oleh : virus parapoks dan bersifat
zoonosis dan penyakit ini dapat menular dengan cepat dari ternak yang
terinveksi ke ternak yang sehat.
Tanda-tandanya :
-
Kulit
disekeliling bibir menjadi luka, berkeropeng dan menyebar ke muka.
-
kadang-kadang
meluas ke celah-celah kuku pada betina ® ambingnya juga terserang ® sehingga susah
makan dan lemah dan kurus
-
Dapat menyebabkan kematian yang diserang adalalah kambing / domba muda
Pencegahan : vaksinasi orf
Pengobatan : diberi
obat luka seperti jodium, supronal dan leukomycin, salep antibiotika seperti
eritromisin dan oksitetrasiklin.
2. Scabies atau Kurap/ Kudis
Skabies adalah penyakit kulit pada
ternak yang disebabkan oleh parasit atau tungau sarcoptes scabiei. Penyakit
scabies dapat menurunkan produksi daging, kualitas kulit dan dapat menular pada
manusia/ zoonosis
Tanda-tandanya :
-
Kambing
terlihat tidak tenang akibat rasa gatal dengan menggosok ke benda disekitarnya
-
Nafsu makan
turun dan diikuti dengan penurunan berat badan sehingga kambing dan domba
tampak kurus
-
Timbul
totol-totol pada kulit (warna merah)
-
Terus menyerupai bisul yang tumbuh dimana-mana. Kerusakan kulitdengan tepi
yang tidak merata disertai penebalan kulit/keropeng
-
Bulu banyak yang rontok, kulit bersisik dan keropak
-
Tubuh menjadi kurus ® bisa menyebabkan kematian
karena tidak ada selera makan
Pencegahan
-
Menjaga kebersihan kambing dengan memandikan, kandang serta peralatan
-
Kambing yang baru masuk dikarantina terlebih dahulu
-
Mengobati kambing yang terinfeksi segera
-
Menjaga pakan kambing agar terpenuhi nutrisinya
Pengobatan
Bila kelihatan totol-totol pada kulit ®
langsung diobati dengan obat :
- Untuk kasus ringan menggunakan oli bekas yang ditambah belerang dan minyak kelapa dimasak lalu didinginkan kemudian dioles pada kulit yang terkena scabies
- Serbuk belerang dicampur Parutan kunyit dipanaskan lalu tambahkan minyak kelapa dioles-oleskan pada bagian yang luka
- 1 bagian creolin / lisol dicampur 10 bagian spritus kemudian dioleskan pada bagian yang luka
3. Cacingan
Disebabkan oleh cacing Ascaridia Gali, haemoncus
contortus (cacing lambung), Fasciola hepatica (cacing hati), Neoacaris
vitulorum (cacing gelang). Cacingan pada domba dan kambing dapat disebabkan
karena kondisi kandang yang kotor dan lembab serta kesalahan penyabitan dan
pemberian rumput (Hariyanto, 2012). Tada-tanda ternak mengalami cacingan adalah
:
-
Banyak makan tetapi badanya tetap kurus (Berat badan tidak sesuai umur)
-
Bulu agak berdiri dan tidak mengkilap
-
Lesu,
lemah, selaput matanya pucat
-
Perutnya
besar, bulunya kusut
-
Kepalanya
selalu menunduk
-
Mencret
bila buang kotoran
-
Cacingan
dapat menyebabkan kematian pada anak domba yang masih
berumur 3-4 bulan
Pengobatan dapat secara tradisional maupun melalui
obat-obatan kimia :
-
Campuran 5 –
10 gr tepung pinang (± sebesar biji kacang) + segenggam nasi ® masukkan ke dalam
mulut kambing / domba
-
Piperazine
Powder
-
Wormex
Powder/ centarin concurat
-
Air
tembakau 1 sendok makan yang diberikan sebulan sekali
Pencegahan
:
-
Kandang
harus sering dibersihkan
-
Tempat-tempat
becek harus dikeringkan
-
Tidak
menyabit rumput/menggembalakan pada pagi hari agar telur cacing yang menempel
di rumput tidak termakan dan masuk system pencernaan.
-
Sebaiknya
kambing dan domba digembalakan setelah tengah hari diperkirakan telur cacing
sudah mati terkena sinar matahari.
-
Memberikan
obat cacing secara teratur 2-3 bulan sekali
-
Hindari pengembalaan di
tempat-tempat yang becek
4. Pneumonia/ Radang paru-paru
Pnemonia adalah radang paru-paru yang biasanya disertai
dengan radang bronkeol dan selaput paru-paru. Umumnya terjadi pada saat karena
pergantian musim Penyebabnya radang paru-paru biasanya
kandang kambing / domba terlalu lembab, dingin dan kotor ® Pengaruhnya
mengganggu pernafasanya. Yang diserang : kambing / domba yang masih muda dan
dewasa. Tanda-tandanya Pneumonia ialah :
-
Kedinginan
dan berhimpit-himpitan, nafsu makan hilang lesu, lemah
-
Batuk,
pernafasanya berbunyi
Pencegahan :
-
Hindari kandang yang lembab dan kotor
-
Usahakan agar kandang tetap bersih dan kering dan selalu kena sinar matahari pagi
-
Pemberian pakan dengan nutrisi yang baik
-
Kambing /
domba yang sakit dipisahkan dari yang sehat ® diobati sampai sembuh
5. Kembung Perut (Bloat/Tympani)
Domba yang
terserang kembung akan kesulitan mengeluarkan gas dalam lambungnya, diakibatkan
karena proses fermentasi dalam lambung berlangsung lebih cepat sedangkan proses
pengeluaranya terhambat. Menurut Gunawan (2013) ada 2 faktor penyebab kembung
diantaranya adalah pola pemberian pakan yang tidak tepat seperti terlalu banyak
memberika leguminosa dan pemberian tanaman yang terlalu muda, sebelum berbunga
dan sesudah hujan.
Penyebabnya :
-
Kambing/
domba digembalakan di padang rumput yang rumputnya masih basah karena embun
pagi atau hujan
-
Pemberian
pakan yang banyak mengadung gas seperti rumput yang masih muda
-
Pemberian
konsentrat yang terlalu banyak mengadung pati
-
Terlalu
banyak pemberian hijauan kacang-kacangan
-
Kondisi
ternak yang sedang sakit atau baru sembuh dari sakit, anemia dab bunting.
-
Biasanya diderita oleh kambing muda dan dewasa
Tanda-tandanya/
Gejala :
-
Perut
sebelah kiri ® membesar
-
Punggung
kambing / domba itu membungkuk
-
Lambung
jika dipukul berbunyi seperti drum atau gendang
-
Frekwensi pernafasan meningkat
secara tidak beraturan mengakibatkan
kematian
-
Nafsu makan
berkurang, susah buang kotoran jika ususnya ikut terganggu kambing akan mencret
dan berbau tidak enak
Pencegahan pada ternak agar tidak
terjadi kembung
-
Hindari
mengembalakan pada pagi hari
-
Lebih baik memberi makan sedikit-demi sedikit tetapi berkali-kali
-
Jumlah hijauan segar dari jenis kacang-kacangan diberikan secukupnya/ tidak
lebih dari 50% total ransum
Pengobatan kembung
-
Berdirikan
kambing dengan kedua kaki depannyaa bertopang pada ketinggian 50 cm.
-
Usahakan
mulut kambing dapat terbuka masukkan sepotong kayu untuk bisa dikunyah-kunyah
-
Kedua sisi perut dirut-urut dengan kepalan tangan dari bawah ke atas
berkali-kali
-
Pekerjaan ini dapat diulangi selang 30 menit sampai gas yang berbau busuk
keluar dari mulut
-
Dapat juga diberikan norit atau beras gosong atau kopi bubuk kental kedalam
mulutnya.
6. Keracunan makanan
Penyebab keracunan
makanan salah satunya adalah terlalu banyak makan daun petai cina, daun koro,
daun kumak, daun ketela, daun ubi kayu dan mengkonsumsi rumput yang mengandung
zat kimia.
Tanda-tanda
keracunan :
- Kambing muntah dan berak
bersama-sama
- Nafsu makan turun, frekuensi
nafas mencadi cepat
- Denyut jantung tidak teratur
- Gelisah, lesu, tidak bersemangat
- Kambing atau domba mengalami kejang-kejang
- Pengeluran air liur dan mulut berbusa
- Kabing atau domba lemas, lesu dan lebih banyak
diam
Pengobatan
keracunan
-
Berikan minuman minyak kelapa secukupnya, atau air kelapa hijau yang masih
muda.
-
Memberikan ramuan tradisional dari kuning telur bebek, air tebu dan air
hangat setelah itu selang 2 jam berikanlah air kelapa muda
Secara umum pencegahan penyakit dalam
usaha peternakan menurut Yunus (2013) adalah sebagai berikut:
- Kambing dan domba haruslah sehat
- Kandang bebas dari genangan air
- Sanitasi kandang baik dan sinar matahari dapat masuk ke kandang
- Pengaturan ventilasi baik
- Pemberian pakan yang berkualitas dan umbaran yang ternak baik
Gambar 11 : Cara-Cara
Penularan
Gambar 12 : Cara-Cara Penularan Kejadian Penyakit Pada Ternak
Rangkuman
Berbagai penyakit
yang berkembang dapat menimbulkan kerugian, dari kerugian ringan hingga berat
seperti kematian ternak (MT Farm dan Harianto, 2012). Penyakit pada domba dan
kambing biasanya mudah berkembang pada sistem pemeliharaan ekstensif.
Pencegahan dapat dilakukan sedini mungkin dengan meningkatkan kebersihan
kandang, pemberian pakan yang berkualitas dan vaksinasi.
Evaluasi
dan Pelatihan Bab. VIII
1. Upaya penceahan penyakit pada ternak dapat
dilakukang dengan cara apa, jelaskan!
2. Sebutkan penyakit yang sering menyerang domba
dan kambing gejala dan cara pengobatanya!
3. Jelaskan cara-cara penularan penyakit pada
ternak
4.
Mengapa
penyakit pada domba dan kambing lebih banyak menyerang pada sistem pemeliharaan
ekstensif, jelaskan!
Daftar
Pustaka
Gunawan, H. 2013. Prospek Penggemukan Kambing Potong. Pustaka Baru Press,Yogyakarta
MT. Farm dan Bagus Hariyanto.2012.Bisnis Penggemukan Domba.PT Agromedia
Pustaka, Jakarta
Yunus, A. 2013. Panduan Budidaya Kambing Etawa.Pustaka
Baru Press, Yogyakarta
Sesi Perkuliahan Ke : X dan XI
I. Kemampuan
Akhir yang Diharapkan :
1.
Mahasiswa dapat menjelaskan dan
memahami tentang jenis penyakit yang sering menyerang domba dan kambing
2.
Mahasiswa
dapat menjelaskan dan memahami tentang cara penanganan, pencegahan dan
pengobatan penyakit pada domba dan kambing
II. Deskripsi Singkat :
Penyakit yang berkembang dapat menimbulkan
kerugian, dari kerugian ringan hingga berat seperti kematian ternak (MT Farm
dan Harianto, 2012). Penyakit pada domba dan kambing biasanya mudah berkembang
pada sistem pemeliharaan ekstensif. Pencegahan dapat dilakukan sedini mungkin
dengan meningkatkan kebersihan kandang, pemberian pakan yang berkualitas dan
vaksinasi
III.
Bahan Bacaan :
1. Gunawan, H. 2013. Prospek Penggemukan Kambing Potong. Pustaka Baru Press,Yogyakarta
2.
MT. Farm
dan Bagus Hariyanto.2012.Bisnis
Penggemukan Domba.PT Agromedia Pustaka, Jakarta
3. Yunus, A. 2013. Panduan Budidaya Kambing Etawa.Pustaka Baru Press, Yogyakarta
IV.
Pertanyaan Kunci/Tugas
1. Upaya penceahan penyakit pada ternak dapat
dilakukang dengan cara apa, jelaskan!
2. Sebutkan penyakit yang sering menyerang domba
dan kambing gejala dan cara pengobatanya!
3. Jelaskan cara-cara penularan penyakit pada
ternak
4.
Mengapa
penyakit pada domba dan kambing lebih banyak menyerang pada sistem pemeliharaan
ekstensif, jelaskan!
V.
Lain-lain
IX.
SATUAN TERNAK
DAN KOEFISIEN TEKNIS
A.
Pendahuluan
Adalah ukuran yang digunakan untuk menghubungkan bobot badan ternak dengan
jumlah makan ternak yang dimakan. Satuan ternak (ST memiliki arti ganda yaitu
ternak itu sendiri dan jumlah pakan yang dimakan oleh ternak. Manfaat satuan
ternak diantaranya adalah untuk mengetahui potensi ternak suatu daerah,
memproduksi kebutuhan pakan dan standar untuk pertukaran ternak (H.K.
Nugroho,2017). Koefisien teknis merupakan angka standar yang mematuhi kaidah
yang telah ditentukan dan dapat dipergunakan untuk menghitung volume,
presentase, jumlah berat dsb.
Tabel
6. Daftar Satuan Ternak (ST)
Jenis ternak
|
Kelompok umur
|
Umur
|
ST
|
Sapi / kerbau
Kambing / Domba
Babi
Ayam / Itik
|
Dewasa
Muda
Anak
Dewasa
Muda
Anak
Dewasa
Muda
Anak
Dewasa
Muda
Anak
(100 ekor)
|
> 2 tahun
1 – 2 tahun
< 1 tahun
> 1 tahun
½ - 1 tahun
< ½ tahun
> 1 tahun
½ - 1 tahun
< ½ tahun
> ½ tahun
1/6 –
½ tahun
< 1/6 tahun
|
1,00
0,50
0,25
0,14
0,07
0,035
0,40
0,20
0,10
1,00
0,50
0,25
|
B.
Penggunaan ST untuk :
-
Menghitung daya tampung pakan ternak dari suatu padang rumput atau daya
tampung. Sisa hasil usaha tani
terhadap jumlah ternak
-
Perhitungan pelbagai masukan dan keluaran fisik ® sehingga biaya masukan dan
penerimaan dapat diperhitungkan
-
Masukan fisik: hijauan pakan, luas kandang, luas padang rumput, jumlah air
minum, obat, perkawinan ternak dan tenaga buruh. Keluaran fisik: Jumlah pupuk kandang, bobot badan dan tenaga kerja ternak
Contoh :
Tanaman rumput
seluas 5 ha menhasilkan 52 ton rumput
segar / tahun.
1 ST memerlukan 35
kg hijauan / hari (Anonimus 1983)
®
1 tahun = 365 x 35 kg = 12.775 kg
jadi daya tampung
padang rumput =
= 4,07 ST ~ 4 ekor sapi dewasa
atau = 29 ekor kambing / domba dewasa
Tabel
7 : Daya Dukung Tanaman Pangan
Jenis tanaman
|
Daya dukung
(ST/ha)
|
Jenis Pakan
|
Padi
Jagung
Singkong
Ubi jalar
Kacang kedelai
Kacang tanah
|
1,136
4,986
0,767
1,874
1,269
1,740
|
Jerami
Jerami
Daun
Daun
Jerami
Jerami
|
Pola tanam beragam :
-
Padi +
jagung + ubi jalar ® 5,4 / ha / tahun
-
Padi + ubi
jalar + kacang tanah ® 3,2 ST / ha / tahun
Luasan kandang : untuk 1 ST = 2 x
1,5 = 3 m2
Luas kandang untuk kambing / domba
sebanyak
-
|
-
|
- 30
dara = 2,10 ST
-
|
- 70
anak = 2,45 ST
Jumlah = 10,15 ST ® x 3 m2 = 30,45 m2
C.
Hasil pupuk kandang
- 1 ST menghasilkan pupuk kandang 4 ton / tahun
- Pupuk yang dihasilkan dari ternak kambing / domba = 40,6 ton
- ® (10,15 ST x 4 ton)
- Estimasi harga ternak ® dengan cara estimasi silang ® mengetahui harga sapi dewasa sehingga didapat beberapa harga kambing /domba dewasa di daerah yang sama.
Contoh :
1 ST sapi dewasa + Rp. 4.000.000,-
Harga domba / kambing = 0,14 x Rp. 4.000.000
= RP. 560.000
D.
Tenaga kerja
- Intensif ® di Pulau Jawa = 0,7 jam / hari / 2 ekor sapi dewasa
- Extensif ® di Sulsel = 0,3 jam / hari / ekor sapi dewasa
Tabel 8. Jumlah Ternak
Per Tenaga Kerja
No
|
Jenis ternak
|
Usaha intensif
(ekor)
|
Usaha Extensif
(ekor)
|
1
|
Sapi potong
|
29
|
67
|
2
|
Sapi perah
|
23
|
53
|
3
|
Kerbau
|
27
|
63
|
4
|
Kambing
|
163
|
381
|
5
|
Domba
|
163
|
381
|
6
|
Babi
|
57
|
133
|
7
|
Ayam ras (layer)
|
617
|
-
|
8
|
Ayam ras (Bioiler)
|
1088
|
-
|
9
|
Itik
|
568
|
1368
|
- 1 HK = 8 jam kerja per hari
- Biaya pengobatan dan breeding
- Est Biaya pengobatan ® sesuai dengan dosis obat, 1 ST = Rp X
( untuk ternak dewasa)
- Est biaya breeding ® berdasarkan jumlah ST induk
- Dengan IB ® digunakan ukuran service / conception (S/C) ® beberapa kali inseminasi untuk membuat seekor induk bunting
pada umumnya S / C = 2
Biaya breeding 1 ST induk =
2 x Rp. Y,-
Untuk ternak
kambing / domba (sebanyak A ekor)
Biaya pengobatan =
A ekor x 0,14 x Rp. X
Biaya breeding = A ekor x 0,14 x Rp. Y
·
Koefisien Teknis (KT)
Adalah angka yang digunakan untuk
memproyeksikan produksi atau kelahiran ternak dan prod. Pakan ternak
® dikelompokkan
dalam 5 kelompok
1) KT yang berhubungan dengan masukan mis : ST dan
tingkat penggunaan sumber daya untuk masukan
2) KT berhubungan dengan
reproduksi mis : angka kelahiran, S/C pada IB
3) KT yang berhubungan dengan
produksi mis : PBBH, produksi susu rata-rata/ekor / hari, produksi telur / ekor
/ hari
4) Yang berhubungan dengan rasio sumber daya mis :
sex ratio, feed – egg ratio, feed – gain ratio dll.
5) KT yang berhubungan dengan
sifat teknis non biologis
6) Mis : depresiasi tahunan
bangunan, umur mesin, pemakaian ban.
E. Usaha Ternak Kambing dan Domba Bibit
Syarat bibit : umur : 1 – 1,5 tahun ( 2 gigi seri berganti
)
Tabel
9. KT Untuk Kambing / Domba
Bangsa
|
Tinggi Pundak
|
Panjang Badan
|
Lingkar Dada
|
Bobot Badan
|
||||
Jantan
|
Betina
|
Jantan
|
Betina
|
Jantan
|
Betina
|
Jantan
|
Betina
|
|
Cm
|
Cm
|
Cm
|
cm
|
|||||
Kambing
Kacang
PE
Domba
DEG
Local
|
50
55
55
50
50
|
40
45
45
40
40
|
51
56
55
51
51
|
42
50
48
42
42
|
70
70
74
70
70
|
55
60
59
55
55
|
25
30
30
25
20
|
20
25
25
20
15
|
a)
Perkembangbiakan
- Siklus berahi 17 hari ; lama
berahi 30 jam
- Masa bunting : 5 bulan
- Masa menyusui anak : 2 – 3 bulan
- Masa kering kandang : ½ bulan
- Umur afkir bibit : 6 – 7 tahun
- Umur jual jantan / betina muda
: 1 tahun
- Sex ratio jantan : betina : 1 : 1
- Masa produktifi induk : 1 ½ - 6 tahun
-
Kelahiran kembar terjadi sesudah 1 atau 2 kali melahirkan pertama kali
-
Mortalitas
:
-
Ternak
dewasa ( > 1 tahun) : 1 – 2 % / tahun
-
Ternak muda ( ½ - 1 tahun) : 3 – 8 % tahun
-
Anak ( < ½ tahun) : 10 – 15 % / tahun
-
Kid Crop /
Lamp Crop = 100 – 125 % / tahun
-
Yaitu : angka kelahiran kambing / domba
b)
Masukan Fisik
-
1 ekor dewasa ( = 0,14 ST) = 5 – 6
kg rumput / hijauan segar per hari
Hijauan / dedaunan : 60 %
Rumput : 40 %
-
Kandang : 1 ekor dewasa ( = 0,14 ST) = 1.25m2
-
Tenaga
kerja
-
1 ekor
dewasa (0,14 ST) = 2,2 HK/tahun (intensif)
0,96 HK/tahun (extensive)
-
Pengobatan : 1 ST (7 ekor dewasa) = 1 unit / tahun
-
Lain-lain :
1 ST (7ekor dewasa) = 1 unit / tahun
c)
Hasil fisik
-
Pupuk
kandang : 1 ST = 4 ton / tahun
-
Komoditi
ternak
-
Jantan muda
-
Dara bibit
-
Induk /
jantan afkir / tua
-
Dll (air susu) ® PE : 150 – 200 ( / tahun / induk).
Rangkuman
Adalah ukuran yang digunakan untuk menghubungkan bobot badan ternak dengan jumlah makan ternak yang dimakan. Satuan ternak (ST memiliki arti ganda yaitu ternak itu sendiri dan jumlah pakan yang dimakan oleh ternak. Manfaat satuan ternak diantaranya adalah untuk mengetahui potensi ternak suatu daerah, memproduksi kebutuhan pakan dan standar untuk pertukaran ternak (H.K. Nugroho,2017). Koefisien teknis merupakan angka standar yang mematuhi kaidah yang telah ditentukan dan dapat dipergunakan untuk menghitung volume, presentase, jumlah berat dsb.
Evaluasi dan latihan soal
1. Apakah yang dimaksud ST dan kegunaanya
2.
Apakah
yang dimaksud Koefisien Teknis dan kegunaanya
Daftar Pustaka
K.H. Nugroho. 2017. Perencanaan Usaha
Pembibitan Sapi Perah.Kementerian Pertanian.BPTUHTP Baturaden
Sesi Perkuliahan Ke : XII dan XIII
I.
Kemampuan Akhir yang Diharapkan :
1.
Mahasiswa dapat menjelaskan dan
memahami tentang satuan ternak dan koefisien teknis
2.
Mahasiswa
dapat menjelaskan dan memahami tentang cara penggunaan satuan ternak dan
koefisien teknis
II. Deskripsi
Singkat :
Adalah
ukuran yang digunakan untuk menghubungkan bobot badan ternak dengan jumlah
makan ternak yang dimakan. Satuan ternak (ST memiliki arti ganda yaitu ternak
itu sendiri dan jumlah pakan yang dimakan oleh ternak. Manfaat satuan ternak
diantaranya adalah untuk mengetahui potensi ternak suatu daerah, memproduksi
kebutuhan pakan dan standar untuk pertukaran ternak (H.K. Nugroho,2017).
Koefisien teknis merupakan angka standar yang mematuhi kaidah yang telah
ditentukan dan dapat dipergunakan untuk menghitung volume, presentase, jumlah
berat dsb.
III.
Bahan Bacaan :
K.H. Nugroho. 2017.
Perencanaan Usaha Pembibitan Sapi Perah.Kementerian Pertanian.BPTUHTP Baturaden
IV. Pertanyaan Tugas
1. Apakah yang dimaksud ST dan kegunaanya
2. Apakah yang dimaksud Koefisien Teknis dan
kegunaanya
V.
Lain-lain
X.
CONTOH ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA KAMBING
Suatu usaha
kambing etawa di Sumatera Utara membutuhkan analisa usaha yang lebih lengkap.
Dari data yang diperoleh :
1.
Jika masa produktif kambing
pejantan 5 tahun, dan kambing yang digunakan untuk bibit adalah hasil pembelian
dari kambing dara
2.
Waktu pemeliharaan 5 tahun
3.
Gajih tenaga kerja Rp 600.000/bulan
4.
Jika induk dapat beranak 3 kali
dalam 2 tahun dan dalam 1 kelahiran rataan anak 2 ekor
5.
Jumlah cempe yang akan dihasilkan
per tahun: 15 ekor x 30 induk = 450 ekor
6.
Jika angka
mortalitas/kematianya 10% maka diperkirakan 45 ekor mati
7.
Jika seekor kambing
menghasilkan kotoran 7 kg/bulan asumsi harga pupuk kandang Rp 2000/kg
8.
Jika seekor kambing menghasilkan urin 30 liter/bulan
asumsi harga urin Rp 1500/liter
9.
Kambing betina menghasilkan
susu sebanyak 30 liter/bulan selama 5 bulan asumsi harga susu kambing Rp.
35.000/liter
10. Harga cempe seperti dipasaran khususnya sumatera utara
11. Jika biaya pakan diabaikan karena pakan dicari oleh pekerja
A.
Inverstasi Tetap
·
Kambing betina 30 ekor x Rp
2.500.000 75.000.000
·
Kambing jantan 2 Ekor x Rp.
3.5000.000 7.000.000
·
Kandang 5 Unit 23.000.000
·
Peralatan kandang 500.000
Total 98.000.000
B.
Biaya Produksi
·
Biaya pemeliharaan kambing
indukan 30 ekor
·
Gaji karyawan Rp. 600.000/30
hari 30 ekor 700 ekor/hari
·
Vitamin kambing Rp
100/ekor/hari
·
Total biaya pemeliharaan induk
per 5 tahun Rp 800 x 5 tahun x 12 bulanx 30 ekor x30 hari = Rp 43.200.000
C.
Proyeksi Pendapatan
·
Penjualan cempe 405 ekor x Rp.
1000.000 = Rp. 405.000.000
·
Penjualan indukan afkir 30 ekor
x 1000.000 = Rp 30.000.000
·
Penjualan urine 30 liter x12
bulan x 5 tahun x Rp.1500 x 30 ekor
Rp.64.800.000
·
Penjulan pupuk kandang 7 Kgx12
bulan x 5 tahunxRp 2000x30 ekor
Rp. 25.200.000
·
Penjualan susu 30 liter x 5
bulan x 5 tahun x Rp 35.000 x 30 ekor/5
Rp.157.500.000
D.
Biaya-Biaya Pengeluaran
·
Biaya Inverstasi + Biaya
Pemeliharaan
·
Rp 98.000.000+ Rp 43.200.000
Rp 141.200.000
E.
Pendapatan
·
Penjualan cempe Rp. 405.000.000
·
Penjualan indukan afkir Rp
30.000.000
·
Penjualan pupuk kandang Rp.
25.200.000
·
Penjualan urine Rp 64.800.000
·
Penjualan susu Rp 157.500.000
Total Pendapatan Rp. 682.500.000
F.
Keuntungan
Rp 682.500.000- Rp 141.200.000 = Rp 541.300.000
Penghasilan per bulan Rp 541.300.000/5 tahun/12 bulan = Rp 9.021.600
DAFTAR PUSTAKA
Anisa Pusparini, H.Idrijani, S.Nurachmah.2015.Seleksi Awal Performa Calon Bibit Domba Garut Jantan dan Betina di
UPTD BPPTD Margawati Garut. Universitas Padjajaran
Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. 2017.Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan
2017. Direktoran Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Http://ditjen pkh.
Pertanian.go.id
Dolokaribu M, Batubara A, Elieser S.2006. Karakteristik
Morfologik Kambing Spesifik Lokal di Kabupaten Samosir Sumatera Utara. Seminar Teknologi dan Peternakan
Veteriner.
Chalid
Talib, R.H. Matondang, T. Herwati. Model
Pembibitan Kambing dan Domba di Indonesia.2011.Workshop Nasional Diversifikasi
Pangan Daging Ruminansia Kecil.Pusat Penelitian dan Pengembangan
Peternakan. Bogor
Goodwin D.H. 1981. Sheep
Management and Production 2nd Ed. Hutchington & Co. Ltd. London
Gunawan, H. 2013. Prospek
Penggemukan Kambing Potong. Pustaka Baru Press,Yogyakarta
I.K. Sutama.I.G.M, Budiarsana, I.W. Mathius. Dan
E. juarini. 1999. Growth and sexual development of
Etawah-cross kids from does of different levels of milk production. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 4 (2): 95-100.
Ludgate, P.J. 1989. Penelitian Ternak Kambing dan Domba di Pedesaan (Kumpulan Peragaan).
Balai Penelitian Ternak, Puslitbangnak, Balitbangtan, Departemen
pertanian, Jakarta
K.H. Nugroho. 2017. Perencanaan Usaha
Pembibitan Sapi Perah. Kementerian Pertanian.BPTUHTP Baturaden
Kurniasih
N.N. A M Fuah, R Priyanto.2013.Karakteristik
dan Reproduksi Perkembangan Populasi Kambing Peranakan Etawa di Lahan Pasca
galian Pasir. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Vol I No.3
Spesifik Lokal di Kabupaten Samosir Sumatera Utara. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Hal 544-549
MT. Farm dan Bagus Hariyanto.2012. Bisnis Penggemukan Domba.PT Agromedia
Pustaka, Jakarta
Mitra
farm Tani. 2018. Untung dari Bisnis Domba
dan Kambing ala MT Farm. PT AgroMedia Pustaka. Jakarta
Pamungkas FA, Batubara A, Doloksaribu M, Sihite
E. 2009. Petunjuk Teknis Potensi Plasma
Nutfah Kambing Lokal Indonesia.Pusat Penelitian dan Pengembangan
Peternakan, Medan
Spedding,
C.R.W, 1970. Sheep Production and
Frazing Management 2nd
Ed. Bailliere, Tindal & Cassel, London
Suparman.2007. Beternak
Kambing. Azka Press.Jakarta
Syarief, M. Z. dan C. D. A. Sumoprastowo. 1985. Ternak Perah. CV.Yasaguna. Jakarta
Prabowo A.2010.Petunjuk Teknis Budidaya Ternak Kambing.Balai Pengkajian Teknologi
Petanian Sumatera Selatan.
Soenardirahardjo
B.P.2017.Teratologi pada Hewan dan Ternak.Fakultas
Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga. Surabaya
Sugeng, Y.B. 1985. Beternak Domba. Penelitian
Swadaya, Jakarta
Widagdo, D. 2013. Etawa Taktis dan Jitu.Hafamira, Jawa Tengah
Yunus, A. 2013. Panduan Budidaya Kambing Etawa.Pustaka Baru Press, Yogyakarta
Williamson,
G. dan W. J. A. Payne. 1993. Pengantar
Peternakan di Daerah Tropis (Diterjemahkan oleh S.G.N.D. Darmadja). Edisi 1
Gadjah Mada University Press Yogyakarta
Terima kasih artikel nya min, Menambah wawasan pada manusia awam seperti saya ini..
BalasHapusSemoga sukses selalu bisnisnya :)
Klaim Promo Bonus 100% ! Anda bisa langsung mengklaimnya bila resmi terdaftar di Agen Linkaja88 !
Kunjungi » https://www.linkaja88.net/
Tersedia banyak permainan dengan berbagai provider yang sangat lengkap !
• SBOBET
• 368BET
• CBET
• BACCARAT
• JUDI DADU
• BLACKJACK
• ROULETTE
• SLOT ONLINE
• SV388
• S128
• TOGEL
• TEMBAK IKAN
Dapatkan secara Gratis Aplikasi Sabung Ayam S128
Klik Link Disamping » https://www.linkaja88.net/gratis-download-aplikasi-sabung-ayam-s128/
Kontak WhatsApp online 24 Jam : +62812-2222-995
Artikelnya mantap betul!, Jangan lupa berkunjung ke blog tentang dunia peternakan dan hobi di www.kanglalaw.web.id
BalasHapusinformasi yang sangat bermanfaat
BalasHapusBerbagai artikel tentang beternak sapi dan kambing
CV Bahagia Sukses Makmur adalah Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan sewa Tenda Roder / Hanggar serta tenda lainnya. Kami memproduksi tenda dengan ukuran standard ataupun custom untuk kebutuhan gudang, marketing, event, wedding (pernikahan), party, DLL.
BalasHapusTenda Roder Putih dan Tenda Transparan
Tenda Roder Putih
Salah satu yang cukup sering digunakan adalah tenda roder dengan penutup PVC putih, Jenis tenda ini menjadi pilihan bagi anda yang ingin mengadakan acara yang bersifat komersil atau lebih provasi.
Selain untuk event sendiri tenda ini juga sering digunakan sebagai tenda rumah sakit, tenda covid, tenda gudang tenda posko kemanan ataupun darurat.
Tenda Transparan
Tenda transparan ini dapat memberikan penerangan yang lebih maksimal dari pada tenda roder putih karena cahaya dapat masuk lebih banyak banyak ke dalam tenda ini. Tenda jenis ini memiliki kesan yang lebih arkistik dan elegan, sangat cocok untuk anda yang memimginkan tampilan cantik pada saat acara dilangsungkan.
Pada umumnya tenda ini sering digunakan untuk acara event, wedding (pernikahan), party, bazar, pameran, DLL
Spesifikasi
Spesifikasi Tenda Roder
1. Menggunakan PVC 850 blackout untuk atap nya, Dan bahan dindingnya ada 550, 410, 880 dan 850.
Bisa disesaikan dengan kebutuhan ataupun keinginan anda.
Blackouk sendiri tahan terhadap sinar UV matahari, Sehingga saat berada didalam tenda anda akan merasa nyaman.
2. Memiliki Ukuran yang besar
Kami memiliki beberapa ukuran bentangan yaotu 10 m, 15m dan 20 m dengan panjang kebelakang dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda.
3. Menggunakan rangka allumunium yang tahan terhadap karat.
4. Cocok digunakan untuk segala jenis acara
Spesifikasi rangka tenda Roder
1. Bentangan 10
memiliki tebal 65 x 100 x 4 mm
2. bentangan 15
memiliki tebal 85 x 120 x 4 mm
3. Bentangan 20
memiliki tebal 100 x 200 x 4 mm
*tingginya 3 m untuk bentangan 10 dan 15. Serta 4 m untuk bentangan 20.
Perusahaan kami telah berpengalaman dalam Membuat berbagai macam tenda. Silahkan hubungi 0811 1252 0824 RAHMA
Office: Ruko Cendana Raya No. 15A, Bencongan Indah, Karawaci, Tangerang.
SENIN - SABTU / 08.00 - 17.00
Anda juga dapat menghubungi kami di :
https://lnkd.in/eTPgh8XB
https://lnkd.in/dbuxz9zs
Twitter : @TangerangRoder
Instagram : @tendapameranjakarta
Instagram : @tendagudangjakarta
SHOPEE : @https:tendarodertangerang
TOKOPEDIA :@partisipameran23